Setelah tinggal di kompleks tersebut, Jordan jarang kumpul dengan tetangganya. Pernah sekali ikut ronda bersama warga, tapi selanjutnya ia lebih suka memberi uang rokok. "Dua kali diadakan pertemuan RT, beliau juga tidak pernah datang," tambah Sis, begitu ia disapa.
Pekerjaan pria asal Flores yang konon masih ada hubungan dengan kerabat seorang jendral ini, juga tidak jelas. Tetangga tahu pria asal Flores ini suka memberi pinjaman utang. "Kalau pagi dia suka pergi. Mungkin menagih utang, siang sudah sampai rumah lagi."
Sifat yang tertutup ini membuat tetangga bingung ketika Jordan dan anaknya Edward ditemukan meninggal, Rabu lalu. Polisi juga sempat meraba-raba, siapa pelaku perbuatan sadis ini. "Beruntung akhirnya, pelaku bisa segera ditangkap polisi."
Sampai Kamis lalu, polisi berhasil menangkap empat pelaku. Dua diantaranya adalah yang mengeksekusi korban sementara yang lain adalah yang memberi order. "Rupanya si pemberi order itu punya utang pada korban. Nah ia yang minta kepada dua pelaku untuk membunuhnya," kata Sis yang juga diperiksa menjadi saksi atas kasus ini.
Dua pelaku adalah seorang pemulung yang tinggal di lapak di Tanah Putih yang jaraknya sekitar 5 km dari rumah korban. "Masing-masing pemberi order patungan Rp 1 juta uang . Uang itu diserahkan ke pembunuh," tambah Siswanto. Selain membunuh, dua pelaku juga membawa kabur sepeda motor, uang, dan perhiasan.
Krisna
KOMENTAR