Selain obat-obatan, orang yang sedang mengalami nyeri tentu akan melakukan berbagai usaha untuk mengurangi intensitas nyeri mereka. Kompres dingin dan hangat merupakan dua jenis metode yang mudah dan paling sering digunakan untuk meredakan keluhan tersebut.
Namun, tahukah Anda kapan saat yang tepat untuk menggunakan kompres hangat dan kapan saat yang tepat untuk menggunakan kompres dingin? Apa saja manfaat dari masing-masing metode kompres tersebut? Dalam keadaan apa saja kompres hangat tidak boleh digunakan?
Dalam kompres hangat, suhu hangat dapat memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah dan suplai oksigen dapat lebih mudah mencapai daerah yang sakit. Hal ini akan membantu relaksasi dari otot dan mengurangi nyeri.
Suhu yang hangat juga akan mengurangi kekakuan dan meningkatkan rentang gerak bagian tubuh yang nyeri.
Baca: Sebelum ke Dokter, Coba Atasi Demam dengan 6 Cara Gampang Berikut
Lalu kapan dan bagaimana cara melakukan kompres hangat?
Kompres hangat dapat diberikan melalui handuk yang telah direndam dalam air hangat, botol yang berisi air hangat, atau bantal pemanas yang khusus dirancang untuk mengompres.
Suhu yang digunakan untuk mengompres harus diperhatikan agar tidak terlalu panas. Suhu yang disarankan untuk kompres hangat adalah sekitar 40-50 derajat C. Biasakan untuk tidak megompres lebih dari 20 menit, kecuali jika dokter menyarankan demikian.
Pastikan pula Anda tidak langsung meletakkan sumber panas ke kulit karena dapat menyebabkan luka bakar atau iritasi.
Baca: Jangan Sembarang Mengoleskan Bawang Saat Anak Demam!
Kompres hangat biasa digunakan untuk meredakan nyeri otot atau sendi yang sudah berlangsung lama (kronik). Selain itu, kompres hangat juga merupakan metode yang tepat untuk menurunkan demam.
Pembuluh darah yang melebar akibat suhu hangat dapat membantu mempermudah pengeluaran panas dari tubuh. Walau digunakan untuk mengurangi nyeri, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa kompres hangat tidak dianjurkan digunakan pada luka yang baru atau kurang dari 48 jam karena akan memperburuk kondisi luka akibat penumpukan cairan pada lokasi yang cedera dan meningkatkan nyeri.
Kompres hangat juga tidak boleh digunakan pada luka terbuka dan luka yang masih terlihat bengkak.
Baca: Akhirnya, Vaksin Demam Berdarah Dengue Ada di Indonesia
Bagaimana dengan cara kerja kompres dingin?
Kompres dingin biasa dipakai pada daerah yang bengkak atau memar. Berkebalikan dengan kompres hangat, pada kompres dingin, suhu yang rendah dapat merangsang penyempitan diameter pembuluh darah dan memperlambat aliran darah yang menuju ke lokasi cedera.
Pada daerah yang cedera terjadi proses peradangan dan kerusakan pembuluh darah yang akan menyebabkan sel-sel darah keluar dari pembuluh darah dan menyebabkan kulit berwarna merah kebiruan.
Es atau air dingin dapat menurunkan jumlah darah yang keluar tersebut. Penurunan aliran darah ini akan menyebabkan berkurangnya zat-zat perangsang inflamasi yang bergerak menuju lokasi cedera sehingga dapat mengurangi bengkak dan nyeri.
Baca: Kantung Dingin Untuk Kompres
Kapan dan bagaimana cara melakukan kompres dingin?
Kompres dingin biasa digunakan dalam 24 hingga 48 jam setelah terjadinya cedera dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya inflamasi. Metode ini paling baik digunakan untuk cedera olahraga seperti terkilir, terbentur, atau memar.
Bungkus kompres terlebih dulu dengan handuk agar suhu dingin tidak menyentuh kulit secara langsung. Sama seperti pada kompres hangat, sebaiknya Anda tidak menempelkan kompres dingin lebih dari 20 menit. Angkat kompres setelah 20 menit, dan berikan jeda selama 10 menit sebelum kemudian mulai mengompres lagi.
Maka, kompres dingin dan kompres hangat memiliki manfaatnya masing-masing. Kompres dingin lebih cocok digunakan pada cedera yang sifatnya baru (antara 24-48 jam), sedangkan kompres hangat sangat berguna untuk meredakan nyeri yang sudah berlangsung lama (kronik). Walau berbeda manfaat, pada prinsipnya, cara mengaplikasikan kedua metode ini hampir sama.
Penting bagi Anda untuk menghindari suhu yang terlalu ekstrem (terlalu tinggi atau terlalu rendah), hindari juga kontak langsung antara kulit dan sumber panas atau suhu dingin. Terakhir, tentu saja bijaksanalah dalam memilih metode kompres yang tepat untuk kondisi Anda.
(sumber artikel: HelloSehat)
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR