Tidak Flu
Christina coba mengenang kembali awal mula dia terkena Covid-19. Dia mulai mengalami penurunan kesehatan sejak awal Maret.
Saat itu, dia merasa tubuhnya selalu pengin minum air putih dan merasa kelelahan luar biasa. Perempuan berambut pendek ini pun tidak langsung ke rumah sakit, dia memilih istirahat di rumah.
Barulah pada 8 Maret, Christina merasa tubuhnya mulai demam tinggi, sehingga dia memeriksakan diri di Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya. Dia minta dirawat, karena tubuhnya sudah tidak sehat.
“Beberapa hari saya dirawat. Waktu itu napas saya sudah lemas. Dada kanan warnanya abu-abu, (tapi kemudian) sudah bisa sembuh karena terapi. Lalu yang kiri memburuk berbentuk embun dan menutup,” kata Christina.
Karena kondisinya tidak membaik. Pada 11 Maret, Christina pun menjalani pemeriksaan Covid-19, melalui tes swab dengan mengambil sampel pada tenggorokan dan hidung.
“Dokter spesialis paru-paru di rumah sakit itu menyarankan saya ditangani RSUD dr. Soetomo,” jelasnya sambil menyebut bahwa dia akhirnya tahu telah terjangkit Covid-19.
Christina mengaku tak menyangka jika dia akan menderita Covid-19, karena tak mengalami gejala seperti batuk dan flu.
Namun begitu hasil tes keluar, dia akhirnya hanya bisa pasrah. Begitu juga saat akhirnya dipindahkan ke ruang isolasi di RSUD dr. Soetomo.
Katanya, “Saya dimasukkan ke ruang isolasi khusus. Dengan kondisi lemas, bernapas pun sudah tidak sampai, oksigen tidak maksimal.”