Cara Membahas Keinginan Childfree dengan Pasangan, Catat 8 Hal Ini!

By Presi, Rabu, 1 September 2021 | 19:28 WIB
Ilustrasi Cara Membahas Keinginan Childfree dengan Pasangan (PIXABAY )

NOVA.id - Belakangan ini, istilah childfree atau keputusan untuk tidak memiliki anak ramai diperbincangkan.

Hal ini bermula setelah youtuber Gita Savitri mengungkapkan bahwa dirinya ingin menjalani childfree.

Ada banyak alasan yang menyebabkan orang memutuskan untuk childfree, misalnya karena fasilitas yang layak untuk anak,keuangan atau finansial, pekerjaan yang mengharuskan pindah lokasi, serta lingkungan yang tidak mendukung.

Baca Juga: Menyoal Apa Itu Childfree dan Keputusan yang Dianggap Egois, Benarkah Demikian?

Meski begitu, keinginan childfree tetap harus dibicarakan dengan pasangan demi menyamakan persepsi dan mencegah pertengkaran di kemudian hari.

Dikutip dari Kompas.com, Jenny Taitz, seorang psikolog dan instruktur klinis di Departemen Psikiatri UCLA, California mengatakan lebih baik menentukan sikap yang jelas sejak awal.

Pastikan Sahabat NOVA membicarakannya dengan pasangan guna menentukan mana yang lebih sesuai keinginan, childfree atau tidak.

Setidaknya ada delapan hal yang bisa menjadi cara membahas keinginan childfree dengan pasangan. Berikut ini pemaparannya.

Baca Juga: Ingin Berkarier Jadi Salah Satu Alasan Pasangan untuk Childfree

1. Apakah ingin memiliki anak dan apa alasannya?

Pertama-tama, Sahabat NOVA bisa bertanya tentang keinginan memiliki anak, alasannya, dan seberapa penting hal itu baginya.

Terapis pasangan Rachael Benjamin mengatakan, pertanyaan-pertanyaan ini bisa mengurai pandangan pasangan.

Misalnya, kita jadi bisa membahas soal masa kecil mereka, cara pandang soal pola pengasuhan, dan kesiapannya menjadi orang tua.

Nah, hal-hal seperti itu bisa menjadi awal pembahasan tentang keputusan untuk memiliki anak atau tidak.

Baca Juga: Ramai Soal Pasangan Childfree, Apa Bedanya dengan Pasangan Childless?

2. Bagaimana kenangan masa kecilnya?

Penting juga bagi kita untuk membahas tentang peristiwa yang terjadi di masa kecil dengan pasangan, entah itu kenangan baik ataupun buruk.

Hal ini bisa sangat mempengaruhi Sahabat NOVA dan pasangan di masa mendatang sebagai orang tua.

Selain itu, kita jadi semakin bisa mengenal pasangan, terutama dalam pola didik yang diterapkan oleh orang tuanya.

Dengan saling berbagi pengalaman, hal itu bisa menentukan kecenderungannya menghadapi buah hatinya nanti.

"Pengalaman masa lalu dengan keluarga akan memengaruhi cara seseorang menjadi orang tua," kata Benjamin.

Baca Juga: Penyebab Pasangan Memilih Childfree, Bukan untuk Senang-Senang

3. Apa kekhawatiran terbesar saat menjadi orang tua?

Setiap orang tua tentu berharap memiliki anak yang sempurna dalam hal fisik maupun mental.

Namun, setiap anak pasti memiliki kemungkinan untuk menjadi pribadi yang lemah, mempunyai keterbatasan fisik atau mental, maupun penyandang disabilitas.

Ketakutan itu memang kerap muncul dan kita merasa tabu untuk membicarakannya. Meski begitu, Benjamin menyarankan agar kita tetap membahas kekhawatiran tersebut dengan pasangan.

Dengan membahasnya, kita dan pasangan bisa mencari solusi atau melakukan pencegahan.

Kalaupun tidak ada jalan keluar, obrolan seperti ini bisa menjadi pertimbangan penting sebelum memutuskan mau memiliki anak atau tidak.

Baca Juga: Bahaya Pneumonia di Tengah Pandemi Covid-19, Cegah dengan Imunisasi Anak!

4. Apa pendapatnya soal aborsi dengan pertimbangan kesehatan?

Diketahui, terdapat banyak kelompok etnis yang membawa risiko untuk masalah genetik tertentu.

Hal tersebut bisa saja membuat janin menjadi cacat atau menyulitkan anak ketika dilahirkan seperti adanya masalah fisik atau kesehatan.

Topik seperti ini memang jarang dibahas, tetapi menjadi penting untuk didiskusikan. Bicarakan masalah ini dengan pasangan karena bisa saja dialami.

Baca Juga: Tips Kesehatan Tabloid NOVA Minggu Ini: Pilih Jenis Kelamin di Program Bayi Tabung, Memang Bisa?

5. Apa pendapatnya soal adopsi dan bayi tabung

Adopsi dan bayi tabung bisa menjadi opsi jika kondisi kesehatan dan fisik tidak memungkinkan untuk memiliki anak.

Cari tahu apakah pasangan bersedia melalui stres fisik, emosional, dan finansial yang terkait dengan bayi tabung atau terbuka dengan opsi adopsi.

Kita memang tidak harus selalu sependapat dengannya. Tetapi setidaknya kita sudah pernah membicarakannya.

Baca Juga: Cinta Laura Akui Tak Ingin Menikah dan Pilih Adopsi Anak, Ada Apa?

6. Siapa yang akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak dan pola pengasuhan seperti apa yang diinginkan?

Sahabat NOVA dan pasangan harus mendiskusikan soal pembagian tugas dalam hal pengasuhan anak.

Tentukan apakah kita dan pasangan akan tetap bekerja atau salah satu mengalah untuk mengurus anak.

Diskusikan juga dampak-dampak yang akan terjadi jika keputusan itu diambil.

 Baca Juga: Sering Meneriaki Anak Bawa Dampak Buruk, Ini 5 Cara Menghentikannya

 

7. Bagaimana perencanaan keuangan jika punya anak?

Butuh biaya besar jika kita memiliki anak.

Benjamin menyarankan membahas cara menghemat uang dan menentukan jenis pengeluaran prioritas bagi anak.

"Tidak perlu langsung memutuskan keputusan keuangan final bagi anak namun hindari saling mengkritik soal kecenderungan mereka," katanya.

Baca Juga: Investasi Dana Pendidikan Anak Terbaik Jelang Tahun Ajaran Baru 2021

8. Sejauh mana agama akan berperan dalam pola pengasuhan anak?

Terakhir, kita bisa mencari tahu sejauh mana agama akan berpengaruh pada pola asuh yang diterapkan pasangan.

Ini termasuk memilih sekolah berbasis agama atau tidak.

Selain itu, kita bisa menanyakan juga apakah praktik keagamaan menjadi hal penting untuk diajarkan kepada anak dan berbagai kemungkinan lainnya.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)