Anak Dibully Temannya, Ini Saran dari Psikolog untuk Orangtua

By Maria Ermilinda Hayon, Selasa, 28 Januari 2020 | 19:00 WIB
Kala Anak Berkata “Ma, Aku Diejek Teman karena Rambutku Keriting” (onebluelight)

NOVA.id - Aktris Indonesia, Jessica Mila sempat mendapat olokan pada bentuk tubuhnya karena berat badannya naik hingga mencapai 78,8 kilogram.

Tapi, tenang.

Hal ini hanya dialami Jessica Mila kala memerankan Rara, seorang perempuan 28 tahun di film teranyarnya, Imperfect.

Baca Juga: Berkaca dari Film Imperfect, Body Shaming Bisa Terjadi Tanpa Disadari!

Film ini mengangkat isu body shaming (komentar negatif terhadap fisik orang lain).

Nah, yang mengkhawatirkan, body shaming bukan hanya dialami oleh orang dewasa, anak-anak pun bisa mendapat perlakuan negatif ini.

Misal, saat anak mulai masuk sekolah, dia akan bertemu dengan teman sepermainan yang beragam.

Baca Juga: Jangan Pernah Kasih Panggung Bagi Pelaku Body Shaming, Ini Alasannya

Salah satu keragaman yang ditemui adalah perbedaan bentuk fisik, mulai dari perbedaan ukuran tubuh, warna kulit, bentuk wajah, hingga jenis rambut.

Anak bisa saja merasa kaget dan bingung.

Wajar, sebab pada umumnya menerima suatu perbedaan bukanlah hal yang mudah untuk kerja otak manusia.

Baca Juga: Pahami Soal Body Shaming Lewat Film Terbaru Ernest, Imperfect

Celakanya, untuk anak-anak yang tidak terlatih menerima perbedaan semenjak dini, perbedaan tersebut bisa menyulitkanya dalam bersosial.

Anak-anak akan sulit menerima perbedaan orang lain, pun mereka juga akan sulit untuk menerima bahwa mereka berbeda dari orang lain.

Inilah yang memicu terjadinya body shaming. Ketika seorang anak melihat orang lain berbeda dari dirinya, ia secara otomatis merespon dan responnya bisa negatif.

Baca Juga: Body Shaming: Serangannya Perlahan Namun Bisa Sangat Mematikan

Efek body shaming tak bisa dipandang enteng.

Bullying karena fisik bisa menimbulkan rasa deperesi.

Bahkan, depresi ini bisa terbawa hingga mereka dewasa.

Baca Juga: Dapat Body Shaming dari Fans, Prilly Latuconsina: Ngatain Gendut Dulu Baru Muji

Besar kemungkinan mereka juga akan kehilangan body image mereka yang positif.

Mereka akan selalu menganggap bahwa dia tidak sempurna.

Lantas, bagaimana peran kita sebagai orangtua?

Baca Juga: Bukan Hanya Aura Kasih yang Sempat Alami Body Shaming, Deretan Artis Juga Merasakannya, bahkan Anak Presiden, Kahiyang Ayu!

Tampung Emosi

Menurut Mira D. Amir, psikolog anak, biasanya orangtua akan melakukan negasi, misalnya dengan mengatakan, “Kamu enggak gendut, kok”, padahal hal tersebut tidak disarankan.

Memang, orangtua mana yang tidak mau membela anak.

Tapi menyangkal bukanlah hal yang tepat.

Baca Juga: Yuk Mulai Terapkan Pola Asuh Organik untuk Anak Kita!

Jika ini terus dilakukan, anak tidak akan mampu menyelesaikan masalahnya, tapi hanya akan menyalahkan orang lain atau keadaan.

Maka cara yang tepat adalah dengan menampung emosi anak.

Saat terkena body shaming si anak pasti akan merasakan emosi negatif, seperti sedih, marah, kesal, atau malu.

Baca Juga: Kenali Penyebab, Tanda, dan Cara Mencegah Bunuh Diri pada Remaja, Orang Tua Harus Ambil Tindakan Ini!

Nah, orangtua sebagai pihak yang paling dekat dengan anak harus bisa menampung emosi tersebut tanpa melakukan interupsi agar anak bisa merasa nyaman dan tenang.

Ketika emosi tidak nyamannya sudah keluar dan mereka merasa lebih tenang, barulah kita bisa mengajak anak diskusi untuk menelusuri mengapa kira-kira ia di-body shaming dan bantu anak untuk mencari solusi untuk masalahnya tersebut.

Tapi ingat, membantu tidak sama dengan memberikan keputusan.

Baca Juga: Waspada! Sikap Orangtua yang Seperti Ini Ternyata Bisa Bikin Anak Tumbuh Besar dengan Sifat Penakut

Biarkan anak terbiasa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Selain itu, ajarkan pula pada anak untuk bersikap asertif (tegas mengontrol perilaku) ketika mendapat perlakuan buruk ini.

Ajarkan kepadanya untuk mengatakan kepada teman yang mem-bully-nya bahwa ia merasa terganggu dan tidak senang.

Baca Juga: Ternyata Anak Kesayangan Tak Tahu Caranya Memilih dan Buat Keputusan, Begini Penjelasannya

 

Jangan Ubah Anak

Selain itu, sebagai orangtua kita tak boleh ikut menyalahkan anak atau terkesan berusaha “memperbaiki” fisik si anak.

Misal, anak disuruh diet agar badannya tidak gendut, ada yang dilurusin rambutnya biar enggak keriting, dan ada juga yanng memberikan pemutih kulit kepada sang anak agar kulitnya tidak lagi gelap.

“Saya, sih, tidak menyarankan, karena itu, kan, pada akhirnya hanya mengganggu body image si anak. Hati-hati, lho! Self esteem seseorang itu bisa berhasil kalau memiliki rasa percaya diri yang signifikan.

Baca Juga: Stres Saat Hamil Bisa Ubah Jenis Kelamin Janin? Begini Penjelasannya

"Saya itu banyak menemukan anak yang pintar tapi enggak punya rasa percaya diri. Banyak, lho, anak yang cakep tapi minderan, bahkan anak yang kaya sekalipun bisa kacau rasa percaya dirinya,” kata Mira.

Self esteem itu juga terbentuk dari self image, bagaimana seseorang memandang dirinya.

Nah, body image itu bagian dari self image dan harus dibentuk sedari kecil agar anak bisa menerima dirinya apa adanya.

Baca Juga: 5 Tips Menjadi Orangtua Enggak Pilih Kasih Terhadap Anak

 

“Ketika anak sudah bisa menerima keadaan dirinya sendiri, sangat besar kemungkinan anak tidak akan terganggu jika fisiknya diusik oleh teman-temannya,” tutup Mira(*)