Yuk Kenali dan Pahami Emosi Anak Berdasarkan Perkembangannya

By Dinni Kamilani, Selasa, 15 Juni 2021 | 19:56 WIB
ilustrasi anak rewel (istock)

NOVA.id - Anak-anak memiliki beragam perasaan selayaknya orang dewasa.

Setiap anak juga memiliki karakteristik yang khas dan khusus yang dapat membedakan mereka dengan teman seusianya. Yuk, gali lebih dalam bagaimana emosi anak dan tingkat perkembangannya. 

Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada sejak bayi baru lahir seperti menangis, tersenyum, dan frustasi.

Bahkan beberapa peneliti meyakini bahwa beberapa minggu setelah lahir, bayi dapat memperlihatkan bermacam-macam ekspresi dari semua emosi dasar, termasuk kebahagiaan, perhatian, keheranan, ketakutan, kemarahan, kesedihan, dan kebosanan sesuai dengan situasinya (Campos et al.,1983 dalam Desmita., 2006:19).

Menurut dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Konsultan Psikiatri Anak & Remaja dr. Anggia Hapsari, Sp.KJ (K) biasanya anak-anak belum memiliki vocabulary untuk mengemukakan perasaan mereka, sehingga mereka mengomunikasikan perasaan mereka dengan cara-cara lain.

Baca Juga: Dua Anaknya Positif Covid-19, Zaskia Adya Mecca Beberkan Kronologi

“Terkadang anak-anak dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui perilaku yang tidak tepat dan menimbulkan masalah,” kata Anggia.

Pada semua usia, kuatnya emosi positif merupakan dasar untuk penyesuaian yang baik.

Bayi yang mengalami lebih banyak emosi senang meletakkan dasar-dasar untuk penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik, juga untuk pola-pola perilaku yang akan menimbulkan kebahagiaan.

Setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia 2-6 tahun, anak-anak pra-sekolah sudah dapat merasakan cinta dan mempunyai kemampuan untuk menjadi anak yang penuh kasih sayang.

Baca Juga: Bila si Kecil Berperilaku Baik, Mari Berikan 5 Hadiah Ini Padanya

“Dapat merasakan anak lain yang sedang sedih, dan mulai merasa bersimpati, ingin menolong,” ujarnya.

Selanjutnya, anak pra-sekolah baru dapat mengekspresikan satu emosi pada satu waktu, dan belum dapat memadukan emosi atau perasaan dari hal-hal yang membingungkan.

Saat anak usia sekolah (6-12 tahun), kemampuan kognitif mereka mulai berkembang sehingga kemampuan untuk dapat mengekspresikan emosinya lebih bervariasi dan terkadang dapat mengekspresikan secara bersamaan dua bentuk emosi yang berbeda, bahkan bertolak belakang.

Baca Juga: 5 Tips agar Bayi Nyaman dan Tidak Rewel di Musim Panas, Salah Satunya Harus Terhidrasi dengan Baik

 

 

Anak mulai mengetahui kapan harus mengontrol ekspresi emosi sebagaimana juga mereka menguasai keterampilan regulasi perilaku yang memungkinkan mereka menyembunyikan emosinya dengan cara yang sesuai dengan aturan sosial.

Ketika anak berusia 12 tahun ke atas, mereka sudah mampu menganalisis dan mengevaluasi cara mereka merasakan atau memikirkan sesuatu.

Begitu juga terhadap orang lain, anak yang hampir memasuki masa remaja ini, sudah dapat merasakan bentuk empati yang lebih dalam.

Baca Juga: Latih Emosi Anak Sejak Dini dengan 8 Cara yang Bisa Ditiru Ini

“Perbedaan dalam perkembangan emosi membutuhkan perhatian khusus agar anak memiliki kemampuan meregulasi emosi mereka dengan tepat,” ujar dokter yang kini berpraktik di RS Pondok Indah ini.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)