NOVA.id - Belum lama ini, ramai-ramai orang membicarakan soal kebiasaan tidur penyanyi kondang Tanah Air, Andien Aisyah.
Andien sempat mengunggah kebiasaan barunya saat tidur yang tak biasa, yakni dengan memplester mulutnya.
Bukan cuma Andine yang mempraktikkan cara tidur model baru ini, tapi juga suami dan anaknya.
Baca Juga: Suka dengan Tas Branded, Ini Alasan Ayu Dewi Koleksi Barang Mahal
Metode ini dipercaya bisa membuat tidur lebih nyenyak dan bangun dengan lebih segar.
Nah, menariknya, setelah hal ini mencuat dan menjadi perbincangan hangat, banyak orang yang juga mengikuti metode tidur yang dilakukan oleh Andien ini.
Tapi, apakah benar-benar bisa membuat sehat dan tidur jadi berkualitas?
Ini penjelasan dr. Andreas Prasadja, RSPGT., dari Snoring & Sleep Disorder Clinic, RS Mitra Kemayoran, Jakarta.
Baca Juga: Tabloid NOVA Terbaru: Ternyata Sandra Dewi Sering Tidak Percaya Diri
Apakah benar memplester mulut saat tidur mempercepat fase deep sleep serta lebih segar dan sehat saat bangun karena “memaksa” tubuh bernapas lewat hidung?
Bisa benar, bisa tidak.
Silakan coba saja.
Kalau bangun jadi segar, siang juga tetap segar, enggak ngantuk, ya, syukur.
Tapi, kalau bangun pagi masih kurang segar dan di siang cenderung mengantuk, ya, diperiksakan ke dokter.
Baca Juga: Genophobia, Ini 4 Cara Jitu Mengatasi Ketakutan Berhubungan Seks!
Kan, in their campaign adalah dengan mulut diplester maka bangunnya segar, sampai siang pun tetap segar.
You don’t know sleep quality, karena sleep quality harus diukur dari gelombang otak.
Ya, simpel-simpel aja, kalau masih ngantuk, there’s something wrong with you.
Sebaiknya menggunakan plester yang seperti apa, sih?
Pakai apa saja boleh.
Ya, sekarang coba bayangin kalau pakai selotip, saat dibuka, sakit, kan.
Belum lagi sirkulasinya enggak bagus. Nah, kalau micropore itu ada pori-porinya, lebih baguslah kualitasnya.
(Micropore adalah jenis plester yang berbahan dasar kertas, tidak mengandung lateks dan bersifat hypoallergenic. Lebih lembut di kulit dan meminimalkan iritasi saat dilepas. Biasanya plester jenis ini digunakan untuk menutup luka.)
Jika kita memiliki gangguan di hidung, seperti hidung mampet, terdapat polip hingga sinus, apakah tetap disarankan menggunakan cara ini?
Ada yang mampetnya karena cuman air mata, itu sih enggak apa-apa.
Tapi, kalau mampet karena anatominya mampet, ya, susah.
Jadi, kalau ada polip dan sinus, tidak disarankan.
Baca Juga: Ekspresikan Cinta dengan Kegiatan Positif, CIMB Niaga Adakan Acara The Color Run di Jakarta!
Mau napas dari mana?
Hidung mampet, mulut diplester, ya enggak bisa napas.
Jadi, enggak usah dipaksain.
Baca Juga: Keluar dari Tahanan, Penampilan Mandala Abadi Shoji Kini Terlihat Jauh Berbeda
Apakah memplester mulut saat tidur aman untuk anak-anak?
Sebenarnya respon anak untuk bangun itu tidak sekuat orang dewasa.
Jadi, kalau anak-anak balita jangan, deh.
Karena kalau hidungnya mampet, lalu mulut diplester, takutnya enggak bisa napas.
Kalau orang dewasa hidungnya mampet, mulutnya diplester, akan tetap terbangun, lalu melepas plester, dan langsung tidur kembali.
Kalau anak-anak, respon untuk bangunnya lama.
Jadi kalau untuk anak-anak, sebaiknya dilakukan kalau kondisi hidungnya benar-benar baik.
Boleh, asal napas di hidungnya lancar.
Lebih ke warning saja.
Baca Juga: Salmafina Sunan Mengaku Bohongi Satu Indonesia Soal Taaruf: Aku dan Taqy Malik Sebenarnya Pacaran
Gejala penyakit tidur apa yang bisa dibantu dengan memplester mulut?
Hypersomnia, yakni saat tidur merasa kualitas tidurnya kurang karena saat bangun itu enggak segar, siang mengantuk.
Padahal, waktu tidurnya pulas-pulas saja.
Cuma waktu bangun merasa tidak segar, siang mengantuk.
Hypersomnia itu merujuk pada beberapa penyakit tidur, sleep act-nya ada banyak.
Kalau soal mulut ditutup, diplester, mungkin berkaitan dengan yang sleep act-nya yang mendengkur.
Apakah bisa jadi metode untuk menghilangkan dengkuran?
Iya, bisa jadi salah satu metode.
Jadi, kalau kita beruntung, ya, bagus.
Ini untuk mendengkur yang cuma suara saja, yang tidak ada gangguan pernapasan, bener-bener yang ringan banget.
Baca Juga: Ucapan Belangsungkawa untuk Mbah Moen, dari Jokowi Hingga Teuku Wisnu
Lantas, bagaimana dengan dengkuran yang berat?
Enggak ada efeknya, tetap saja.
Makannya, mendengkur is not simple as that.
Mendengkur itu penyebabnya banyak, variasinya banyak.
Enggak semua general mendengkur bisa teratasi.
Kalau masih yang ringan-ringan, cuman suara saja, enggak ada gangguan napas, ya, diplester masih enak.
Tapi, kalau yang sudah parah, ada berhenti napas, ya, percuma, enggak ada pengaruhnya, harus diperiksakan.(*)