Padahal, susu sebetulnya hanya sebagai pelengkap.
Dalam 1000 cc susu hanya mengandung 0,5-2 mg zat besi. Sedangkan bayi 1 tahun saja butuh 6 g zat besi setiap hari.
Itulah mengapa sebaiknya orang tua tidak hanya mengandalkan susu untuk memenuhi kecukupan gizi anak.
Baca Juga : Pusing Bikin Adonan? Ini 4 Trik Cerdas Supaya Hasil Kue Terlihat Sempurna!
“Pada usia balita kebutuhan susu sekitar 500-600 cc per hari. Selebihnya, anak harus makan. Jadi, susu tidak dapat menggantikan makanan yg harus dikonsumsi anak,” tegas Prof. Rini.
Prof. Rini melanjutkan, biasanya kondisi picky eater disebabkan kurangnya variasi makanan anak.
Anak tidak boleh memilih makanan yang disukai, suasana di rumah tidak menyenangkan, kurang perhatian orang tua, atau contoh yang kurang baik dari orang tua.
Baca Juga : Jangan Anggap Sepele Ketika Anak Sakit Perut, Ini Bahaya yang Mengintai!
Psikolog anak Tari Sanjojo menyarankan orang tua untuk tidak panik menghadapi gejala picky eater, namun juga tidak boleh menganggap sepele gejala picky eater.
Picky eater bila tidak diatasi dengan tepat dapat menyebabkan anak menjadi malas makan dan pada kelanjutannya menyebabkan anak menjadi cepat lesu, tidak bersemangat, kurang konsentrasi, bahkan sakit.
Picky eater juga bisa menyebabkan anak terasingkan dari pergaulannya karena ia pilih-pilih makan.
“Pergaulan kan, sering melibatkan makanan atau aktivitas makan bersama. Kan sayang kalau anak susah makan nanti dia jadi malas bergaul dengan teman-temannya hanya karena tidak suka makanan yang disajikan,” ungkap Tari. (*)
Tentry Yudvi
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR