Begini Fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Ada Surat dari Sarah!

Yashinta Mulya Sari - Rabu, 14 November 2018 | 12:51 WIB

Artem_Furman

Ilustrasi Pembunuhan

NOVA.id – Pembunuhan satu keluarga di Bekasi masih hangat diperbincangkan.

Satu keluarga tersebut ditemukan meninggal pada Selasa pagi (13/11) di rumahnya, Jalan Bojong Nangka II, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Saat ditemukan, Diperum Nainggolan (38) bersama sang istri Maya Boru Ambarita (37) berada di ruang televisi di rumahnya dalam keadaan tak bernyawa.

Sedangkan kedua anaknya, Saraha Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) juga ditemukan telah meninggal di kamar tidur mereka.

Diperum dan Maya merupakan pengelola kontrakan milik kakak kandung Diperum, yakni Douglas Nainggolan.

Kontrakan yang dikelolanya tersebut menyatu dengan bangunan rumah Diperum.

Tak hanya mengelola kontrakan, Diperum pun memiliki warung sembako di rumahnya.

Dirangkum dari Kompas.com, terdapat 5 fakta terkait kasus tewasnya keluarga Diperum.

1. Ditemukan tewas oleh penghuni

Peristiwa meninggalnya satu keluarga di Bekasi itu diketahui oleh salah satu penghuni kontrakan bernama Feby Lofa Rukiani.

Saat itu ia melihat gerbang kontrakan Diperum terbuka lebar pada Selasa (13/11) pukul 03.30.

Ia juga melihat, televisi di kamar korban masih menyala.

Feby coba memanggil dan menelepon korban namun tidak ada jawaban.

Feby juga curiga sebab korban belum bangun pada pukul 06.30, padahal korban biasa sudah membuka warungnya di jam itu.

Penasaran, ia membuka jendela rumah korban dan mendapati korban sudah tergeletak bersimbah darah.

Feby pun langsung memanggil warga untuk mengecek korban dan melaporkan kejadian tersebut ke pen gurus RT dan Polsek Pondok Gede.

Luka bekas benda tumpul dan senjata tajam

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto mengatakan pada korban Diperum dan Maya, terdapat luka akibat benda tumpul.

Sedangkan pada kedua anak korban tidak mengalami luka dan diduga meninggal akibat kehabisan oksigen.

“Ada luka benda tumpul dengan luka senjata tajam. Berbeda-beda yang suami dan istri (luka) pada leher, sedangkan anak-anak kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka,” kata Indarto.

Pihak kepolisian sendiri masih menyelidiki dengan mencari sidik jari, juga memeriksa sejumlah saksi termasuk kakak Diperum, Douglas Nainggolan.

Pihaknya pun menurunkan anjing pelacak untuk mencari jejak pelaku.

“Sementara ini semua motif sedang kami kaji, setelah ini kami akan konsolidasi. Sementara ini kami melihat kecenderungannya bukan ekonomi, tetapi semua motif masih kami buka peluangnya.”

Boneka bercak darah

Dalam olah TKP, polisi tidak menemukan barang-barang berharga yang hilang di rumah Diperum.

Uang dan kalung emas masih berada dirumahnya.

Dari sana, polisi mengamankan barang bukti berupa gunting, bantal berlumur darah, boneka bercak darah, dan pakaian korban.

Tim khusus

Untuk menyelidiki kasus ini, Polda Metro Jaya membentuk tim gabungan.

“Polda membentuk tim beserta Polres Bekasi Kota dan Polsek. Tim itu akan melakukan penyelidikan, kami mencari saksi-saksi dan motifnya apa,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.

Surat terakhir Sarah

Sarah, anak dari Diperum yang turut meninggal diketahui menulis surat yang ia berikan untuk ibunya Maya, sehari sebelum mereka ditemukan meninggal.

Surat tersebut lalu di unggah Maya melalui akun Facebook miliknya pada Senin (12/11) pukul 07.46.

“Dapat surat dari Boru Panggoaran masih kelas 3 SD, lucu juga ya senyum-senyum membacanya, asal lah ga Cuma tulisan doang hehehehe Tuhan memberkatimu ya Boru, jadi anak yang takut akan Tuhan,” tulis Maya pada unggahan foto surat dari Sarah di akun Facebook miliknya.

Berikut surat Sarah kepada Maya:

“Dari Sarah

Mama dan papa maafin kakak kakak sudah bikin mama dan papa marah. Kaka janji tidak akan akan melawan lagi. Kaka akan nurut sama mama dan papa, akan rajin berdoa menyembah membaca alkitab, enggak takut lagi sama setan. Kakak akan takut sama tuhan yesus. makasih mama dan papa sudah merawat kaka dari bayi, balita, anak-anak. Mama sudah capek masak buat kakak, papa kerja buat kakak.

Makasih mama dan papa.”(*)