NOVA.id - Pernahkah Sahabat NOVA merasa anaknya sering merasa sakit perut dan lama untuk sembuh?
Terkadang, kita masih menganggap enteng karena sakit perut memang penyakit umum dan bisa diderita siapa saja.
Biasanya, sakit perut juga memiliki penyebab tidak fatal. Masuk angin, salah makan, intoleransi susu, atau terlambat makan merupakan penyebab umum sakit perut yang kerap terjadi.
Namun, sakit perut juga bisa menjadi pertanda sakit serius, lho!
Baca Juga : Berusia 17 Tahun, Anak Natalie Sarah Ini Mirip Banget dengan Ibunya!
Seperti usus buntu, kolik, atau infeksi saluran kemih.
Jadi, penting bagi para orangtua agar lebih peka mengenali gejala sakit perut, sehingga bisa tepat menanganinya sebelum menjadi hal yang fatal!
Akan tetapi, memberikan pertolongan pertama pada kasus sakit perut anak juga tak bisa sembarangan.
Tetap dibutuhkan observasi dan petunjuk dari gejala lain yang menyertainya.
Baca Juga : Jadi Istri Sekretaris Menteri, Bella Saphira Tampil Berkelas Saat Hadiri HUT TNI
Spesialis anak dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara, Jakarta, dr. Nia Niasari, Sp.A menerangkan, sakit perut bisa dikenali dari gejala penyerta, usia anak, sampai gejala sakit perutnya itu sendiri.
Sakit perut, papar Nia, berdasarkan penyebabnya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga golongan, yaitu organik, disfungsional, dan psikogenik.
Masing-masing klasifikasi ini memiliki ciri sakit perut yang berbeda.
Selain itu, infeksi hati juga bisa menyebabkan sakit perut.
Baca Juga : Ulang Tahun ke-43, 10 Foto Masa Muda Kate Winslet Ini Bikin Pangling!
Tapi, rasa sakitnya dirasakan di perut bagian atas dan disertai mual.
Juga disertai gejala lain, misalnya mengalami sakit kuning (kadar bilirubin darah meningkat).
Bila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, akan teraba adanya pembekakan hati.
Sakit perut organik juga bisa disebabkan infeksi saluran kemih.
Baca Juga : Jadi Istri Pejabat, Deretan Gaya Bella Saphira Gunakan Kebaya, Cantik!
Rasa sakitnya terasa di sekitar pinggang kanan atau kiri, dapat juga di perut kanan bawah seperti usus buntu.
Ini dikarenakan posisi saluran kandung kemih berdekatan dengan usus buntu.
Khusus sakit perut akibat usus buntu, tidak tipikal terasa di perut kanan bawah, seperti seharusnya.
Terkadang sakit perut dirasakan di area pusar atau tengah perut disertai demam berhari-hari.
Baca Juga : Rudy Wowor Meninggal karena Kanker Prostat, Hati-Hati Bila Suami Cepat Lelah dan Alami Tanda Ini
Jika peradangan masih di dalam usus buntu, nyerinya tak akan terlokalisasi.
Biasanya hanya menimbulkan ketidaknyamanan di tengah perut.
Sedangkan bila peradangan sudah ke luar dinding organ usus buntu (mencapai selaput peritoneum parietal), baru akan menyebabkan sakit di perut kanan bawah.
Inilah mengapa usus buntu terkadang dianggap sakit perut biasa, karena sebab yang lain.
Baca Juga : Hindari Minuman Ini, Jika Tak Ingin Sakit Seperti Opie Kumis!
Untuk kasus usus buntu, Nia mengingatkan, agar para orangtua tak terlambat mengenali gejalanya.
Jika terlambat, usus buntu bisa pecah dan menyebarkan infeksi ke organ pencernaan lain, hingga bisa menyebabkan kematian.
Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan USG (ultrasonografi), rontgen foto abdomen, dan tes laboratorium dengan sampel urin. Sakit perut organik pada kasus tertentu juga bisa disebabkan penyakit lain, seperti pneumonia (radang paru).
Menurut Nia, ini karena saluran nafas dan organ di perut tersambung pada syaraf yang sama, sehingga bisa menyebabkan sakit perut.(*)
(Laili Damayanti)
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR