Alasannya beragam, misalnya karena pekerjaan suami belum mapan, kita sendiri masih menyelesaikan pendidikan S2, atau sedang merencanakan membeli rumah, dll.
Tapi, jangan biarkan kesal berlarut-larut.
Pahami dulu perasaan yang Sahabat NOVA rasakan.
“Biasanya kalau dihadapkan dalam situasi seperti ini kita langsung solution oriented. Bingung harus gimana. Kita malah mungkin lupa untuk memberikan perhatian kepada emosi yang kita rasakan. Coba lebih dulu pahami, Apa sih artinya ini untuk aku? Apakah memang ini sesuatu yang bisa dihadapi bersama? Kemudian juga, mengakui bahwa ada perasaan khawatir, cemas, dan perasaan enggak enak lainnya yang kita rasakan,” saran Inez dalam talkshow yang diselenggarakan Reckitt Indonesia, melalui Durex, berkolaborasi dengan BKKBN, IBI, dan KlikKB.
2. Berani terbuka dan bicara
Jika sudah mulai tenang dan memahami emosi yang dirasakan, maka cobalah untuk berani bicara.
Pertama, pastinya dengan pasangan, soal keresahan dan kekhawatiran yang kita rasakan.
Baca Juga: Pintar Atur Emosi, Ini Bedanya Toxic Positivity dan Berpikiran Positif
Jalin komunikasi yang baik dengan pasangan dan cobalah mengerti perasaan satu sama lain.
Kemudian barulah bicarakan apa langkah solusi yang akan kita dan pasangan ambil.
Jika bicara berdua masih kurang menenangkan, tak ada salahnya bicara ke profesional, baik dokter maupun psikolog.