Virus Corona Menyebar Lewat Udara, Ini Ruangan yang Jadi Bahaya

By Maria Ermilinda Hayon, Kamis, 23 Juli 2020 | 15:31 WIB
Virus Corona Menyebar Lewat Udara, Ini Ruangan yang Jadi Bahaya (Istock)

NOVA.id - Badan kesehatan dunia (WHO) sejak awal telah menyatakan bahwa virus SARS Cov-2 bisa menyebar melalui udara (airborne) atau aerosol (partikel halus padat atau cairan dalam gas atau udara).

SARS Cov2 ini adalah nama virus yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Awalnya, hal ini hanya dimungkinkan terjadi pada suatu keadaan yang di dalamnya terdapat tindakan atau prosedur medis di rumah sakit.

Baca Juga: Peneliti Mengklaim Ikan Gabus sebagai Obat Virus Corona, Ini Manfaat Lain yang Jarang Diketahui!

Seperti tindakan pemasangan selang alat bantu napas yang membuat semua saluran napas terbuka sehingga virus mudah “beterbangan” dan menjadi aerosol.

Inilah risiko yang dihadapi tenaga medis.

Namun, penelitian barubaru ini menyatakan bahwa ada kemungkinan transmisi virus SARS Cov-2 dapat terjadi melalui udara tanpa ada tindakan atau prosedur medis yang menghasilkan aerosol.

Baca Juga: Benarkah Obat Kumur Antiseptik Bisa Bunuh Virus Corona dengan Cepat?

 

Berdasarkan penelitian, terjadinya suatu penularan airborne tanpa terjadinya prosedur medis dikarenakan adanya microdroplet, yakni droplet halus yang berterbangan di udara menjadi aerosol.

Microdroplet bisa keluar dari seseorang ketika berbicara, batuk, atau bersin.

Apa, sih, bedanya?

Baca Juga: Bukan Flu Biasa, Bahaya Infeksi Virus Corona Bisa Sebabkan Darah Menggumpal hingga Gangguan Sel Sumsum Tulang

Perpindahan virus lewat udara atau airborne dapat menularkan pada jarak lebih dari satu meter.

Sedangkan perpindahan virus lewat droplet bisa menularkan dalam jarak kurang dari satu meter.

Selain itu, dengan perpindahan lewat udara, virus akan bertahan lama di udara, sedangkan droplet tidak bertahan lama di udara.

Baca Juga: Sambut New Normal dengan Tingkatkan Imunitas Tubuh, Seperti Apa?

Infografis: Air Purifier, Humidifier, Diffuser, Apa Bedanya? (NOVA)

“Virus bisa bertahan di udara dan akan berterbangan di udara karena saking kecil dan ringannya, sehingga tidak mudah jatuh. Beberapa riset menunjukkan virus ini bisa bertahan tiga sampai delapan jam tergantung kondisi ruangan dan sistem ventilasinya,” ujar DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR., Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

Nah, perlu diingat bahwa sejauh ini hanya area atau ruangan tertutup yang dikategorikan bisa menjadi tempat penyebaran virus corona secara airborne.

Seperti restoran, tempat kebugaran, kantor, bahkan bisa jadi di rumah.

Baca Juga: Kembali Beraktivitas Seperti Biasa, Waspadai 3 Tempat Berpotensi Paling Tinggi Tularkan Virus Corona, Kantor Salah Satunya!

Kenapa?

Sebab, ruangan tertutup biasanya tidak memiliki jalur sirkulasi udara yang baik.

Sehingga, sangat memungkinkan virus melayanglayang dalam waktu lama dan terhirup oleh orang lain di ruangan yang sama.

Baca Juga: Makanan Beku Bisa Tularkan Virus Corona? Begini Penjelasan dari Ahli

 

 

 

“Ya, ada kemungkinan terjadi penyebaran lewat udara di luar prosedur medis di komunitas. Terutama pada suatu kondisi yang ramai, padat, ada kerumunan, di ruangan tertutup dengan ventilasi dan sirkulai udara yang tidak baik. Jadi tidak bersifat general. Supaya masyarakat juga paham, kalau hal ini tidak terjadi di ruang terbuka, tapi di ruang tertutup yang kondisi udaranya buruk. Sejauh ini statement WHO seperti itu,” jelas dr. Agus saat diwawancara NOVA via sambungan telepon. 

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)