Ruang kerja sebagai public space akan lebih baik bila didekor secara rapi dan bersih dan merepresentasikan budaya, merek, dan nilai-nilai perusahaan.
Sementara ruang kerja yang sifatnya private space akan lebih baik bila didesain secara seimbang.
Antara area yang bisa diatur sesuai spirit dan karakter pekerja, dengan area yang memang menjadi bagian dari ciri khas perusahaan.
Jenis pekerjaan juga harus dipertimbangkan.
Baca Juga : Terlihat Sabar, Raffi Ahmad Ungkap Sifat Asli Nagita Tak Seperti di TV!
Kombinasi keduanya akan memperkuat nilai perusahaan, selain itu juga tetap mempertahankan ciri khas individual.
Menurut Andin, tak masalah ruang kerja didesain “berantakan” dan penuh barang, sejauh barang tersebut tertata dan ada ruang yang cukup untuk akses bekerja.
Namun, jika ruang kerja terlalu berantakan sampai tidak tahu letak suatu barang saat sedang mencarinya, maka ini perlu diperbaiki karena akan berpengaruh pada tingkat energi yang dimiliki.
“Lambat laun, ruang kerja yang tidak rapi, berantakan, dan tidak memenuhi kaidah kesehatan akan berdampak negatif. Secara tidak langsung, berdampak pada level energi yang menurun. Terutama, saat dalam tingkat stres kerja yang tinggi. Efek lebih lanjutnya adalah level energi yang terus turun membuat kinerja juga turun. Selanjutnya bisa dipastikan berdampak pada kualitas (kerja) dan karier,” ujar Andin.
Baca Juga : Jadi Diva Top Indonesia, Krisdayanti Terlihat Nyanyi di Panggung Kecil dan Sepi Penonton!
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR