Pandemi Covid-19 Buka Peluang Pendidikan Panti Asuhan Jadi Perhatian Khusus

By Dionysia Mayang Rintani, Selasa, 5 Januari 2021 | 07:00 WIB
(ilustrasi) Pendidikan untuk Anak (istock)

NOVA.id – Tak sedikit kelompok masyarakat yang merasakan dampak tak menguntungkan dari pandemi covid-19 yang hingga kini masih berlangsung.

Salah satunya, adalah anak-anak panti asuhan yang kesulitan mengakses pendidikan.

Namun rupanya covid-19 justru membuka peluang untuk menjadikan pendidikan di panti asuhan menjadi wacana yang membutuhkan perhatian khusus.

Baca Juga: Persiapan Pendidikan Terbaik untuk Anak Lewat Program Pra Kuliah di Indonesia dari Pemerintah Selandia Baru dan NCUK

Berkaca dari kesuksesan Sekolah Selamat Pagi Indonesia (Sekolah SPI), High Desert International (HDI) berkolaborasi dengan benihbaik.com meluncurkan program Make Life Meaningful - Hope for a Better Life.

Program inisiatif pengumpulan donasi dan penyediaan pendidikan yang diluncurkan oleh perusahaan social network marketing penyedia produk kesehatan berbasis hasil perlebahan dan madu ini ditargetkan menjangkau lebih dari 10.000 anak panti asuhan di Indonesia.

Program ini diharap mampu membuat anak-anak panti asuhan memiliki cita-cita tinggi dan semangat, serta metode untuk mencapainya. Diharapkan hingga akhir Desember 2020, donasi yang dikumpulkan dari enterpriser (member) HDI dan masyarakat bisa mencapai Rp 1 miliar.

Baca Juga: SGM Eksplor dan Indomaret Salurkan 1.000 Paket Sarana Pendidikan untuk Dukung Pendidikan Anak Generasi Maju

Berbicara di Press Conference Virtual (22/12), Brandon Chia, CEO dan Chairman HDI menuturkan sejak awal hadir di Indonesia pada 1993, HDI berorientasi mensejahterakan masyarakat dan menolong sesama.

(trenasia)

"Kali ini berkolaborasi dengan benihbaik.com, HDI meluncurkan program Make Life Meaningful - Hope for a Better Life, program pemberdayaan anak-anak panti asuhan yang hingga kini berhasil menjangkau 10.317 orang anak di 136 panti asuhan di Indonesia, tentu saja kami harap angka ini akan bertambah seiring dengan penambahan jumlah donasi yang berhasil kami kumpulkan," papar Brandon Chia.

Berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tercatat hingga 2019 terdapat 106.406 anak di 4864 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)/Panti Asuhan terdaftar di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Bayar Mahal Guru Privat untuk Temani Anak Belajar Online, Nia Ramadhani: Gue Orangnya Nggak Sabaran Ngajarinnya

Hasil penelitian Kemensos, UNICEF dan Save The Children memberi gambaran yang komprehensif tentang kualitas pengasuhan dalam panti asuhan di Indonesia.

Di antaranya, panti asuhan lebih berfungsi sebagai lembaga penyedia akses pendidikan daripada sebagai lembaga alternatif terakhir pengasuhan anak yang tidak dapat diasuh oleh orangtua atau keluarganya.

Apalagi, ternyata 90% anak yang tinggal di panti asuhan masih memiliki orang tua dan dikirim ke panti asuhan dengan alasan utama untuk melanjutkan pendidikan.

Baca Juga: Dion Wiyoko Peduli Pendidikan di Masa Pandemi Lewat Hobi Fotografi

Berbicara di forum yang sama, Pengamat Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran, Dr. Budi M. Taftazani, S.Sos., MPSSp. mengakui motivasi dari keberadaan anak-anak dari keluarga tidak mampu di panti asuhan justru agar dapat memenuhi kebutuhan pendidikannya.

"Mereka umumnya masih memiliki orang tua, baik orang tua lengkap, maupun tunggal, akibatnya fungsi panti bergeser menjadi pengganti fungsi keluarga. Untuk itu, para penyelenggara panti seharusnya menjalankan Standar Nasional Pengasuhan Anak serta lembaganya sendiri sebaiknya disertifikasi,” ungkap Budi M. Taftazani.

UU dan PP yang mengatur panti asuhan menekankan pada pemenuhan hak-hak anak seperti tugas perlindungan anak untuk menghindarkan anak dari keterlantaran, eksploitasi dan kekerasan, serta juga pemenuhan pendidikan.

Baca Juga: Blibli Bekerja Sama dengan Narasi Membahas Gerakan Literasi Digital untuk Menjawab Tantangan Transformasi Digital di Dunia Pendidikan

Proses pendidikan ini selama ini diserahkan kepada lembaga pendidikan formal di sekolah.

Selanjutnya, Budi juga menegaskan bahwa pada kenyataannya, anak-anak di panti asuhan membutuhkan perhatian khusus, karena berasal dari latar belakang yang terpisah dari keluarga dibandingkan anak-anak yang memiliki orang tua lengkap atau tinggal dengan keluarga.

Program pengasuhan di panti asuhan hendaknya disiapkan untuk mendukung pendidikan umum yang diterima di sekolah, ditambah pendidikan budi pekerti dan keagamaan, serta seharusnya panti ditempatkan sebagai the last resource terutama bagi anak yang masih memiliki orangtua, sehingga hak anak untuk tinggal bersama keluarga tetap diperhatikan.

Baca Juga: EF Education First Rilis Peringkat Kecakapan Bahasa Inggris Global, Seperti Apa?

