Duh, Meski Cinta, Kenapa Seseorang Bisa Jenuh dengan Pasangan?

By Alfiyanita Nur Islami, Rabu, 19 Desember 2018 | 11:04 WIB
ilustrasi pasangan (Istock)

NOVA.id – Setiap orang pasti pernah merasakan cinta.

Teka-teki cinta menjadi momok yang tak bisa dihindari bagi sebagian orang.

Salah satunya, yakni soal jenuh pada pasangan.

Baca Juga : Jangan Salah! Ini Dia Cara Menggoreng Makanan yang Tepat Agar Tetap Sehat

Pernahkah Sahabat NOVA merasa jenuh dengan pasangan?

Jika pernah, lantas mengapa hal itu bisa terjadi, apakah itu tanda kita sudah tak cinta dengannya?

Baca Juga : Jalan Raya Gubeng Surabaya Ambles, Warga Dengar Gemuruh dan Ledakan Saat Kejadian

Seorang neurolog asal California, AS, Dr Fred Nour menjelaskan, jatuh cinta sebenarnya ialah proses sejumlah lapisan kimia pada otak manusia.

Menurutnya, saat bosan dalam hubungan itu merupakan hal yang wajar dan bukan berarti kita sudah tak mencintainya lagi.

Dr Fred menganalisis terkait sejarah cinta dan efek kimia pada tubuh manusia.

Baca Juga : Rumah Diteror dan Vila Kerampokan, Ruben Onsu Menangis Ungkap Jeritan Hatinya!

Ia berujar jika pusat cinta teretak pada otak manusia, bukan di hati.

Hal itu karena otak, ialah bagian tubuh yang bisa merilis hormon bahagia dan hormon positif.

Ada dua hormon yang berperan dalam perasaan cinta dan gejolak asmara.

Baca Juga : Ruben Onsu dapat Surat Ancaman, Polisi Ungkap Isi Suratnya yang Singkat Tapi Menohok!

Keduanya adalah hormon monoamines dan nonapeptides.

Hormon monoamines bentindak sebagai dopamine yang memberi efek semangat, bergairah, atau antusias ketika sedang jatuh cinta.

Hal ini biasa terjadi pada awal-awal jatuh cinta atau fase awal hubungan.

Baca Juga : Berita Terpopuler: Ramalan Bencana di Kota M Hingga Prosedur Permintaan Naik Gaji di Keluarga Nia Ramadhani

Namun seiring waktu, menurut penelitian, rasa cinta ternyata bisa menurun dan berkurang setelah dua tahun hubungan berjalan.

Tapi di sisi lain, hormon nonapeptides inilah yang membuat cinta menjadi sebuah kebutuhan untuk terus komitmen pada satu pasangan saja.

Dr Fred menjelaskan, adanya keintiman dan tawa menjadi obat paling ampuh untuk pasangan agar tidak bosan atau renggang setelah dua tahun berhubungan.

Baca Juga : Tak Perlu Jauh Keluar Negeri, 5 Kota Ini Menjadi Tempat Liburan Terpopuler di Tahun 2018

“Jatuh cinta itu akan menjadi sebuah kebiasaan. Kita akan bosan. Kondisi memang bergulir natural. Kita harus tetap bisa berusaha untuk mempertahankan hubungan,” jelasnya.

Tapi ada juga pasangan yang merasa bosan setelah dua tahun karena memang sudah tak ada kecocokan.

Baca Juga : Sedang Hamil? Coba Perhatikan Fakta dan Mitos Seputar Kehamilan Ini

“Setiap pasangan di dunia merasakan rasa bosan setelah dua tahun, penelitian telah mengujinya, kita perlu terus mengusahakannya,” pungkasnya.

Yuk Sahabat NOVA kita pupuk selalu rasa cinta kita pada pasangan ya.(*)