NOVA.id - Hidup sehat kini menjadi impian dan gaya hidup banyak orang. Mulai dari lebih sering melakukan olahraga, hingga mengurangi konsumsi makanan, minuman atau produk-produk yang memiliki risiko tinggi pada kesehatan. Seperti halnya dilakukan oleh Septiyadi, karyawan salah satu perusahaan di Jakarta Selatan. Sejak menikah, ia mulai banyak melakukan olahraga.
Dengan usia yang belum 30 tahun tidak sulit bagi Septiyadi menekuni berbagai jenis olahraga. Namun yang sulit adalah menghentikan kebiasaan merokok yang sudah dia lakukan sejak lama. Demi berhenti merokok, Septiyadi akhirnya memutuskan untuk beralih ke produk tembakau alternatif. Keputusannya tersebut setelah memperoleh informasi bahwa produk-produk seperti produk tembakau yang dipanaskan maupun rokok elektrik, efektif dalam membantu untuk berhenti merokok dan memiliki profil risiko kesehatan lebih rendah dibandingkan rokok.
Baca Juga: 5 Zodiak yang Terkenal Sebagai Tukang Selingkuh, Adakah Punyamu? “Saya sudah melakukan berbagai kegiatan untuk mengalihkan perhatian agar tidak merokok tetapi belum berhasil. Setelah beralih ke produk tembakau alternatif, saya secara perlahan dapat mengurangi konsumsi rokok harian,” ucap Septiyadi.
Upaya demi mengurangi kebiasaan merokok juga dilakukan pasangan suami-istri dari Australia, Dylan dan Tash Barlow. Seperti Septiyadi, keduanya memilih produk tembakau alternatif untuk membantu mereka berhenti merokok.
“Begitu menggunakan vape, saya tidak membutuhkan rokok lagi. Kami masih memperoleh nikotin dan secara bertahap dapat menguranginya juga,” kata Tash seperti dikutip dari ABC.net. Sebelum beralih ke produk tembakau alternatif, Tash telah mencoba berbagai cara untuk berhenti merokok.
Seperti kebanyakan orang lainnya, ia mengalihkan kebiasaan merokok dengan mengunyah permen maupun berolahraga. Namun belum berhasil dan hasrat untuk merokok selalu muncul.
Baca Juga: Kebiasaan di Ranjang yang Harus Ditinggalkan Jika Tak Ingin Wajah Keriput
Berbeda dengan menggunakan produk tembakau alternatif, kebutuhan memperoleh nikotin tetap terpenuhi namun dengan risiko pada kesehatan yang lebih rendah.
“Tidak bisa dibandingkan dengan mengunyah permen,” ujar Tash. Owen Philips, warga negara Inggris, juga memutuskan beralih ke produk tembakau alternatif agar berhenti merokok. Sebab, berbagai cara sudah dia lakukan namun tidak membuahkan hasil.
“Saya sudah mencoba dan gagal selama bertahun-tahun. Berkat produk ini, saya berhenti merokok untuk selamanya,” kata warga Birmingham ini.
Baca Juga: Cara Memutihkan Gigi dengan Baking Soda, Lihat Hasilnya dalam 2 Minggu Lebih Efektif Produk tembakau alternatif memang menjadi salah satu jalan keluar bagi mereka yang mengalami kebentuan saat mencoba untuk berhenti merokok. Study dari University of Queensland, Australia, menyatakan bahwa produk tembakau alternatif 50 persen lebih efektif daripada terapi pengganti nikotin dalam membantu perokok yang ingin berhenti.
Bahkan studi yang dilakukan University College London (UCL) menunjukkan bahwa produk ini membantu lebih dari 50 ribu perokok berhenti setiap tahunnya. “Saya pikir adil untuk mengatakan bahwa menggunakan produk tembakau alternatif yang memenuhi standar konsumen saat ini adalah jauh lebih tidak berbahaya daripada merokok. Perokok yang mencoba berhenti dapat mencoba produk ini,” kata Alan Boobis, profesor emeritus toksikologi di Imperial College London dan ketua Komite Inggris untuk Toksisitas.
Baca Juga: Cara Membasmi Jamur dan Menyuburkan Tanaman dengan Baking Soda
Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Amaliya mengatakan, menggunakan produk tembakau alternatif sebagai pengganti rokok memang bukan berarti sepenuhnya terbebas dari risiko. Namun, katanya, risiko yang ditimbulkan dari penggunaan produk tembakau alternatif jauh lebih rendah dibandingkan dengan rokok. “Jika mengedepankan data, produk tembakau alternatif lebih rendah risiko dibandingkan rokok yang dibakar. Memang tidak 100 persen bebas risiko kesehatan, namun produk ini bisa menjadi alternatif bagi perokok dewasa yang masih ingin mendapatkan akses mengonsumsi nikotin,” tuturnya.
Jadi bagaimana, apa cara kamu mengurangi risiko kesehatan untuk menekuni gaya hidup sehat?