Pandemi Virus Corona Bikin Bisnis Kopi Jadi Seret, Cara Starbucks agar Sukses Beradaptasi di Era New Normal Bisa Ditiru, Salah Satunya Ubah Jadi Toko Takeaway

By Presi, Kamis, 2 Juli 2020 | 17:02 WIB
Pandemi Virus Corona Bikin Bisnis Kopi Jadi Seret, Ikuti Cara Starbucks Ini agar Sukses Beradaptasi di Era New Normal, Salah Satunya Ubah Jadi Toko Takeaway (Tribun Jogja - Tribunnews.com)

NOVA.id - Pandemi virus corona (covid-19) yang belum berakhir memukul banyak pelaku bisnis, termasuk para pengusaha kedai kopi.

Hasil riset Toffin yang dikutip dari Kompas.com memaparkan, jumlah kedai kopi di Indonesia hingga Agutus 2019 mencapai lebih dari 2.950 gerai, meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan pada 2016, yang hanya 1.000 gerai.

Karena adanya pandemi ini, tak menutup kemungkinan bisnis para pengusaha kopi di Tanah Air mengalami kemerosotan.

Baca Juga: Ingin Buat Kopi Kekinian dengan Banyak Topping? Yuk Coba Caramel Coffee Milkshake untuk Temani Hari Liburmu!

Jangankan bisnis kecil, perusahaan sebesar Starbucks pun mengalami kerugian lantaran pandemi corona.

Namun, Starbucks punya kiat tertentu untuk beradaptasi di tengah pandemi ini agar bisnis kopi bisa terus berjalan.

Kita bisa meniru langkah Starbucks berikut ini dalam upaya mempertahankan bisnis kopi di era new normal ini.

Baca Juga: Deretan Masakan Berkuah yang Lezat Disantap Saat Lembur di Rumah

Pandemi corona ini membuat Starbucks terpaksa akan menutup hingga 400 kedai di Amerika Serikat (AS) dan Kanada selama 18 bulan ke depan.

Sebagai gantinya, Starbucks akan meluncurkan kedai format baru dan membuat perubahan lainnya.

Melansir TchCruch (10/06), Starbucks akan mempercepat peluncuran konsep kedai baru dengan konsep takeaway atau pickup yang didukung oleh pemesanan daring.

Selain itu, Starbucks juga akan memperluas akses takeaway ke pinggir jalan, drive-thru, dan walk-up counter di kawasan perkotaan padat.

Baca Juga: Kesulitan Atur Waktu Tidur Usai Puasa? Coba Terapkan 3 Tips Ini dan Lihat Sendiri Hasilnya

Penutupan ratusan gerai ini memang membuat Starbucks tak bisa mencapai target pertumbuhan 300 kedai baru di tahun 2020.

Padahal biasanya, Starbucks menutup sekitar 100 kedai di Amerika per tahun karena masa berlaku sewa, pergeseran lokasi, kondisi pasar, dan bukan karena covid-19.

Penutupan kedai ini membuat Starbucks membuat kedai berkonsep takeaway alias pickup, di mana pelanggan tidak akan bisa lagi menikmati produk Starbucks secara dine in.

Menjelang krisis covid-19, Starbucks telah menguji konsep kedai takeaway dalam skala kecil.

Baca Juga: Hindari 5 Jenis Makanan Ini untuk Menu Sahur, Salah Satunya Bisa Sebabkan Penyakit Jantung!

Dalam tujuh bulan terakhir, Starbucks telah mengoperasikan dua kedai, masing-masing di Penn Plaza Manhattan dan di Toronto’s Commerce Court.

Di dua kedai itu, karyawan sudah dibekali wawasan untuk memberikan pelayanan dalam model kedai takeway.

Cara ini secara khusus melayani pelanggan yang memesan terlebih dahulu dan membayar melalui aplikasi seluler Starbucks.

Selain itu, mereka melayani pelanggan yang melakukan pemesanan pengiriman melalui Uber Eats, mitra pengiriman Starbucks.

Baca Juga: Tips Aman Minum Kopi Saat Bulan Puasa agar Lambung Tak Bermasalah

Meski tak menyelesaikan semua masalah, kedai takeaway ini akan membuat pelanggan lebih mudah mengambil pesanan saat harus melakukan social distancing.

Investasi Starbucks dalam format kedai takeaway merupakan indikasi bahwa Starbucks percaya bahwa hal-hal tidak akan kembali normal bahkan ketika pandemi benar-benar berakhir.

Sebaliknya, pemesanan secara daring akan menjadi bagian besar dari new normal.

Selain itu, Starbucks mengatakan akan merenovasi tata letak kedai tertentu untuk menyertakan penghitung takeaway, sehingga memudahkan pelanggan dan kurir mengambil pesanan mereka.

Baca Juga: Agar Tidak Memicu Sakit Lambung, Ini Waktu yang Baik untuk Meminum Kopi saat Puasa di Bulan Ramadan

 

 

Starbucks juga mengatakan akan meningkatkan jumlah lokasi yang menawarkan layanan takeaway pinggir jalan, di mana pelanggan bisa memesan terlebih dahulu dan membayar dengan aplikasi.

Akses ke drive-thru juga akan diperluas, yaitu dengan pembukaan lokasi baru di luar kota-kota padat penduduk.

Starbucks mengatakan dapat menguji konsep baru lainnya dalam drive-thru, seperti jalur ganda atau kombinasi drive-thru dan layanan pinggir jalan. 

Baca Juga: Selain Bakar Lemak dan Buat Kulit Glowing, Minum Kopi dengan Lemon Diklaim Punya Manfaat Lain Tak Terduga

"Toko-toko Starbucks selalu dikenal sebagai tempat yang ramah di luar rumah dan tempat kita bekerja sambil menikmati secangkir kopi,” kata CEO Starbucks Kevin Johnson, dalam sebuah pernyataan.

"Saat kami menavigasi melalui krisis covid-19, kami mempercepat rencana transformasi toko kami untuk mengatasi kenyataan situasi saat ini, sambil tetap memberikan pengalaman yang aman, akrab dan nyaman bagi pelanggan kami," tambahnya.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)