Sehingga, ia menjelaskan pemeriksaan psikologis umumnya tidak bisa dilakukan satu jenis. Dibutuhkan cek dan kroscek dari berbagai instrumen pemeriksaan.
“Nah kalau ternyata indikator atau aspek psikologis yang satu itu muncul terus, berarti ini relatif konsisten.
Baru kita bisa mengatakan, ‘oh iya memang seperti itu’. Tapi kalau kemudian cuma lihat sekilas itu terus bilang ‘seperti itu’ kita kayak dukun,” kata dia.
Ia menyampaikan Doktor Psikologi belumlah tentu seorang psikolog. Doktor Psikologi adalah ilmuwan dan belum tentu ia seorang Psikolog kecuali ia yang linier mengambil pendidikan S1 Psikologi.
“Kalau psikolog pasti S1 nya itu juga psikologi. Kalau dia mau inline, S1, S2, S3, itu psikologi,” terangnya.
Ia menyampaikan seorang dari pendidikan science bisa mengambil S2 dan S3 psikologi akan tetapi mereka tidak bisa dipanggil dengan psikolog dan tidak bisa melakukan konsultasi.
Baca Juga: Anak Laki-Laki Meniru Ibu Belajar Makeup, Ini Nasihat Bijak Psikolog Klinis