"Pusing, tidak bisa minum air itu sama sekali, pernah juga sampai ada dahak-dahak," ungkap kesaksian orang Indonesia yang berkerja di kapal tersebut.
Di samping itu, jam kerja dan tenaga mereka juga dikuras habis-habisan selama bekerja di sana.
"Dan saya kerja 18 jam, 30 jam berdiri kerja diselingi waktu 6 jam, alias waktu makan dan itu yang dihitung sebagai waktu istirahat," tambah saksi.
Jang Hansol menjelaskan bahwa orang Indonesia ini mau tak mau juga tunduk pada aturan kerja yang mengesampingkan hak asasi manusia ini.
"Tetapi mereka tidak bisa lepas dari lingkungan kerja yang tidak ada bedanya seperti lingkungan kerja budak," ungkap Jang Hansol.