Diklaim Lebih Efektif dari Kemoterapi, yuk Kenalan dengan Pengobatan Imunoterapi: Secercah Harapan Bagi Penyintas Kanker

By Maria Ermilinda Hayon, Kamis, 16 Januari 2020 | 21:00 WIB
Pengobatan Imunoterapi: Secercah Harapan Bagi Penyintas Kanker (FatCamera)

NOVA.id - Maria Goreti seorang penyintas kanker payudara yang sempat hilang harapan karena kenyataan bahwa dirinya menderita penyakit kanker.

“Waktu pertama kali dokter menyatakan kepada saya, tubuh saya gemetar, keringat dingin, tapi saya enggak nangis. Cuma begitu di kamar tidur, saya menangis sejadi-jadinya. Pikiran saya nomor satu adalah: saya mati, tidak ada harapan,” ujar Maria sedikit bergetar mengingat masa itu.

Ya, siapa yang tak kaget, sedih, hingga mungkin marah dan kecewa ketika resmi didiagnosis mengidap kanker dalam tubuhnya.

Baca Juga: Mengenal Imunoterapi, Solusi untuk Sembuhkan Penderita Kanker

Wajar saja, karena kanker merupakan penyakit yang berbahaya dan menjadi salah satu penyakit mematikan di dunia.

Berdasarkan data WHO tahun 2018 ada sekitar 9,6 juta orang meninggal dunia karena kanker.

Bahkan, 57 persen di antaranya berasal dari Asia.

Baca Juga: Mengenang Ria Irawan, Ini Peran Penting Komunitas Bagi Penyintas Kanker

Di Indonesia sendiri lebih dari 207.000 orang meninggal karenanya dengan porsi paling besar diduduki oleh kanker paru-paru, diikuti kanker payudara dan jenis lainnya.

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2014, ada 1,4 per 1.000 penduduk yang mengalami kanker.

Hal ini meningkat menjadi 1,8 per 1.000 penduduk di tahun 2018.

Baca Juga: Jadi Solusi Pengobatan Kanker, Ini 14 Dampak Buruk Kemoterapi

Bukan hanya itu, orang yang menjadi penyintas kanker tak hanya digerus secara fisik saja oleh penyakit.

Aspek finansial hingga psikososial pun pasti ikut terkena dampaknya.

Maka wajar saja, jika langit runtuh rasanya ketika harus mengadapi kenyataan ini, tapi, tak ada pilihan lain selain berjuang menjalani pengobatan.

Baca Juga: Pengobatan Kanker: Makin Dini, Makin Baik

Nah, mendengar kata pengobatan menjadi momok lain yang tak kalah mengerikan.

Pasalnya, sampai saat ini di Indonesia khususnya, masih banyak orang yang menganggap pengobatan kanker hanyalah dengan kemoterapi.

Yap, lengkap dengan klaim dan informasi negatif di belakangnya mengenai metode pengobatannya plus segala efek-efeknya.

Baca Juga: 6 Manfaat Buah Naga yang Ternyata Jarang Diketahui, Mulai dari Turunkan Berat Badan hingga Mencegah Kanker

Tapi, saat ini telah ditemukan sistem pengobatan baru yang diklaim lebih baik dan efektif daripada kemoterapi.

Salah satu solusi dan harapan baru bukan hanya bagi penyintas, tapi bagi kita sebagai manusia.

Lantas, pengobatan apa itu?

Baca Juga: Pengidap Kanker Payudara dan Kanker Paru-Paru Tak Perlu Kemoterapi, Ini yang Harus Diperhatikan

Pengobatan baru ini disebut imunoterapi kanker, sebuah pengobatan kanker terkini yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 2013.

Saat ini di Indonesia, imunoterapi yang diterapkan adalah dengan immune checkpoint inhibitor atau terapi pemeriksaan pos penghambat imun yang diklaim memiliki respon yang lebih baik saat digunakan untuk mengobati kanker dalam stadium lanjut.

Khususnya kanker paru.

Baca Juga: Ini Beda Kemoterapi dan Radiasi untuk Atasi Kanker

Cara kerja kemoterapi adalah menyerang semua sel aktif di tubuh (tidak hanya sel kanker, tapi juga sel-sel aktif lainnya yang tidak jahat, seperti sel rambut, kuku, atau kulit).

Sedangkan cara kerja pengobatan imunoterapi adalah mendorong kerja sistem imun atau sistem kekebalan tubuh agar lebih kuat dan efektif dalam melawan penyakit kanker.

Apa yang diperbuat pada sel imun?

Baca Juga: Bikin Kulit Sehat dan Mencegah Kanker, Inilah Sejumlah Manfaat Tak Terduga Buah Lemon

Dalam presentasinya mengenai Memahami Immunoterapi Kanker yang diselenggarakan AJI bersama Roche di Jakarta, Sabtu (24/11), dr. Arif Riswahyudi Hanafi, SpP(K), dokter spesialis paru Rumah Sakit Kanker Dharmasis mengibaratkan begini.

Tubuh adalah negara dan sel kanker adalah para penjahat negara/mafia yang menyerang.

Sedangkan sel imun adalah hakimnya.

Baca Juga: Sederet Manfaat Jika Payudara Dihisap Secara Teratur, Mulai dari Cegah Kanker hingga Mengencangkan Wajah!

Para mafia ini berusaha mengakali para polisi dan hakim untuk tidak menyerangnya., caranya, mafia akan memberikan uang atau sogokan.

Dalam hal ini si mafia akan melepaskan molekul-molekul inhibitor yang menutup mata sel imun, alhasil, para mafia bisa hidup aman dan berkembang.

Maka itu, kita perlu sebuah cara untuk melepaskan ikatan-ikatan yang terjalin tadi dan memperkuat posisi dan fungsi polisi dan hakim untuk bisa mengenali dan menyerang datangnya mafia.

Baca Juga: 5 Manfaat Jus Kurma: Cegah Kanker hingga Bantu Tingkatkan Berat Badan

Cara inilah yang diaplikasikan pada pengobatan imunoterapi kanker.

“Selama ini, karena ada banyak molekul-molekul yang menghambat sehingga membuat sel imun kita enggak bisa mengenali sel kanker. Nah, immune checkpoint itu melepaskan hambatan tadi.

"Sehingga, sel imunnya dapat mengenali dan bisa menghancurkan sel kanker. Jadi yang menghancurkan sel kanker itu, ya, sel imun tubuh kita sendiri,” ujar dr. Arif pada NOVA.

Baca Juga: Benarkah Rajin Ejakulasi Cegah Kanker Prostat? Ini Kata Ahli

Sampai saat ini, penelitian mengatakan bahwa cara kerja imunoterapi jauh lebih efektif dan minim efek samping jika dibandingkan dengan kemoterapi.

Misalnya saja dalam hal waktu harapan hidup.

Jika dalam penelitian kemoterapi dapat meningkatkan harapan hidup kurang lebih 16,7 bulan, maka imunoterapi bisa mencapai 30 bulan.

Baca Juga: Dari Cegah Kanker hingga Bantu Turunkan Berat Badan, Ini 5 Manfaat Minyak Ikan bagi Tubuh

 

Selain itu, respon dari pemberian obat imunoterapi lebih tinggi dibandingkan kemoterapi dalam first line atau pengobatan pertama.

Kurang lebih sekitar 70 persen berbanding  40 persen.

Jadi, ada kenaikan 30 persen dibandingkan pengobatan konvensional.(*)