NOVA.id - Informasi tentang wabah virus corona Covid-19 masih menakutkan bagi banyak pihak, apalagi jumlah korban terus bertambah.
Saat artikel ini ditulis (1/4), pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 menurut Covid19.go.id sudah 1.790 orang, dengan korban meninggal tercatat 170 orang.
Mengkhawatirkan? Tentu saja, apalagi vaksin yang bisa mengobati penyakit itu belum juga ditemukan.
Tak heran banyak orang begitu takut dan putus asa, karena seolah siapa pun yang kena virus ini, bakal dihadang kematian. Padahal, penderita bisa sembuh. Seiring dengan bertambahnya jumlah korban, bertambah pula jumlah pasien yang sembuh.
Data terakhir sudah 112 orang dinyatakan sembuh, salah satunya Christina Agustina dari Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga: Hati-Hati, Aplikasi Video Conference Ini Rawan Pencurian Data!
Kepada Kompas TV, Christina mengaku sangat bersyukur bisa sembuh dari penyakit yang menghebohkan ini. “Menurut saya, selama perawatan di rumah sakit, rasanya sakit. Penyakit ini bisa merusak fisik, sekaligus mental. Saya enggak mau orang lain juga merasakan seperti saya,” ungkap Christina.
Sambil berkaca-kaca, Christina mengisahkan perjuangannya yang cukup berat selama diisolasi di RSUD dr. Soetomo Surabaya, Jawa Timur. Dia begitu merasakan bahwa agar bisa sembuh tak cuma harus mengikuti aturan medis, tapi juga punya pemikiran dan sikap positif.
Kata Christina, “Harus punya rasa optimis di dalam diri. Dan meminta perlindungan Tuhan. Selain itu juga harus kerja sama dengan tim medis untuk bisa sembuh.”
Tidak Flu
Christina coba mengenang kembali awal mula dia terkena Covid-19. Dia mulai mengalami penurunan kesehatan sejak awal Maret.
Saat itu, dia merasa tubuhnya selalu pengin minum air putih dan merasa kelelahan luar biasa. Perempuan berambut pendek ini pun tidak langsung ke rumah sakit, dia memilih istirahat di rumah.
Barulah pada 8 Maret, Christina merasa tubuhnya mulai demam tinggi, sehingga dia memeriksakan diri di Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya. Dia minta dirawat, karena tubuhnya sudah tidak sehat.
“Beberapa hari saya dirawat. Waktu itu napas saya sudah lemas. Dada kanan warnanya abu-abu, (tapi kemudian) sudah bisa sembuh karena terapi. Lalu yang kiri memburuk berbentuk embun dan menutup,” kata Christina.
Karena kondisinya tidak membaik. Pada 11 Maret, Christina pun menjalani pemeriksaan Covid-19, melalui tes swab dengan mengambil sampel pada tenggorokan dan hidung.
“Dokter spesialis paru-paru di rumah sakit itu menyarankan saya ditangani RSUD dr. Soetomo,” jelasnya sambil menyebut bahwa dia akhirnya tahu telah terjangkit Covid-19.
Christina mengaku tak menyangka jika dia akan menderita Covid-19, karena tak mengalami gejala seperti batuk dan flu.
Namun begitu hasil tes keluar, dia akhirnya hanya bisa pasrah. Begitu juga saat akhirnya dipindahkan ke ruang isolasi di RSUD dr. Soetomo.
Katanya, “Saya dimasukkan ke ruang isolasi khusus. Dengan kondisi lemas, bernapas pun sudah tidak sampai, oksigen tidak maksimal.”
Mental Positif
Tentu masuk ke ruang isolasi karena virus corona berbeda penangannya. Salah satunya, Christina tak bisa menemui satu pun anggota keluarganya yang menunggui maupun menjenguk.
Sehari-harinya, ibu dua anak ini hanya ditemani peralatan medis yang mengitarinya. Tak ada kawan untuk diajaknya bercengkerama.
Seperti pasien Covid-19 lainnya, Christina berada di ruang isolasi yang dibuat bersuhu negatif.
Perawat rutin memberikan cairan khusus dan vitamin untuk membantu imunitas tubuh, serta obat-obatan, tentunya.
Setiap hari, perempuan berkacamata ini hanya berbicara dengan tim medis yang menanganinya. Namun Christina bersyukur, dokter dan perawat begitu mendukungnya untuk sembuh.
“Ibu harus sembuh, ibu sehat, karena hanya ibu yang bisa membantu diri ibu sendiri, imun ibu yang membentengi ibu sendiri. Itu kata dokter pada saya. Tidak pernah sama sekali dokter dan perawat bilang pada saya tentang virus,” cerita Christina.
Ternyata dukungan luar biasa dari tim medis ini membuat Christina yakin dan optimis bahwa dirinya bisa sembuh dari virus mematikan itu. Walaupun saat perawatan dia merasakan sakit yang luar biasa.
Tapi rasa optimis untuk tetap hidup terus terbakar. Ia pun mengikuti anjuran tim medis untuk makan teratur dan mengonsumsi obat dengan baik. Tak hanya itu, pemikiran positif juga selalu ia tanamkan setiap hari.
“Tiba-tiba pada tanggal 25 Maret dokter menyatakan kalau saya sudah negatif corona. Ketika itu, saya dibilang sama dokter boleh pulang,” tutur Christina senang.
Tim dokter menghubungi suami Christina dan mengabarkan berita bahagia itu, bahwa istrinya sudah sembuh dan boleh pulang.
Setelah dua minggu dalam perawatan dan menjalani dua kali tes, penderitaan Christina pun berakhir.
Meski begitu, Christina mengimbau masyarakat yang masih sehat untuk tetap jaga kesehatan dan mengikuti aturan pemerintah.
Menurutnya, walaupun ada tenaga medis, bukan berarti kita bisa seenaknya sendiri.
“Untuk anak muda, sudah tidak usah lagi keluar. Kalau sekadar nongkrong, itu tidak perlu. Kita batasi interaksi. Memang ada dokter, tapi dia juga manusia, punya keterbatasan,” jelasnya dengan lugas.(*)
Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya. Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.