Oleh karenanya, mereka akan cenderung menunjukkan gejala depresi lebih sering dari pada kebanyakan orang yang punya sifat egois dan individualis.
Dr. Masahiko Haruno meneliti dan mencoba menilai apakah pola pemikiran seseorang yang dianggap ‘pro sosial’ bisa dikaitkan dengan gejala klinis drepresi jangka panjang seseorang.
Mereka memulai dengan memberi hampir 350 orang tes kepribadian untuk menentukan apakah mereka lebih ‘pro-sosia’ atau ‘individualis’.
Baca Juga : Sahabat Sebut Maia Estianty Tak Butuh Uang Lagi, Dul Langsung Angkat Bicara!
Peneliti memeriksa otak kedua kelompok tersebut dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI), untuk melihat area otak mana yang diaktifkan dalam menghadapi situasi tertentu.
Orang yang dinilai pro sosial, tercatat aktivitas otaknya menunjukkan pergerakan yang tinggi di area amigdala atau wilayah evolusioner otak yang terkait dengan stres.