Selain itu, akibat merebaknya varian delta yang sangat menular, banyak tenaga medis yang terinfeksi sehingga pelayanan pada pasien kanker payudara terganggu. Komunikasi antara dokter dan pasien juga mengalami kendala karena dilakukan secara daring melalui telemedicine.
“Ini tidak pernah bisa maksimal, karena tidak semua praktik atau profesi bisa dilakukan dengan telemedicine. Saat pemeriksaan perlu melihat langsung klinis pasien, meraba, memegang. Foto pun tidak bisa mewakili sepenuhnya, sehingga kesulitan. Kalau saya pribadi daripada salah diagnostik, lebih baik tunda dulu hingga kondisinya memungkinkan. Bila dipaksakan bisa membahayakan pasien,” papar dr. Walta.
Baca Juga: Apakah Memakai Bra Saat Tidur Berbahaya? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Selain itu covid-19 juga memperburuk kondisi pasien kanker.
Angka kematian orang normal akibat covid-19 di dunia sekitar 3-5%.
Jika pasien kanker terkena covid-19, angka kematiannya menjadi 26-28%.
Ini juga terjadi di RSK Dharmais dari Maret 2020-Februari 2021, di mana angka kematian pasien kanker yang terinfeksi covid-19 mencapai 22%.
Baca Juga: Waspada jika 3 Perubahan Ini Terjadi pada Payudara, Segera Cek ke Dokter