NOVA.id - Pemerintah membuka opsi memperluas cakupan vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster dengan menambah sasaran di luar tenaga kesehatan.
Diberitakan Kompas.com, Sabtu (20/11/2021) rencana vaksin booster untuk masyarakat umum itu disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
"Program vaksinasi juga terdapat opsi untuk memperluas cakupan vaksinasi, utamanya pada vaksin dosis ketiga atau booster di luar tenaga kesehatan," kata Wiku.
Baca Juga: Jadi Joki Vaksin, Pria Ini Ngaku Disuntik Vaksin 16 Kali, Apa Efeknya?
Namun demikian, Wiku mengatakan bahwa kebijakan ini masih membutuhkan pengkajian dari data seroprevalensi yang tengah dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Seroprevalensi adalah jumlah individu dalam suatu populasi yang menunjukkan hasil positif untuk penyakit tertentu berdasarkan spesimen serologi (serum darah).
Hasil positif didasarkan pada keberadaan antibodi untuk penyakit spesifik, misalnya Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2.
Baca Juga: Sempat Panik dan Histeris hingga Menangis Waktu Divaksin, Ayu Ting Ting Sigap Tenangkan Bilqis
Kapan program vaksin booster untuk masyarakat umum diluncurkan?
Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kebijakan vaksin booster untuk masyarakat umum masih disusun dan belum final.
"Belum final kebijakannya. Rencananya paling cepat tahun 2022," kata Nadia melalui pesan singkat yang diterima Kompas.com, Sabtu (20/11/2021) malam.
Baca Juga: Waspada Efek Samping Vaksin Anak, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua
Nadia mengatakan, berdasarkan rencana awal, vaksin booster untuk lansia dan peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) golongan penerima bantuan iuran (PBI) akan disediakan oleh pemerintah.
"Kalau lansia dan PBI rencana awal disediakan pemerintah," katanya lagi.
Nadia menambahkan, pemerintah saat ini juga masih menunggu rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terkait program vaksin booster.
Baca Juga: Astrid Tiar Bagikan Cerita Sang Anak yang Telah Suntik Vaksin Covid-19 untuk Usia 6-11 Tahun
Bio Farma sebut vaksin booster akan berbayar
Diberitakan Kompas.com, Kamis (18/11/2021) PT Bio Farma menyebutkan bahwa vaksin booster untuk masyarakat umum akan berbayar.
Kepala Bagian Operasional Pelayanan PT Bio Farma Erwin Setiawan mengatakan, pihaknya masih menunggu regulasi dari pemerintah terkait biaya yang ditetapkan untuk vaksin booster.
"Tentunya dalam untuk harga ini (vaksin Covid-19) akan ditentukan oleh pemerintah dengan pendampingan dari BPKP," kata Erwin dalam diskusi secara virtual melalui kanal FMB9ID_IKP, Kamis (18/11/2021).
Baca Juga: Ini Kata Kemenkes Soal Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac untuk Anak Usia 6-11 tahun
Erwin mengatakan, bagi masyarakat yang penasaran dengan biaya vaksinasi dosis ketiga, dapat menjadikan tarif pada vaksinasi Gotong Royong sebagai referensi.
"Untuk vaksinasi Gotong Royong harganya sekitar Rp 188.000 kalau enggak salah, dan jasa layanannya Rp 117.000," kata Erwin.
"Itu mungkin refensi saat ini yang ada vaksin berbayar yang pelaksanaannya untuk badan hukum dan badan usaha," imbuhnya.
Baca Juga: Vaksin Booster Covid-19 Bakal Dimulai 1 Januari 2022, Berikut Estimasi Biaya Bagi Masyarakat
Lebih lanjut, Erwin mengatakan, pihaknya bersama produsen vaksin Sinovac akan melakukan penelitian terkait pemberian booster vaksin pada Januari 2022.
Menurut Erwin, penelitian tersebut tetap dilakukan, meski pihak Sinovac sudah melakukan studi terkait booster vaksin Covid-19 dan hasilnya cukup baik.
"Hasilnya cukup baik terjadi peningkatan yang signifikan dari penyuntikan vaksin booster Sinovac," ujar Erwin.
Baca Juga: Vaksin Booster Covid-19 Bakal Dimulai 1 Januari 2022, Berikut Estimasi Biaya Bagi Masyarakat
Kriteria vaksin booster menurut ITAGI
Diberitakan Kompas.com, 21 Oktober 2021, Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro mengungkap kriteria jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk vaksin booster.
Menurut Sri Rezeki, vaksin booster dapat diberikan dengan jenis vaksin yang sama dengan vaksinasi pertama dan kedua (homologous) atau menggunakan jenis vaksin berbeda (heterologous).
"Misalnya Sinovac (dosis pertama) Sinovac (dosis kedua) di-booster pakai AstraZeneca kan beda itu," kata dia.
Baca Juga: Vaksin Booster dari Pfizer Diklaim Ampuh Lawan Varian Omicron
Sri mengatakan, hasil penelitian vaksin booster kemungkinan baru akan diketahui pada akhir tahun 2021.
Ia mengatakan, ada tiga kriteria yang ditetapkan ITAGI untuk vaksin booster, yaitu:
1. Dapat memblokir protein spike
Pertama, vaksin Covid-19 tersebut dapat memblokir protein spike pada Covid-19 yang bisa masuk melalui saluran pernapasan.
Baca Juga: Peneliti Sebut Ada 5 Gejala Varian Omicron yang Sering Dirasakan Pasien, Apa Saja?
2. Efikasinya lebih tinggi
Kedua, vaksin tersebut memiliki efikasi yang lebih tinggi.
"Kita mencari efikasinya lebih tinggi misalnya AstraZeneca, Pfizer, Moderna lebih tinggi dari Sinovac," kata Sri.
3. Efikasi terhadap varian Delta
Kriteria terakhir adalah efikasi vaksin terhadap varian baru virus corona, terutama varian Delta.
"Ketiga itu menjadi pemikiran kita maka kita meneliti Sinovac (dosis pertama) Sinovac (dosis kedua) di-booster Sinovac, Sinovac-Sinovac di-booster AstraZeneca, Sinovac-Sinovac di-booster Pfizer, kemudian AstraZeneca di-booster oleh Pfizer atau vaksin yang sama," imbuhnya.
Baca Juga: Kasus Omicron Sudah Ditemukan di Indonesia, Ini Langkah Tepat untuk Menghadapinya
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Rencana Vaksin Booster untuk Masyarakat Umum, Kapan Diluncurkan?