Demi dapur yang harus terus ngebul, Salas pun terpaksa terbang ke Korea, bekerja sebagai TKI, selama 18 bulan.
“Kejadiannya sudah lama (tahun 1992-1995). Lebih menyiksa lagi karena dulu saya diam dan belum ada Undang-Undang KDRT.
"Tapi diam itu karena aku bingung. Enggak melawan saja hampir mati, bagaimana melawan?” cerita Salas dengan suara bergetar.
Baca Juga: Dulu Sempat Alami KDRT, Wulan Guritno Banting Tulang Biayai Sekolah Anak ke Luar Negeri
Kisah lain juga datang dari Rose (bukan nama sebenarnya).
Dua puluh delapan tahun usianya, muda, tapi sudah menjanda akibat KDRT yang menimpa.
Konon, Rose jadi sasaran makian dan tinju karena si mantan suami merasa terancam kalau melihat istri yang gajinya lebih besar, otaknya lebih pintar.
Untunglah, setelah menahan derita sekian lama, ia akhirnya keluar dari masa bungkam.
Baca Juga: Perempuan Berhak Dapat Gaji Tinggi, Ini 3 Cara Ampuh Negosiasi Gaji!
Ia melawan. Ia bicara.
“Yang membuat aku benar-benar melawan secara fisik waktu itu, karena aku adalah perempuan yang melahirkan keturunan dia dan enggak pantas diinjak-injak atau mendapat segala bentuk kekerasan, baik verbal atau fisik," kisah Rose.
"Jujur, aku sendiri pun jadi trauma. Makanya, aku berusaha waras. Aku jenuh juga karena sudah bertahun-tahun.
"Walaupun bukan selalu fisik, lisan yang kasar itu juga termasuk kekerasan, kan?” aku Rose.