"Sehingga kita berjuang dari tahun 96 sampai sekarang untuk mempertahankan hutan yang bisa kita pertahankan. Supaya benar-benar ada hutan yang dititipkan untuk anak cucu kita nanti," lanjut Pak Iber.
Asa dalam diri pun tak padam. Melalui film Bara (The Flame), sebuah film dokumenter yang terpilih untuk masuk Good Pitch Indonesia, cerita tentang Pak Iber Djamal diangkat untuk memperlihatkan ke khalayak luas bagaimana perjuangan Pak Iber yang merepresentasikan masyarakat Dayak untuk memperoleh hutannya kembali.
Arfan Sabran, sutradara film Bara menceritakan tentang dokumenternya tersebut.
"Bara mengangkat soal apa film bara itu sebenarnya kan bercerita tentang personal story Pak Iber Djamal dan keluarga.
"Di situ kita punya 3 karakter, Pak Iber sendiri yang masih berjuang untuk melindungi hutan-hutannya sementara pak Iber punya anak, representatif kita sekarang, fokus mencari membuka bisnis baru, mencari penghasilan lain dari hutan seperti bisnis isi ulang air galon.
"Dan karakter yang ke-3 itu adalah cucu pak Iber yang berusia 5 tahun, namanya Ucu yang mempertanyakan semua yang hilang tentang hutan, representatif dari generasi masa depan kita," ujar Arfan Sabran yang ditemui Tim NOVA.id di kawasan Jakarta Pusat.