Awalnya Rapat Kabinet untuk Laporan Bansos, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Justru Gontok-gontokan dengan Para Menteri Soal Data Bantuan Warga Miskin di Depan Jokowi

By Alsabrina, Minggu, 10 Mei 2020 | 19:16 WIB
Berujung Perdebatan Didepan Joko Widodo, Anies Baswedan Gontok-gontokan dengan Para Menteri soal Data Bantuan Sosial Warga Miskin di DKI Jakarta (Kolase Gridnetwork)

NOVA.id - Rapat kabinet terbatas virtual yang dipimpin Presiden Joko Widodo bersama sejumlah kepala daerah berujung perdebatan.

Rupanya, beda paham terkait data bantuan sosial (bansos) untuk warga miskin terdampak corona.

Bantuan sosial yang ditujukan di DKI Jakarta menjadi penyebabnya.

Baca Juga: Kabar Gembira! Bantuan Prakerja Bisa Dicairkan Tanpa Buku Rekening Tabungan! Bisa Pakai 3 Aplikasi Ini

Mengutip Kompas.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, ada sekitar 3,6 juta warga miskin dan rentan miskin yang butuh uluran tangan pemerintah di masa pandemi.

Hal itu disampaikan Anies saat melakukan konferensi video bersama Wapres Ma'ruf Amin pada 2 April 2020.

Dari jumlah tersebut, Anies mengatakan bahwa sebanyak 1,1 juta warga miskin rutin mendapat bantuan dari Pemprov DKI dan akan mendapatkan bansos di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: 4 Kabar Baik Soal Wabah Virus Corona di Indonesia, Dapat Bantuan dari Amerika Serikat hingga Pasien Sembuh Terus Meningkat

Sementara 2,5 juta sisanya termasuk warga rentan miskin yang kehilangan pendapatan, akan menerima bansos dari pemerintah pusat.

Di hari yang sama, rapat virtual bersama Presiden Jokowi digelar.

"Saya kira kemarin Gubernur DKI juga sudah menyampaikan 3,6 juta perlu dimasukkan dalam jaring pengaman sosial dan yang sudah diberikan Provinsi DKI 1,1 juta. Artinya, tinggal 2,5 juta yang perlu kita eksekusi di lapangan," ujar Jokowi, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Kapan Corona Berakhir? Kumpulan Kabar Baik Ini Bisa Jadi Penyemangat di Tengah Wabah, Termasuk Bantuan pada Warga Terdampak

Sehari sebelum diterapkannya PSBB Jakarta, Pemprov DKI mulai membagikan bansos berbentuk sembako pada 9 April 2020.

Namun belakangan, tiga menteri dalam kabinet Indonesia Maju menyentil data bansos DKI Jakarta yang dianggap tidak sesuai kesepakatan.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dan Menteri Sosial Juliari Batubara, menyinggung soal data penerima bansos.

Baca Juga: Jakarta Terapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar, Ini Bantuan yang Didapatkan Warga Selama PSBB Berlangsung

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Pemprov DKI tak lagi memiliki anggaran untuk bansos di Jakarta.

Sehari sebelum diterapkannya PSBB Jakarta, Pemprov DKI mulai membagikan bansos berbentuk sembako pada 9 April 2020.

Namun belakangan, tiga menteri dalam kabinet Indonesia Maju menyentil data bansos DKI Jakarta yang dianggap tidak sesuai kesepakatan.

Berujung Perdebatan Didepan Joko Widodo, Anies Baswedan Gontok-gontokan dengan Para Menteri soal Data Bantuan Sosial Warga Miskin di DKI Jakarta ( Muhadjir pun telah berkomitmen dengan kesepakatan itu. Kemensos juga telah melakukan pengecekan terhadap 2,5 juta warga miskin di DKI Jakarta, dan didapatkan 1,3 juta KK setelah verifikasi. Muhadjir mulai merasa janggal saat Pemprov DKI mendistribusikan bantuan pertama. )

Baca Juga: Penelitian dari Singapura Sebut Virus Corona di Indonesia akan Mereda di Bulan Oktober, Prediksi Jokowi Meleset?

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dan Menteri Sosial Juliari Batubara, menyinggung soal data penerima bansos.

Muhadjir Effendy bahkan secara blak-blakan mengaku sempat bersitegang dengan Anies Baswedan.

"Kami dengan DKI sekarang sedang tarik-menarik cocok-cocokan data (penerima bansos). Bahkan, kemarin saya dengan Gubernur agak tegang, agak saya tegur keras Pak Gubernur (DKI)," ujar Muhadjir dalam sebuah diskusi yang digelar secara virtual pada Rabu (06/05).

