Menelisik Kisah Perjuangan Kopassus, Kopaska dan Denjaka Lepas dari Perompak Somalia

By Tentry Yudvi Dian Utami, Selasa, 23 April 2019 | 09:00 WIB
Menelisik Kisah Perjuangan Kopassus, Kopaska dan Denjaka Lepas dari Perompak Somalia (Intisari.grid.id)

NOVA.id - Sebagai kawasan miskin di dunia, Somalia memang terkenal dengan kekejian para perompaknya. 

Terlebih, saat ada kapal kargo atau wisata yang melintas di perairan Somalia, para perompak tersebut pun secara berani bisa menodong kita. 

Dan, itu pun sudah dialami oleh Kopassus, Kopaska, dan Denjaka.

Baca Juga : Mengenal Anna Mariana, Pejuang di Balik Sahnya Hari Tenun Nasional

Salah satunya adalah peristiwa yang terjadi pada 16 Maret 2011.

Pada saat itu, tim gabungan pasukan elite TNI AD dan TNI AL, yaitu Kopassus, Kopaska, dan Denjaka, dikirim untuk menyelesaikan pembajakan kapal Indonesia.

Sebuah kapal kargo Indonesia yang sedang melewati perairan Laut Arab, diserbu perompak Somalia.

Baca Juga : Rasakan Sensasi Baru Naik Wahana Malam di Dufan @Night

Perompak Somalia merupakan satu di antara pembajak di laut yang terganas di dunia.

Peristiwa pembajakan itu disebut-sebut mirip film Captain Phillips

Film yang menceritakan kisah nyata pembajakan kapal itu dibintangi Tom Hanks.

Baca Juga : Guru Spiritual Sebut Maia Estianty Harus Sabar Hadapi Irwan Mussry! Kenapa?

Film ini mengisahkan Kapten Richard Phillips dan 20 orang anak buah bapal (ABK), dalam Kapal Maersk Alabama.

Kapal ini diikuti dua kapal kecil perompak yang kemudian melakukan penyanderaan.

Kapten Phillips berusaha mempertahankan kapal, sembari meminta bantuan Angkatan Laut datang.

Baca Juga : Nikahi Janda 17 Tahun Lebih Tua, Ajun Perwira Bagikan Momen Romantis Lamarannya

Peristiwa 2011

Pada 2011, Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak di perairan Somalia.

Pemerintah RI mengirim pasukan elite TNI untuk pembebasan sandera dan kapal.

Denjaka, Kopaska, dan Kopassus diberangkatkan.

Detasemen Jala Mangkara atau Denjaka merupakan pasukan elite TNI AL yang personelnya berkualifikasi tinggi.

Markas Komando Korps Marinir menerbitkan buku tentang keberhasilan pembebasan sandera Kapal MV Sinar Kudus.

Baca Juga : Adu Gaya Syahrini vs Kim Kardashian Pakai Heels Kembaran, Siapa Lebih Kece?

Buku setebal 184 halaman itu membeberkan lengkap, bagaimana rapat-rapat dijalankan, latihan, hingga keputusan diambil Komandan Satgas Merah Putih, Mayjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin, untuk menyergap perompak.

Saat itu, Kapal MV Sinar Kudus seberat 8.911 ton yang bermuatan ferro nikel, berlayar dari Sulawesi menuju Rotterdam, Belanda, dibajak.

Kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudra Indonesia (Persero) dibajak Perompak Somalia pada 16 Maret 2011.

Kapal itu membawa 20 anak buah kapal (ABK).

Pembajakan terjadi saat MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia, tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman.

Baca Juga : Dilaporkan ke Polisi Atas Pencemaran Nama Baik, Erin Pilih Tutup Kolom Komentar dan Andre Taulany Unggah Ucapan Maaf

Presiden SBY meminta agar segera mengambil langkah untuk melindungi WNI yang disandera dan membebaskan MV Sinar Kudus melalui berbagai opsi.

Saat itu dibentuklah Satgas Merah Putih.

Satuan tugas militer ini untuk menyelamatkan awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak, secara militer.

Satgas melibatkan dua kapal fregat, yaitu KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter “Sea Riders” dan LCVP.

Baca Juga : Dalam Sehari, Sri Lanka Diteror 8 Ledakan Bom yang Serang Gereja dan Hotel

Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus (Satuan 81/Penanggulangan Teror), Korps Marinir Denjaka dan Kopaska.

Tugas pokok dari Satgas Merah Putih adalah menyelamatkan 20 WNI, membawa kembali atau membebaskan kapal Sinar Kudus, bebas ke Indonesia atau melanjutkan pelayaran ke Eropa seperti rencana sebelum dibajak, dengan pengawalan TNI.

Baca Juga : Wisata Pintar dengan One-stop Edutainment di Ocean Park Hong Kong

Antara negoisasi dan serangan

Pada 23 Maret 2011, melalui surat perintah Panglima TNI saat itu, Laksamana Mar Agus Suhartono, strategi diatur.

Helikopter Bolkow yang berpangkalan di KRI Yos Sudarso melakukan pengintaian pada 4 April 2011.

Sempat tercetus untuk melakukan operasi pada malam hari dengan memanfaatkan kegelapan malam.

Baca Juga : Bedanya Kondisi Caleg Stres Usai Gagal Pemilu 2019 dari 2009 dan 2014

Namun, keberhasilan fifty-fifty karena lokasi para ABK belum diketahui.

Satgas Muhibah yang melakukan pengintaian terus memberi laporan perkembangan.

Selain penyiapan operasi militer, pihak PT Samudera Indonesia juga melakukan negosiasi dengan para perompak, mengingat keselamatan ABK harus diutamakan.

Akhirnya, pada 30 April, PT Samudera Indonesia melakukan pembayaran kepada para perompak.

Baca Juga : Ekspresi Kocak Kaesang Pangarep Tertangkap Kamera, Gibran Sebut Adiknya bak Orang Kampung!

Namun, di tengah waktu itu, para perompak terjadi perselisihan.

Pembebasan kapal dan ABK menjadi kian tak pasti.

Ada kemungkinan setelah dibebaskan akan ada kelompok perompak lain yang menyandera.

Saat itu, pasukan Denjaka (Detasemen Jalamangkara) segera mengejar para perompak yang turun dari MV Sinar Kudus, sekaligus mencegah pembajakan ulang.

Baca Juga : Wisata Pintar dengan One-stop Edutainment di Ocean Park Hong Kong

Sejumlah perahu milik perompak dikejar dan ditenggelamkan. Para perompak juga dihabisi.

Satgas Merah Putih melakukan operasi militer dan melakukan pengejaran hingga ke garis pantai Somalia, setelah para sandera dibebaskan.

Atas keberhasilannya membebaskan seluruh ABK, Kolonel Laut (Pelaut) Achmad Taufiqoerrochman diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Laksamana Pertama TNI.

Salut ya!(*)

Artikel ini telah tayang di laman intisari.grid.id dengan judul Ketika Perompak Somalia Sandra Kapal Indonesia, Gabungan Kopassus, Kopaska dan Denjaka Ini Langsung Menghabisinya