Chelsey Earnest, seorang perawat senior di sebuah rumah sakit di Washington, Amerika memberikan kesaksiannya.
Ia mengungkapkan bahwa kebanyakan pasien corona memiliki gejala yang sama.
"Ini yang saya amati pada mereka semua (pasien). Mereka seperti punya alergi mata. Bagian putih (pada bola mata) tidak benar-benar berwarna merah. Lebih seperti bayangan merah di bagian luarnya," ujar Earnest pada CNN.
Akademi Oftalmologi Amerika pada Sabtu (04/04) memperingatkan anggotanya bahwa ternyata virus corona dapat menyebabkan konjungtivitis (infeksi membran transparan di mata) yang berakibat mata merah.
"Kami sempat menangani pasien yang hanya memiliki gejala mata merah saat pergi ke rumah sakit, dan akhirnya dia meninggal," ujarnya.
Dengan munculnya gejala baru ini, tenaga medis diminta untuk lebih berhati-hati karena gejala mata merah ini diduga bisa menular.