NOVA.id – Menghadapi pandemi yang telah lebih dari satu tahun ini melanda, kita perlu melakukan adaptasi.
Salah satunya adalah dengan masuk menjadi bagian dari kultur digital.
Sebagai manusia, kita telah dibekali dengan kemampuan beradaptasi dalam kondisi yang ada sekaligus memiliki mekanisme bertahan.
Baca Juga: Rekomendasi Virgin Coconut Oil yang Bisa Bantu Menjaga Daya Tahan Tubuh
Namun, seberapa lama kita bisa bertahan dalam kondisi ini?
Sosiolog Daisy Indira Yasmine menjelaskan bahwa kemampuan bertahan setiap orang berbeda-beda, tergantung pada pengalaman yang kita rasakan selama pandemi.
Hal ini diungkapkan dalam kegiatan virtual Refleksi Setahun Pandemi: Masyarakat Semakin Abai atau Peduli, yang dilaksanakan pada Senin, (22/03).
Baca Juga: Begini Caranya Memilih Suplemen untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh
“Ada satu titik kita merasa jenuh terhadap perubahan-perubahan yang ditawarkan atau diminta dilakukan, itu disebut pandemic fatigue,” jelasnya.
Untuk itu, Daisy memiliki saran untuk menghadapi kondisi ini.
“Harus ada perubahan gaya hidup, perubahan perilaku, sistem nilai, kita harus open untuk berubah, untuk nilai baru yang disesuaikan dengan pandemi,” jelasnya.
Baca Juga: Rekomendasi Jam Tangan Pintar yang Bisa Menemani Kita Olahraga
Selain itu menurutnya, “Yang penting juga adalah bagaimana kita tetap bisa menjalankan kehidupan sehari-hari tapi mengurangi risiko tertular.”
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Diana F. Suganda, M.Kes, Sp.GK menjelaskan bahwa kita harus fokus pada membentuk imunitas tubuh, apalagi bila di rumah ada anak kecil atau orang tua.
“Asupan nutrisi dan gaya hidup adalah kunci untuk imunitas tubuh,” jelasnya.
Baca Juga: Rekomendasi Susu Murni yang Bisa Membantu Kita Menjaga Imunitas Tubuh
Idealnya, semua zat gizi harus ada dalam menu makan setiap hari secara seimbang, baik makronutrisi maupun miktronutrisi.
Sementara dalam masa pandemi ini kita harus beradaptasi dengan tetap menjalankan kebiasaan hidup sehat.
“Makan makanan yang matang, cuci sayur dan buah sampai bersih, masak lauk hingga matang. Kita harus minimalkan risiko kontaminasi bahan makanan yang tidak matang,” jelasnya.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Yuk Nikmati Hari-Hari dengan Minum Milo, Ada Edisi Kaleng Vintage!
Sementara, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) terus berkomitmen selama pandemi ini dengan memproduksi susu dan olahannya serta meningkatkan literasi gizi masyarakat.
“FFI meningkatkan edukasi seputar kesehatan, pedoman gizi seimbang, gaya hidup sehat, dan aktif lewat beberapa kegiatan di format digital,” jelas Andrew F. Saputro, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia.
“Kami berusaha tetap aksis, dengan membuat konten-konten edukasi gizi melalui seluruh channel media sosial,” jelas Andrew.
Baca Juga: Lakukan 5 Hal Ini Selama Liburan agar Daya Tahan Tubuh Tidak Menurun
“Kami berpikir bagaimana caranya tetap produksi dan ditribusi, contohnya melayani home delivery untuk daerah tertentu, membuka pesanan lewat WhatsApp, memberi informasi seputar gizi, kerjasama dengan e-commerce,” pungkasnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)