Umumnya para janda akan sering bicara soal perasaan ditinggalkan, tapi para duda cenderung mengalami kehilangan layaknya “pemotongan”.
Seakan-akan mereka kehilangan sesuatu yang mengatur dan menyatukan dirinya.
Harvard Bereavement Study (studi kedukaan yang dilakukan Harvard) melakukan investigasi di akhir tahun ’60-an soal duka karena kehilangan pasangan.
Dari investigasi tersebut ditemukan bahwa para duda melihat kematian istri sebagai tragedi dari berbagai sisi.
Baca Juga: Rasyid Rajasa Ungkap Kepedihan Hatinya Setelah 1 Tahun Ditinggal Sang Istri
Sebab mereka kehilangan sosok yang memberikan rasa proteksi, dukungan, dan kenyamanan.
Para peneliti mencatat bahwa para pria dalam studi ini amat mengandalkan para istri untuk mengelola kehidupan domestik mereka, mulai dari tugas-tugas rumah tangga sampai membesarkan anak.
Duka para pria seperti campuran yang menggumpal, jelas Dr. Michael Caserta, ketua Center for Healthy Aging di Universitas Utah, Amerika Serikat saat dihubungi The New York Times via email.
Sedih ini “menggumpal” karena selain kehilangan orang yang paling disayang, mereka juga tidak bisa menyatakan perasaan sedih yang mendalam itu.
Lalu, bagaimana soal kemampuan laki-laki untuk move on?