"Dengan mengenakan masker maka kita akan terlindungi sampai 80 persen dari penularan,” tegasnya.
Dari sisi pemerintah, peta dan pedoman hidup Covid-19 juga dirancang. Program vksinasi dan testing, tracing dan treatment (3T) terus didorong guna mengoptimalkan perlindungan kesehatan masyarakat dari hulu ke hilir.
Hal itu disampaikan oleh Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Pemerintah Dorong Kemudahan Akses Vakinasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Selain itu, menurut Wiku, penggunaan aplikasi PeduliLindungi di berbagai tempat umum juga akan terus diimplementasikan agar upaya skrining dapat berjalan mudah.
"Per 10 Oktober 2021 tidak ada kabupaten atau kota yang berada pada zona risiko tinggi. Dengan perbaikan situasi Covid-19 di berbagai wilayah, relaksasi kegiatan masyarakat secara bertahap dengan persiapan matang, bisa dilakukan," kata Wiku.
Terkait pembukaan kegiatan masyarakat bertahap, pemerintah juga telah menerapkan strategi berlapis. Pengawasan dan peninjauan terus dilakukan agar tidak terjadi lonjakan kasus lagi seperti sebelum-sebelumnya.
Pada pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, misalnya, Wiku menekankan agar setiap sekolah melakukan simulasi dari titik awal hingga akhir. Hal itu dilakukan untuk memastikan keamanan pengajar, siswa, maupun karyawan sekolah.
Setiap daerah juga memiliki kriteria berbeda dalam menentukan kapasitas orang yang hadir di sekolah. Setelah menentukan kapasitas, barulah pihak sekolah dapat menegaskan aturan protokol kesehatan.
"Yang juga penting adalah kewaspadaan masyarakat. Di ruang publik tempat kegiatan, harus ada Satgas Prokes. Dengan demikian aktivitas masyarakat akan diawasi oleh masyarakat juga sehingga tidak ada ruang untuk terjadi penularan tanpa terdeteksi dan dapat dicegah lebih awal,” papar Wiku.
Gandeng berbagai pihak untuk kolaborasi