Membuka kisah, Pak Iber bercerita lebih dahulu tentang eratnya hubungan masyarakat Dayak dengan hutan.
"Orang dayak itu dalam satu kampung punya hutan adat yang tidak jauh dari kampungnya. Hutan adat ini disebut pahewan. Di sana sedikit angker karena hutan besar.
"Ada mitos, ada sebuah kepercayaan, di sana ada leluhur. Orang kampung yang mau pergi jauh, dia harus pergi ke hutan dulu. Izin bahwa aku akan pergi ke sana (merantau) semoga aku selamat dan kembali ke kampung lagi," ujar Pak Iber pada Jumat, (06/09).
Baca Juga: Melanie Subono Ditolak Ibu-Ibu Saat Bagikan Makanan di Acara 7 Hari BJ Habibie, Kenapa?
Tak hanya itu, Pak Iber juga bercerita bagaimana anak cucunya kini tak mengenal hutan dan ini yang membuatnya sedih.
"Hutan itu dijaga. Flora dan faunanya tak boleh diganggu kecuali hewan yang keluar dari hutan dan populasinya banyak, bisa diambil oleh masyarakat. Tradisi orang dayak dulu. Sehingga dari awal, kehidupan orang dayak itu tidak jauh dari hutan.
"Masyarakat dayak terganggu karena merasa hutan habis. Sampai sekarang, cucu kita sudah tidak kenal dengan hutan, berarti terpisah dari alam, dari leluhur.