Siswanto sempat curiga, ada kejadian apa di rumah tetangganya itu. Ia dan Benny sempat beberapa saat mengamati kondisi rumah Jordan. "Pintunya tertutup. Kondisinya tidak gaduh lagi. Kami memang agak curiga, tapi tak berani masuk."
Rupanya saat itu para pelaku tengah menghabisi Jordan dan Edward anaknya. "Ada untungnya saya tak masuk ke rumah Pak Edward. Kalau masuk pasti akan menjadi korban juga," jelas pria yang lahir di Purwodadi tapi besar di Lampung ini.
Sejak malam, Jordan memang kedatangan tamu. Bahkan menurut cerita Buluk, salah satu petugas keamanan di kompleks itu, sebelum menghabisi korban, para pelaku sempat membeli kopi. "Buluk juga sempat mengingatkan agar motor yang diparkir di jalan, dimasukkan ke teras saja."
Siswanto tek menyangka bakal terjadi pembunuhan sadis itu. "Sudah terbiasa rumah Pak Jordan kedatangan tamu. Mereka datang silih berganti. Saya tidak pernah tanya, apa kepentingan mereka datang. Tapi menurut cerita tetangga di sini, Pak Jordan sering meminjamkan uang ke mereka. Saya menduga mereka datang karena urusan pinjam-meminjam uang."
Siswanto baru tahu persis profesi Jordan ketika ada seorang ibu yang menitipkan uang angsuran pinjaman ke dia. "Kebetulan saat itu, Pak Jordan enggak ada di rumah. Dan ibu itu menitipkan uang Rp 150 ribu ke saya. Katanya uang itu untuk angsuran pinjaman."
Krisna
KOMENTAR