Kerontokan rambut bukan lagi menjadi hal yang luar biasa. Gejala ini sering terjadi pada setiap orang.
Namun, pernahkah Anda melihat gejala kerontokan rambut yang hanya terjadi pada satu area? Hal ini sering dikenal orang dengan sebutan ‘pitak’.
Sebenarnya apa sebenanya penyebab utama pitak itu? Bisakah disembuhkan? Berikut ulasannya.
Istilah ‘pitak’ dalam dunia kedokteran dikenal sebagai penyakit bernama “alopecia areata”. Alopecia areata merujuk pada gejala kerontokan rambut yang terjadi hanya pada area tertentu. Biasanya bentuknya bulat seperti koin.
Gejala ini lebih sering ditemukan di area kepala, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada area tubuh yang lainnya.
Baca: Jenis Kerontokan Rambut yang Harus Diwaspadai
Lalu apa penyebabnya?
Gejala ‘pitak’ atau alopecia arearata disebabkan oleh kesalahan autoimun. Autoimun terjadi karena kesalahan sistem kekebalan tubuh yang menyerang bagian tubuh lainnya karena dianggap sebagai benda asing.
Dalam kasus ‘pitak’ kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, tempat dimana rambut pertama kali tumbuh. Akibatnya, area rambut mengalami peradangan ringan dan menyebabkan rambut menjadi lemah dan mudah rontok, sehingga muncul ‘pitak’.
Gejala ini bisa menyerang siapa saja, dari mulai anak-anak hingga dewasa. Namun, yang paling rentan terserang adalah seseorang dengan usia dibawah 20 tahun.
Baca: Artis-artis Perempuan Ini Tetap Percaya Diri Usai Botaki Kepala
Umumnya, gejala ‘pitak’ atau alopecia aerate disebabkan oleh beberapa faktor pemicu, diantaranya adalah virus, infeksi, obat-obatan, dan faktor keturunan.
Namun, Anda tidak perlu khawatir berlebihan, karena ternyata, gejala kerontokan ini tidak permanen. Rambut akan tumbuh kembali dalam rentang waktu satu hingga dua bulan, dengan warna dan tekstur yang sama.
Sebagai informasi, kerontokan rambut ‘pitak’ permanen hanya menyerang sebanyak 10 persen penduduk dunia yang memiliki beberapa riwayat kesehatan yang tidak baik. Seperti:
1. Keturunan yang berasal dari keluarga
2. Mengalami kerontokan rambut ‘pitak’ saat masih muda (sebelum pubertas) atau mengalami ‘pitak’ selama satu tahun (rambut tidak tumbuh dalam jangka waktu yang lama)
3. Memiliki riwayat penyakit autoimun yang lain.
4. Rentan terhadap alergi.
5. Mengalami gejala rambut rontok yang luas dibeberapa area.
6. Kuku kaki dan tangan abnormal (warna dan bentuknya berbeda dari yang lain)
Baca: Sindrom Trikotilomania Bikin Perempuan ini Nyaris Botak karena Merontokkan Rambutnya Sendiri
Hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan yang tepat untuk gejala alopecia areata. Namun, gejala ini dapat diobati dengan terapi imun khusus, untuk memperbaiki kesalahan autoimun.
Terapi yang dilakukan yakni dengan melakukan injeksi kortikosteroid ke dalam kulit rambut setiap empat sampai enam minggu. Bisa juga dengan menggunakan anthralin, yakni berupa salep yang bisa merangsang pertumbuhan rambut.
Laili Ira Maslakhah/Tabloid NOVA
Sumber: referensisehat.com dan webmd.com
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR