Hoaks ini juga muncul melalui media sosial Facebook pada Maret 2021. Unggahan hoaks berbahasa Inggris dan membahas tentang peringkat keamanan vaksin berdasarkan merek serta isu distribusi vaksin besar-besaran yang dilakukan Tiongkok ke seluruh dunia. Pengunggah mengatakan bahwa berita tersebut berasal dari artikel The New York Times.
Setelah lakukan penelusuran, akun Twitter resmi The New York Times mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah menerbitkan daftar peringkat tersebut. Tautan lain yang menyebutkan bahwa Tiongkok telah mengekspor 550 juta vaksin ke seluruh dunia pun tidak terbukti kebenarannya.
Sebagai informasi, proses distribusi vaksin ke suatu negara tidak dilakukan layaknya proses impor pada umumnya. Sebab, vaksin yang digunakan harus melalui berbagai uji klinis serta melalui berbagai proses pendistribusian secara khusus.
Baca Juga: Minat Investasi Masyarakat Tinggi Tapi Tak Dibarengi Literasi yang Cukup? Apa yang Terjadi?
Selain itu, berbagai merek vaksin juga memiliki kandungan serta efektivitas tersendiri sehingga tidak dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk menentukan peringkat kinerjanya.
4. Usai vaksin lebih mudah terinfeksi Covid-19 dan vaksin membuat sakit
Beberapa waktu lalu, sempat beredar video di media sosial yang memperlihatkan sejumlah santri yang mendadak sakit setelah menerima vaksin.
Berita serupa juga sempat beredar di media sosial Facebook yang memperlihatkan grafik penurunan sistem imun setelah proses vaksinasi pertama. Dengan adanya grafik tersebut, seseorang menjadi lebih mudah sakit dan terinfeksi virus Covid-19.
Menurut pemberitaan Kompas.id (2/3/2021), video para santri merupakan dokumentasi tahun 2018. Pada saat kejadian, para santri bukanlah sakit mendadak, melainkan mengalami dehidrasi akibat mendapatkan imunisasi difteri. Para santri kemudian dipulangkan setelah dirawat kurang dari sehari di rumah sakit terdekat.
Baca Juga: Putus dari Ariel NOAH, Sophia Latjuba Beberkan Kriteria Lelaki Idamannya
Sementara terkait dengan kabar menurunnya sistem imun setelah proses vaksinasi pertama, hal tersebut juga sudah dikonfirmasi tidak benar. Menurut dokter, edukator, sekaligus anggota Tim Penanganan Covid-19 Muhammad Fajri Adda'i, tidak mungkin antibodi seseorang akan berubah menjadi nol setelah divaksin.
Vaksin memang mengandung antigen virus yang menyebabkan penyakit. Namun, antigen pada vaksin telah dilemahkan sehingga pemberian vaksin tidak menyebabkan orang menderita penyakit seperti jika orang tersebut terpapar dengan antigen yang sama secara alamiah.