NOVA.id - Menurut Sahabat NOVA seperti apa rasanya menjadi seorang perempuan sekaligus ibu yang mengurus anak-anaknya harus berhadapan dengan pekerjaan yang dianggap mengerikan bagi kebanyakan orang?
Cobalah untuk banyak mengobrol dengan sosok perempuan bernama lengkap Stepi Anriani ini.
Perempuan kelahiran Bogor, Jawa Barat ini akan dengan senang hati berbicara tentang dunia intelijen, terutama di Indonesia.
Seperti yang dilakukannya saat ketemu NOVA di rumahnya yang asri di Ciracas, Jakarta Timur.
Baca Juga : Tak Lagi Jadi Istri Sule si Komedian Kondang, Lina Terjerat Cinta Tukang Pijat!
Obrolan kami begitu hangat tentang dunia intelijen, termasuk tentang pengalaman pribadinya saat turun ke lapangan.
Harap maklum jika Stepi begitu fasih ngobrolin dunia intelijen, karena kariernya memang tak lepas dari bidang yang penuh rahasia itu.
Pernah menjadi staf khusus pejabat intelijen di lingkungan TNI (BAIS TNI), staf khusus Waka BIN, dosen Sekolah Manajemen dan Analisa Intelijen, peneliti, dan tentu saja penulis.
Terakhir, perempuan cantik berambut panjang ini menerbitkan buku Intelijen & Pilkada yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada tanggal 3 April 2018 lalu.
Baca Juga : Sebelum Dikeroyok Hingga Tewas, Unggahan Haringga The Jakmania Bak Firasat Kepergiannya!
Sekedar info, buku terbaru Stepi itu isinya tentang “pendekatan intelijen” untuk meraih kemenangan tanpa terjerumus ke dalam praktik politk uang.
“Sebenarnya setiap orang punya radar intelijen dalam diri masing-masing. Tapi memang harus diasah, misalnya dengan membaca buku atau sekolah,” kata Stepi saat menanggapi pujian tentang wawasannya mengenai dunia intelijen.
Harus diakui, memang cukup jarang perempuan muda punya wawasan yang begitu luas terhadap dunia intelijen.
Ketertarikan Stepi dengan dunia intelijen dimulai sejak dia masih duduk di bangku kuliah.
Baca Juga : 16 Tahun Berlalu, Begini Deretan Penampilan Oneng Dulu dan Sekarang!
Saat itu, mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran Bandung ini tertarik meneliti tentang pergerakan di Papua.
Uniknya, saat akan berangkat ke Papua, duitnya pas-pasan.
“Aku hanya punya uang Rp1,5 juta untuk tiket pergi ke Papua. Belum punya uang untuk beli tiket pulang. Namun, beberapa hari sebelum pulang, di depan tempatku menginap sedang ada acara seminar. Banyak pejabat pemerintahan di sana, kebetulan aku juga perlu keterangan mereka. Ujung-ujungnya malah ditawari pulang bareng ke Jakarta,”
kisah Stepi tersenyum.
Rupanya tak cuma itu Stepi merasa beruntung.
Baca Juga : Jadi Anggota Kerajaan, ke Toilet Saja Meghan Markle Harus Patuhi Aturan!
Saat dia tak punya uang untuk melanjutkan pendidikannya ke Program Ketahanan Nasional Universitas Indonesia, nasib baik datang dari naskah skripsinya yang diikutkan dalam sebuah lomba penulisan.
Tak disangka naskahnya itu memenangkan lomba.
“Hadiahnya Rp20 juta, langsung aku transfer ke UI,” tambah Stepi berbinar.
Berbagai keberuntungan yang dialaminya itu, tak membuat Stepi malas berusaha.
Baca Juga : Tingkah Lucu Pangeran Harry Saat Ketahuan Mengambil Makanan sebelum Waktunya
Justru sebaliknya, ibu dua anak bernama Farrel (12) dan Mutiara (18 bulan) ini makin giat belajar dan bekerja.
Bagi Stepi, setinggi apapun cita-cita, harus tetap dikejar.
Tak ada sesuatu yang tak mungkin.
“Ikuti saja hati kecil kalian, diiringi dengan kerja keras dan doa. Tidak ada yang tak mungkin,” kata Stepi
Baca Juga : Tak Henti Sumbangkan Emas, Spiderwoman Aries Susanti Kembali Menang dalam Turnamen di China
Dirinya pun juga bercerita sebagai istri sekaligus ibu dari anak-anaknya yang memiliki pengalaman kerja yang cukup banyak.
Termasuk profesinya sebagai penulis dari bermacam karya.
“Tak terbayang repotnya, punya anak kecil, sambil menulis buku, menyelesaikan studi S3, jadi ibu rumah tangga, dan dosen. Biasanya habis anak-anak tidur, tengah malam aku baru me time! Saat itu, aku buka laptop di pinggir kolam ikan di belakang rumah,” tambah Stepi.
Kesibukan dan kesuksesannya juga tak membuat Stepi cuek.
Baca Juga : Inilah Perempuan Pertama yang Tampil Sebagai Pembawa Berita di Arab Saudi
“Jika aku ada di rumah, apa yang bisa kulakukan, ya aku lakukan. Misalnya memandikan anak, menyuapi, memasak atau bersih-bersih. Keluarga nomor satu. Cara bagi waktunya, dengan membuat skala prioritas dan target harian.” kata Stepi.
Apakah fakta itu juga menjadikan Stepi sebagai perempuan mandiri?
"Perempuan mandiri itu adalah perempuan yang bisa berpikir luas, jauh ke depan, serta punya rencana dan berusaha mewujudkannya tanpa kenal lelah. Apalagi menyerah,” ungkapnya.
Baca Juga : Punya Tanda Segitiga di 5 Sisi Telapak Tangan Ini? Selamat Itu Tanda Keberuntungan!
Selain itu, perempuan yang dianggap mandiri juga tak harus diukur dari materi atau finansial.
Sebaliknya, dia harus mampu berinisiatif, melakukan beragam hal sendiri, tanpa menyandarkan bantuan kepada orang lain.(*)
(Muhamad Yunus)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR