Di Masa Pandemi, Inilah Peran Penting Perempuan yang Tidak Boleh Tertinggal

By Widyastuti, Minggu, 12 September 2021 | 05:02 WIB
Ilustrasi pemimpin perempuan (Rifka Hayati)

Khusus bagi perempuan pelaku usaha yang terdampak pandemi, KPPPA tetap melakukan sosialisasi dan pendampingan. “Dilakukan khususnya di perempuan kelompok rentan, dengan melakukan pelatihan kewirausahaan secara daring bekerja dengan kelompok masyarakat dan start up sebagai bekal agar mereka bisa beradaptasi dengan menggunakan teknologi informasi sehingga meningkatkan kapasitas dan siap bersaing di situasi sulit selama pandemi,” terang Ihsan.  

Ihsan menandaskan, sesuai arahan Presiden, prioritas selama pandemi adalah peningkatan pemberdayaan perempuan dalam sektor usaha berperspektif gender.

“Dari arahan Presiden, fokusnya bukan kepada semua perempuan, namun dikhususkan pada perempuan kategori rentan, seperti kepala keluarga, penyintas bencana, penyintas kekerasan dan perempuan terpinggirkan. Latihan kewirausahaan difokuskan kepada perempuan dalam kelompok tersebut,” ujarnya.  

Baca Juga: 5 Rekomendasi Aplikasi Keuangan, Cocok Sebagai Cara Memulai Investasi

Di sisi lain, Ihsan menambahkan, KPPPA juga mengupayakan kerja sama dengan berbagai pihak misalnya provider dalam melakukan pelatihan daring.  

“Kunci keberhasilan di masa pandemi adalah sinergi dan kolaborasi, dalam melakukan upaya agar pandemi tidak berikan dampak berkepanjangan kepada perempuan dan anak,” tuturnya.  

Saat yang sama Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Nita Yudi, menyoroti isu krusial yang dihadapi perempuan yaitu masih banyak yang belum melek digital.   

“Kami di IWAPI memiliki tanggung jawab untuk bisa memberikan edukasi dan pelatihan kepada mereka sehingga no one left behind (tidak ada yang tertinggal, red),” ujarnya.   

Nita menuturkan, sejak 2014 IWAPI sudah menjalin kolaborasi dengan Microsoft, disusul Google, Facebook dan Kominfo untuk pelatihan digitalisasi.

“Dari 30 ribu perempuan pengusaha anggota IWAPI yang tersebar di 34 provinsi memang belum semuanya mendapat pelatihan digitalisasi. Namun akan kita kejar. Mudah-mudahan dengan melakukan kegiatan pelatihan semacam ini perempuan bisa bangkit dan tampil di masa pandemi,” ujar Nita.  

Tujuan utama IWAPI adalah agar perempuan bisa mandiri secara ekonomi. “Pada krisis 1998 UMKM terbukti jadi tulang punggung perekonomian. Namun di masa pandemi, 98% anggota IWAPI adalah UMKM paling terdampak,” ujarnya.  

Baca Juga: Bahaya Kandungan Timbal dalam Cat Besi dan Kayu, Efeknya Fatal!