Tanya Jawab Psikologi NOVA: Suamiku Tak Bisa Ereksi Tapi Tukang Selingkuh

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Senin, 29 April 2019 | 21:00 WIB
Tanya Jawab Psikologi NOVA: Suamiku Tak Bisa Ereksi Tapi Tukang Selingkuh (iStock)

 

Seumpama hubungan Anda berdua tak membuahkan sebuah kebaikan, kenyataannya tentu tidak demikian, ya, Jeng Luki, buktinya, sebuah rumah terbeli?

Ada baiknya, Anda melakukan introspeksi diri, mengapa komunikasi yang terjalin kurang membuahkan perkembangan kedekatan yang lebih positif? Manusia memang selalu berubah, akan tetapi karena namanya perkawinan, ya, seyogianya berkembang bersama sehingga ada perubahan pada keduanya, makin lama makin saling melengkapi, layaknya sebuah TIM, kekurangan suami diisi oleh kelebihan istri, demikian pula sebaliknya.

Makin lama waktu bergulir—ditambah hadirnya anak angkat—rasanya Anda perlu makin memberanikan diri untuk bicara dari hati ke hati dengan suami, apakah visi Anda tentang hidup dan perkawinan memang bisa sejalan dengannya? Bila dia ingin tua bersama Anda, bagaimana dia meletakkan hobi selingkuhnya?

Bila yang ini pun Anda tak punya titik temu dengannya, bukankah Anda dan dia tak ubahnya rel kereta api? Berdampingan terus, dekat, tapi tak pernah bersinggungan, padahal jalinan cinta dan kasih sayang dari waktu ke waktu perlu lebur jadi satu lalu merenggang lagi, untuk mengaktualisasi potensi diri yang ada, dan begitu seterusnya.

Bagaimana kalau setelah semua upaya dilakukan, suami tetap tampak tak punya niat untuk membangun rumah tangga harmonis yang bisa membuat Anda bahagia?

Baca Juga : Sah! Fadel Islami Beri Mahar Emas dan Berlian, Muzdalifah Nikah untuk Keempat Kalinya

Umur Anda masih muda, sehingga Anda pasti punya peluang untuk membangun rumah tangga dengan lelaki lain yang lebih sehat cara berpikirnya, dewasa, dan secara seksual, mampu pula memenuhi kebutuhan biologis Anda, salah rasanya kalau Anda membuat keputusan untuk diam saja dan menerima semua kenyataan tentang suami sebagai bagian dari takdir, hidup perlu diperjuangkan sayangku, demikian pula kebahagiaan diri kita, tak ada orang yang boleh merampas peluang kita untuk bahagia, sekalipun itu suami sendiri.

Jadi, Andalah yang harus membuat pilihan hidup untuk masa depan Anda, bila Anda mau terus jadi istrinya, ajaklah berobat, karena ia berkewajiban memberi Anda kepuasan kebutuhan biologis, bersikaplah terbuka tentang uang, serta berhenti selingkuh.

Adakah Anda lihat peluangnya untuk ini? Bila tidak, opsi kedua adalah bercerai, berinisiatiflah untuk mengurusnya kalau suami enggan, mudah-mudahan Anda tidak ragu ketika kemudian diintimidasi untuk mengurungkan niat, kalau pengacara terlalu mahal, cari buku tentang UU perkawinan dan pelajari kasus Anda memenuhi tuntutan cerai di pasal berapa, ayat berapa.

Mudah-mudahan ketika Anda lebih paham, maka Anda tak khawatir kalau harus mengurus perceraian, silahkan tentukan pilihan hidup Anda, ya, Jeng, ingat, waktu bergulir terus dan kita makin menjadi tua, bukannya tetap muda, enerjik, dan cantik.Salam sayang. (*)