Sederet Disinformasi Tentang Vaksin Covid-19 yang Sebaiknya Tidak Dihiraukan Masyarakat

By Fathia Yasmine, Senin, 17 Mei 2021 | 16:52 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Dok. Shutterstock)

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, alasan mengapa vaksin disuntikkan ke tubuh sebanyak dua kali tidak lain bertujuan agar tubuh bisa beradaptasi dan mengenali virus Covid-19 pada suntikan pertama.

Selama proses adaptasi, tubuh masih bisa terinfeksi virus Covid-19 karena kekebalan belum terbentuk sempurna. Jika penerima vaksin abai terhadap protokol kesehatan, kemungkinan terjangkit masih mungkin terjadi.

Baca Juga: Putus dari Ariel NOAH, Sophia Latjuba Beberkan Kriteria Lelaki Idamannya

Setelah suntikan vaksin kedua, tubuh juga masih membutuhkan waktu sekitar 14 hari atau dua minggu lagi untuk membentuk antibodi terhadap infeksi Covid-19. Inilah alasan mengapa  protokol kesehatan tetap harus dipatuhi oleh semua orang, tak terkecuali mereka yang mendapatkan vaksin secara menyeluruh.

Terkait dengan efek samping yang kerap dipermasalahkan, hal tersebut justru menandakan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja. Menurut direktur medis pengendalian dan pencegahan infeksi di Ochsner Health di New Orleans Katherine L Baumgarten, MD, setelah menerima vaksin, sistem kekebalan tubuh akan mengembangkan kemampuan melawan virus yang sebenarnya.

"Rasanya memang tidak nyaman, tapi efek samping memberi tahu bahwa tubuh sedang membangun respons kekebalan,” kata Baumgarten seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com (9/5/2021).

Meski demikian, setiap orang akan mengalami reaksi berbeda setelah tubuh mendapat vaksin. Tidak mengalami efek samping bukan berarti vaksin tidak bekerja di dalam tubuh.

Baca Juga: Pernah Diramal Denny Darko Soal Jenis Kelamin Anak Keduanya, Wajah Adik Rafathar Diprediksi akan Seperti Ini

5. Sudah divaksin maka bisa percaya diri tanpa 3M

Berita hoaks lain yang masih sering dipercaya yaitu adanya kabar yang menyebut bahwa seseorang menjadi kebal Covid-19 setelah 14 hari menerima vaksin secara lengkap.

Hal tersebut tidaklah benar. Dikutip dari pemberitaan Kontan.com Senin (11/1/2021), Tim Komnas Peneliti Obat Jarir At Thobari menjelaskan bahwa vaksinasi tidak sama dengan obat. Artinya, vaksinasi dapat dilihat hasilnya melalui dampak populasi secara keseluruhan.

“Setelah melakukan program vaksinasi yang akan dilihat adalah efektivitas terjadi penurunan dari angka kejadian infeksi, angka penurunan hospitalisasi, angka penurunan kematian, dan seberapa banyak penurunan angka kejadian Covid-19 yang berat," paparnya.

Untuk itu, disiplin menerapkan protokol memakai masker,  menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M) menjadi satu-satunya cara terbaik untuk melindungi diri.

Baca Juga: Tabloid NOVA Terbaru: Paula Verhoeven Lebih Pilih Jadi Artis Ketimbang Model, Cuma karena Bayaran?

Cara mengidentifikasi berita hoaks

Agar tidak mudah terjerat oleh berita hoaks, Sahabat NOVA lakukan perlu memverifikasi berita. Jangan langsung sebar berita tersebut ke grup Whatsapp dan media sosial.

Ada beberapa hal mengindikasikan sebuah berita adalah hoaks. Pertama yaitu dengan mengenali reaksi yang terjadi ketika membaca. Apakah muncul rasa cemas, emosi, atau justru perasaan gembira.

Pasalnya, berbagai berita hoaks kerap muncul untuk mengganggu pikiran rasional dengan daya tarik emosional. Kedua, perhatikan intonasi atau tata penulisan pada berita tersebut. Jika berita berasal dari sumber resmi, pola penulisan kalimat akan sesuai dengan kaidah ejaan bahasa dan biasanya tidak menggiring opini pembaca.

Ketiga, sebelum menyimpulkan suatu informasi, ada baiknya Anda mencari berita serupa melalui berbagai media online. Anda harus waspada jika artikel atau video berasal dari laman media sosial atau mengatasnamakan situs berita nasional sementara tidak memiliki tanggal dan lokasi lengkap.

Baca Juga: Pintar Atur Uang: Ini 4 Faktor yang Bisa Tingkatkan Penjualan di Marketplace

Selalu bersikap skeptis dan membiasakan diri untuk mengecek kebenaran merupakan hal yang bijak dilakukan untuk memutus rantai penyebaran hoaks.

Untuk mendapatkan fakta terbaru terkait berita terkini dan cek fakta tentang berita hoaks, Anda juga bisa mengunjungi laman resmi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) melalui tautan berikut ini.