Baca Juga: Kabar Buruk Diumumkan Presiden Jokowi: Indonesia Alami Defisit Pangan dan Inilah Sederet Bahan Pokok Makanan yang Terjadi Kekurangan di 34 Provinsi Tanah Air

Alasannya adalah pernyataan Anies dalam rapat bersama Jokowi yang dinilai tidak sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.

Muhadjir mengatakan, Anies menyanggupi untuk membagi urusan bansos, yakni 1,1 juta warga dipegang Pemprov DKI, sementara 2,5 juta lainnya diberi bantuan Kementrian Sosial.

Muhadjir pun telah berkomitmen dengan kesepakatan itu.

Baca Juga: Setiap Hari Layani Ibu Negara, Sang Ajudan Pribadi Bongkar Sifat dan Perlakuan Iriana Jokowi yang Tak Tertangkap Kamera

Kemensos juga telah melakukan pengecekan terhadap 2,5 juta warga miskin di DKI Jakarta, dan didapatkan 1,3 juta KK setelah verifikasi.

Muhadjir mulai merasa janggal saat Pemprov DKI mendistribusikan bantuan pertama.

"Di lapangan, ternyata Pak Gubernur menyampaikan bahwa bantuan itu (bantuan dari DKI) sekadar untuk mengisi kekosongan sebelum pemerintah pusat mengisi," kata Muhadjir.

Baca Juga: Ajudan Cantik Ini Ungkap Perlakuan Iriana Jokowi yang Sungguh Bikin Terkesima!

Padahal kesepakatan sebelumnya menitikkan pada target masing-masing dari Kemensos dan Pemprov DKI, alih-alih sekedar mengisi kekosongan.

"Makanya kemarin saya ingatkan Pak Gubernur. 'Pak Gubernur, kan itu ada kesepakatan di rapat kabinet tidak begitu (bukannya mengisi kekosongan)'," ujar Muhadjir.

"DKI sanggup (memberikan bansos ke) 1,1 juta, kami siapkan yang 2,5 juta. Jadi jangan diubah itu, Kalau diubah, jadi kacau di lapangan," lanjutnya.

Baca Juga: Kabar Gembira, Presiden Jokowi Umumkan Tambah Tempat Tes PCR Virus Corona: Setiap Hari Bisa Mengetes Lebih dari 10 Ribu

Tak berhenti sampai disitu, kekacauan kembali muncul kala ada rakyat yang mendapatkan bantuan double, yakni dari Kemensos dan Pemprov DKI.

Ironisnya, bahkan terdapat warga miskin yang seharusnya masuk dalam daftar penerima bansos, namun malah tak mendapatkan apa-apa.

Kemensos juga telah meminta kepada DKI untuk mengerahkan RT/RW agar mendata rakyat miskin di daerahnya.

Baca Juga: Kabar Baik Kembali Datang, Presiden Jokowi Siapkan Program Khusus untuk Bantu Pengangguran dan Masyarakat Kurang Mampu

 

 

"Karena banyak orang miskin baru gara-gara Covid-19. Pengusaha UMKM juga banyak yang mata pencahariannya hilang dan itu tidak ada dalam data," ujar Muhadjir.

Namun oleh Pemprov DKI, data itu tak kunjung disalurkan ke Kemensos.

Sementara di sisi lain warga sudah berteriak-teriak minta bantuan.

Baca Juga: PSBB Jakarta Berlaku Mulai 10 April 2020, 8 Sektor Usaha Ini yang Boleh Tetap Beroperasi!

"Jadi di lapangan kacau. Karena daftar (warga penerima bansos) yang diturunkan kepada Kemensos itu adalah yang (data) punya Gubernur. Nah, sementara RT/ RW juga punya data sendiri yang itu mestinya dikirim ke Kemensos, tapi tidak dikirim," paparnya.

Padahal, menurut Muhadjir, pemerintah hanya ingin memberikan bantuan secara merata, bukan malah tumpang tindih atau justru salah sasaran. (*) 

Artikel ini telah tayang di gridstar.id yang berjudul Berujung Perdebatan di Depan Joko Widodo, Anies Baswedan Gontok-gontokan dengan Para Menteri Soal Data Bantuan Sosial Warga Miskin di DKI Jakarta 

Di masa pandemi ini, Sahabat NOVA mau tambah penghasilan dengan wirausaha? Atau punya usaha dan mau tambah ilmu agar jualan tetap lancar?

Di program WeLearn dari UN Women, ada kelas online “Digital Marketing" GRATIS! Tinggal daftar kelas di sini, pilih waktu dan metode yang diinginkan, lalu ikuti instruksi untuk terima materi pelajarannya. Tambah ilmu, tambah cuan!