Tak Cuma Wajah, Miss V Juga Bisa Diremajakan Biar Awet Muda!

By Tentry Yudvi Dian Utami, Selasa, 22 Januari 2019 | 21:00 WIB
female hand holding object shape heart concept (alexkich)

NOVA.id – Merawat vagina zaman sekarang sudah semakin canggih, yang bisa membuat organ intim jadi awet muda.

Dari mulai laser hingga bedah sudah bisa kita ambil untuk meremajakan vagina, saat sebelum menikah.

Perawatan peremajaan vagina ini tak hanya sekadar memperbaiki jaringan, kelenturan dinding vagina, dan memperbaiki kulit labia saja, loh!

Baca Juga : Foto Keakrabannya Viral, Raline Shah Blak-blakan Ungkap Hubungannya dengan Suami Nikita Mirzani

Tapi juga mampu meningkatkan sensasi bercinta.

“Peremajaan vagina bukan hanya sekadar soal mencari kenikmatan seksual saja, tapi juga bertujuan untuk membantu meraih kematangan fisik sehingga pasien bisa semakin meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas hidupnya,” ujar dr. Ni Komang Yeni Dhanasari, SpOG dari BAMED Women’s Clinic.

Nah, peremajaan vagina ini bentuknya beragam loh, tapi semuanya sudah dipastikan aman untuk kita.

Yeni pun mau berbagi jenis-jenis perawatan peremajaan vagina yang bisa kita ambil, berikut ulasannya.

Baca Juga : Putri Chairul Tanjung Ungkap Kehidupan sang Ayah Sewaktu Muda Sebelum Jadi Pebisnis Terkaya di Indonesia

1. Prosedur non invasif

Prosedur non invasif adalah prosedur perawatan peremajaan vagina tanpa operasi.

Prosedur ini sifatnya tidak melukai permukaan kulit dan mukosa vagina.

Dalam prosedur perawatan ini tingkat kesulitannya lebih rendah serta dapat dilakukan secara sadar dan nyaman.

“Selama tindakan berlangsung, pasien akan merasakan kenaikan temperatur yang menimbulkan rasa hangat di daerah vagina maupun labia. Kenaikan temperatur tersebut dibutuhkan untuk memicu pengencangan yang dimaksud, durasinya sendiri hanya akan memakan waktu selama 20 menit,” ujar dr. Yeni.

Baca Juga : Pamer Geng Sosialitanya Bersama Marini Zumarnis, Tampilan Modis Bella Saphira Curi Perhatian!

Nah, enaknya setelah tindakan non-invasif dijalankan, pasien bisa langsung pulang dan beraktivitas seperti biasanya, seperti berolahraga.

Bahkan pasien pun dapat langsung berhubungan intim dengan pasangan.

Namun demikian, prosedur non-invasif sebaiknya tidak dilakukan saat masa premenstrual syndrome (PMS) sebab tubuh biasanya akan lebih sensitif.

Baca Juga : Waspada, 7 Tanda Sederhana Ini Merupakan Gejala dari Tumor Otak!

Sehingga treatment ini akan terasa kurang nyaman dilakukan.

Dan penting juga diketahui bahwa prosedur ini bersifat sementara sehingga bisa dilakukan proses touch up secara berkala, yaitu antara 6 sampai 24 bulan tergantung kebutuhan.

Selain itu, peremajaan vagina secara non-invasif juga menggunakan prinsip yang sama dengan teknologi radio frequency anti-aging pada wajah untuk jenis perawatan seperti labia remodeling, labia majora tightening, labia majora brightening serta vaginal tightening atau pengencangan vagina.

Baca Juga : Tak Mau Dikira Lebam Gunakan Eyeshadow Biru, Yuk Ikuti Tips Ini!

2. Prosedur semi-invasif

Salah satu prosedur semi invasif yakni perawatan vagina dengan nama labia mayora augmentation dan injeksi G-spot.

Labia mayora augmentation yaitu prosedur untuk menambah volume pada bagian bibir vagina labia luar, tindakan ini dapat dilakukan baik dengan platelet rich plasma (PRP) atau filler sehingga tampilan vagina lebih berisi dan kencang.

Sedangkan injeksi G-spot merupakan tindakan untuk meningkatkan orgasme dengan cara menginjeksikan PRP pada area sensitif tersebut.

Baca Juga : Kate Middleton Sempat Ragu Pada Hubungannya Karena Lihat Kedekatan Pangeran William dengan Perempuan Ini

PRP sendiri adalah serum yang dihasilkan dari darah pasien yang sudah melewati proses sentrifugasi.

Nah, karena lebih kompleks, maka dalam prosedur semi infasif ada beberapa kriteria dan syarat yang harus di penuhi sebelum tindakan dapat dilakukan.

“Kriteria atau syarat melakukan terapi diantaranya perempuan yang mengalami masalah elastisitas vagina yang mulai berkurang (vaginal laxity), kering atau infeksi berulang dan stress urinary incotinence (SUI), serta perempuan yang menginginkan solusi masalah kesehatan kewanitaan tanpa operasi.”  ungkap dr. Yeni.

3. Prosedur Invasif

Prosedur invasif adalah prosedur dengan teknik bedah.

Nah, persiapan peremajaan vagina dengan metode bedah ini sama dengan persiapan operasi secara umum.

Ada pemeriksaan dan konsultasi lengkap dengan dokter yang akan melakukan tindakan.

Baca Juga : Kate Middleton Sempat Ragu Pada Hubungannya Karena Lihat Kedekatan Pangeran William dengan Perempuan Ini

Berbeda dengan teknik non invasif yang dapat dengan cepat pulih dan diizinkan untuk kembali beraktivitas, dalam prosedur invasive.

Setelahnya pasien biasanya harus menyediakan jeda setidaknya enam hingga delapan minggu untuk bisa kembali berhubungan secara intim serta olahraga.

Tertarik? (*)

Maria Ermilinda Hayon