NOVA.id - Anak-anak memiliki beragam perasaan selayaknya orang dewasa.
Setiap anak juga memiliki karakteristik yang khas dan khusus yang dapat membedakan mereka dengan teman seusianya. Yuk, gali lebih dalam bagaimana emosi anak dan tingkat perkembangannya.
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada sejak bayi baru lahir seperti menangis, tersenyum, dan frustasi.
Bahkan beberapa peneliti meyakini bahwa beberapa minggu setelah lahir, bayi dapat memperlihatkan bermacam-macam ekspresi dari semua emosi dasar, termasuk kebahagiaan, perhatian, keheranan, ketakutan, kemarahan, kesedihan, dan kebosanan sesuai dengan situasinya (Campos et al.,1983 dalam Desmita., 2006:19).
Menurut dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Konsultan Psikiatri Anak & Remaja dr. Anggia Hapsari, Sp.KJ (K) biasanya anak-anak belum memiliki vocabulary untuk mengemukakan perasaan mereka, sehingga mereka mengomunikasikan perasaan mereka dengan cara-cara lain.
Baca Juga: Dua Anaknya Positif Covid-19, Zaskia Adya Mecca Beberkan Kronologi
“Terkadang anak-anak dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui perilaku yang tidak tepat dan menimbulkan masalah,” kata Anggia.
Pada semua usia, kuatnya emosi positif merupakan dasar untuk penyesuaian yang baik.
Bayi yang mengalami lebih banyak emosi senang meletakkan dasar-dasar untuk penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik, juga untuk pola-pola perilaku yang akan menimbulkan kebahagiaan.
Setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia 2-6 tahun, anak-anak pra-sekolah sudah dapat merasakan cinta dan mempunyai kemampuan untuk menjadi anak yang penuh kasih sayang.
Baca Juga: Bila si Kecil Berperilaku Baik, Mari Berikan 5 Hadiah Ini Padanya