YCAB Foundation Berkolaborasi dengan Mastercard Melucurkan Program Girls4Tech: Pelatihan STEM kepada 60 Ribu Anak dan Remaja Perempuan Prasejahtera di Indonesia

By Widyastuti, Senin, 16 Desember 2019 | 16:38 WIB
YCAB Foundation Berkolaborasi dengan Mastercard Melucurkan Program Girls4Tech: Pelatihan STEM kepada 60 Ribu Anak dan Remaja Perempuan Prasejahtera di Indonesia ()

NOVA.id - Sampai saat ini ketidaksetaraan gender tetap menjadi masalah umum yang harus segera ditangani di Indonesia.

Membatasi investasi dan peluang bagi anak perempuan dan perempuan untuk mencapai kesuksesan berarti Indonesia kehilangan setengah dari kekayaan dan potensi sumber daya manusianya.

Inilah yang menyebabkan pendidikan dan kesetaraan gender merupakan bagian integral dari Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Baca Juga: Gelar Pesta Ultah Arsy di Candi Prambanan, Penampilan Ashanty yang Tengah Sakit Langsung Curi Perhatian

Pengetahuan sains, teknologi, dan matematika (STEM) menjadi dasar untuk mendapatkan peluang masuk dalam lapangan pekerjaan industri teknologi yang memiliki penghasilan tinggi.

Ketika anak perempuan memiliki peluang untuk belajar tentang STEM, maka berarti membuka prospek ekonomi yang lebih baik bagi mereka dan keluarganya.

Sebagai bangsa yang tengah memasuki era Revolusi Industri 4.0, semakin penting untuk menutup kesenjangan gender di segala usia di Indonesia, termasuk di tahun-tahun awal pendidikan.

Baca Juga: 7 Kebiasaan yang Dilakukan saat Perempuan Hamil Ini Dinilai Bisa Mempengaruhi Janin yang Dikandungnya

Untuk membantu mengurangi kesenjangan gender, Mastercard telah berupaya memupuk potensi anak perempuan yang memiliki ketertarikan terhadap teknologi melalui platform pendidikan bernama Girls4Tech.

Yayasan YCAB (Yayasan Cinta Anak Bangsa) dengan bangga mengumumkan menjadi mitra Mastercard untuk mengimplementasikan program ini di Indonesia dalam acara peluncuran Mastercard Academy 2.0 (09/2019) lalu di Jakarta.

YCAB Foundation akan menjadi mitra terdepan, yang mengimplementasikan Girls4Tech, yang merupakan salah satu pilar dalam Mastercard Academy 2.0.

Penerima manfaat utama adalah anak-anak dan remaja perempuan dari kalangan prasejahtera di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

YCAB Foundation akan bekerja dengan Kementerian Pendidikan, Pemerintah Negara Bagian, dan administrator sekolah untuk memperkenalkan kurikulum Girls4Tech kepada anak perempuan berusia antara 8-15 tahun.

Baca Juga: Vanessa Angel Menikah Tanpa Sepengetahuan Sang Ayah, Ibu Sambung Ikut Bicara: Semoga Bukan Settingan!

Selama tiga tahun ke depan, YCAB Foundation akan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Daerah dan sekolah untuk memberikan keterampilan teknologi kepada 60.000 anak perempuan yang kemudian berdampak secara tidak langsung pada 240.000 guru, orang tua, dan saudara kandung.

Girls4Tech yang diprakarsai Mastercard pada tahun 2014 telah menjangkau lebih dari 430.000 anak perempuan (usia 8-12 tahun) di 28 negara.

Girls4Tech menggabungkan keahlian Mastercard di bidang teknologi pembayaran dan menawarkan pengembangan keterampilan dalam algoritma, enkripsi, analisis data, kriptologi, dan rekayasa jaringan.

 

 

"Kami sangat antusias dapat berkolaborasi dengan Mastercard dalam program Girls4Tech. Pekerjaan terkait STEM telah meningkat tiga kali lipat dari tingkat pekerjaan non-STEM dengan lebih dari 2,4 juta pekerjaan STEM tidak terisi pada tahun 2018," ungkap Veronica Colondam, CEO dan pendiri YCAB Foundation.

"Sebagai sebuah kelompok, pekerja berpendidikan STEM, memiliki daya tarik yang lebih besar dan berpotensi mendapatkan gaji yang lebih tinggi daripada pekerja lain," timpalnya.

Untuk itu Veronica mengatakan jika tim sangat siap dan bersemangat untuk meluncurkan program tersebut demi menyetarakan kesenjangan gender.

"Semakin tinggi partisipasi anak perempuan dalam STEM, semakin besar upaya mengurangi kesenjangan gender,"

"Kami sangat bersemangat untuk meluncurkan program ini untuk anak dan remaja perempuan prasejahtera di Indonesia. Kami tak sabar menyaksikan murid-murid ini kelak menjadi pemimpin dan inovator masa depan di dunia STEM," tandasnya. (*)