"Jadi, anak-anak di panti asuhan membutuhkan bimbingan dan motivasi khusus untuk mencapai cita-cita dan impiannya, seperti jika mereka mereka tinggal di dalam keluarga yang harmonis. Pastinya ini bukan hal mudah, oleh karena itu dukungan eksternal dari masyarakat menentukan kemampuan panti asuhan di dalam upayanya memberi pengasuhan optimal bagi anak-anak yang dititipkan di sana," papar Budi M. Taftazani.

Sementara di masa pandemi ini bisnis HDI mengalami double momentum.

Di satu sisi, masyarakat membutuhkan produk-produk HDI yang berasal dari madu dan hasil perlebahan untuk membantu membangun daya tahan tubuh dan imunitasnya.

Baca Juga: TikTok Jalin Kerja Sama dengan Ikatan Guru Indonesia dan Jaringan Sekolah Digital Indonesia untuk Dukung Pendidikan Tanah Air di Masa Pandemi

Di sisi lain, masyarakat membutuhkan usaha yang efektif dan efisien mengatasi krisis finansial.

“Oleh karena itu, di masa krisis ekonomi ini, HDI berkomitmen mendampingi masyarakat Indonesia sepanjang masa krisis dan pemulihan pasca pandemi covid-19. Selain itu, sudah jadi bagian corporate culture di HDI bahwa keuntungan kembali digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," papar Brandon Chia.

Untuk mengeksekusi program ini, HDI menggandeng Yayasan Benih Baik Indonesia yang mengelola platform filantropi digital https://benihbaik.com yang didirikan Andy F. Noya, Khristiana Anggit Mustikaningrum, dan Firdaus Juli.

Baca Juga: 6 Poin Utama dari Mendikbud Nadiem Makarim Soal Sekolah Tatap Muka yang Dibuka Kembali

()

BenihBaik.com memang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap beragam isu sosial, kemanusiaan, kebudayaan, keagamaan, dan kesejahteraan sosial lainnya yang mengalami kesulitan memperoleh dukungan pendanaan untuk memenuhi kebutuhan dasar, pengembangan diri, dan atau potensi ekonomi atau operasional lainnya yang mungkin belum terakomodasi pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian kebutuhan tersebut dalam waktu yang singkat.

TV persona dan tokoh sosial, Andy F. Noya di acara yang sama juga berharap melalui platform ini, masyarakat juga tertarik ikut mendukung program ini.

“Melalui program Make Life Meaningful - Hope for a Better Life, HDI dan benihbaik.com ingin memastikan bahwa semua anak di Indonesia, terutama yang kurang mampu, memiliki harapan dan kesempatan untuk sukses melalui motivasi, disiplin dan pendidikan,” ungkap Andy F. Noya.

Baca Juga: Ikut Serta Permudah Belajar dari Rumah di Masa Pandemi, Google Banyak Beri Bantuan untuk Pendidikan Indonesia

Arsitek dari program pendidikan anak-anak panti asuhan ini tak lain dan tak bukan adalah Julianto Eka Putra, pendiri Sekolah SPI dan peraih penghargaan Kick Andy Heroes 2018.

“Di tahun pertama, HDI fokus membangun harapan anak-anak di panti asuhan. Sebagaimana dipraktekkan di dalam bisnisnya, HDI memberdayakan masyarakat dengan membangun mimpi (dream), cita-cita dan goal setting. HDI ingin anak-anak panti asuhan memiliki harapan yang sama, yaitu mimpi akan kehidupan yang lebih baik,” papar Julianto Eka Putra.

Dukungan HDI sendiri berupa program internal bagi seluruh enterpriser HDI, yaitu setiap pembelian triple honey set, enterpriser HDI bisa menjadi bagian dari gerakan untuk masa depan anak Indonesia ini, dengan mendonasikan dream books bagi anak-anak di panti asuhan yang akan membantu mereka memvisualisasikan cita-citanya, serta buku-buku pelajaran dan bacaan untuk anak-anak.

Baca Juga: Ibu, Perhatikan 5 Hal Ini agar Anak Bisa Fokus Saat Sekolah Online

 

 

Sejak 1 - 20 Desember 2020, enterpriser HDI telah berhasil mengumpulkan donasi senilai Rp 872.720.000 dan ditargetkan mencapai Rp 1 Miliar di akhir Desember 2020.

Publik juga bisa berdonasi melalui https://benihbaik.com/campaign/hdi-peduli-pendidikan.

“Dream Book sendiri merupakan fondasi bagi pendidikan terbuka yang telah sukses dipraktekan di Sekolah SPI dan berhasil mengubah pola pikir anak-anak dari keluarga kaum dhuafa menjadi  anak-anak yang bersemangat dan bermental kewirausahaan,” ungkap Julianto Eka Putra.

Baca Juga: 3 Hal Ini Harus Dipikirkan untuk Siapkan Dana Pendidikan Anak Jika Kalian Single Parent

Pemberian donasi ini pun rencananya akan dikawal Julianto Eka Putra dan tim alumni Sekolah SPI yang akan membantu implementasi program ini dengan melakukan pembinaan dan pembekalan pada koordinator Panti Asuhan, agar mampu memfasilitasi program pendidikan ini.

“Melalui distribusi dream book ini,HDI ingin memperkaya pikiran anak-anak panti asuhan, memberi mereka harapan dan pendidikan praktis untuk mempelajari nilai-nilai moral yang baik, integritas yang tinggi dan nilai kerja keras sejak muda, serta tidak berkecil hati oleh kondisi mereka, baik kegagalan dan kemunduran,” pungkas Julianto Eka Putra.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)