Konsultasi Psikologi: Lagi, Aku Lihat Ayah Bermesraan Masuk Apartemen

By Made Mardiani Kardha, Kamis, 9 Februari 2023 | 12:05 WIB
Konsultasi Psikologi: Lagi, Aku Lihat Ayah Bermesraan Masuk Apartemen ()

NOVA.id - Tulisan Konsultasi Psikologi ini merupakan surat kiriman pembaca NOVA yang dijawab oleh psikolog Rieny Hassan. 

Lagi, aku lihat ayah bermesraan masuk apartemen. Dengan perempuan yang sama, dengan kemesraan yang sama. Haruskah aku beri tahu ibu?

TANYA

Salam sejahtera, Bu Rieny,

Saya sebenarnya bukanlah pembaca NOVA yang serius, tapi saya menemukan tentang Ibu Rieny waktu mengerjakan tugas sekolah mencari data. Dan sekarang, daripada asal curcol di sosmed, saya memutuskan curhat saja ke Ibu, mudah-mudahan dapat pencerahan yang benar.

Saya anak tunggal, dengan ayah yang bekerja sebagai seorang manajer di perusahaan swasta dan ibu yang punya toko baju di salah satu pusat perbelanjaan di kota kami. 

Bisnis ibu ini sudah dirintis sejak muda, kerja sama dengan teman-temannya. Untungnya masih bisa jalan walau pandemi, Bu.

Beberapa bulan lalu, saya berkunjung ke rumah teman saya yang kebetulan di dekat pusat kota. Kami ada tugas kelompok dan rumah teman ini paling memadai, Bu, untuk kerja kelompok kami.

Tapi, ketika sedang beli camilan di minimarket di dekat rumah teman, saya tidak sengaja melihat ayah saya bersama perempuan lain. Dan gayanya mesra, Bu, masuk ke gedung apartemen sebelah (sebut saja tempat teman saya gedung A, mereka ke gedung C). 

Saya kaget, tentu. Apalagi, waktu itu masih jam kantor. Kalau ada meeting, masa iya di apartemen yang jelas tidak ada ruko atau gedung serbagunanya?

Tadinya, saya berusaha menganggap salah lihat. Tapi, karena tugas ini memang mengharuskan beberapa kali pertemuan, saya jadi sering ke tempat teman ini.

Dan saya tiga atau empat kali melihat ayah…

Dan saya tiga atau empat kali melihat ayah bersama orang yang sama. Ke gedung yang sama dan dengan kemesraan yang sama.

Bu, setiap saya pulang sekolah atau kerja kelompok, melihat ibu di rumah ngobrol dengan mbak asisten, saya jadi merasa sangat bersalah. Kalau saya cerita apa yang saya lihat, ibu pasti sedih, kan, ya? 

Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Suami Cacat, kok, Istri Malah Keluyuran

Dan sekarang saya baru ingat, ketika belum melihat ayah di gedung itu, saya tak sengaja mendengar ibu menegur ayah karena sering WA pribadi dengan satu karyawan kantornya. 

Tapi balasan ayah saat itu adalah, kasihan anak itu, hidupnya berat, tidak seperti ibu yang anak orang kaya dan bisa punya usaha sendiri.

Kalau sekarang saya pikir-pikir, artinya sudah selama itu, kan, ayah saya mengkhianati ibu?

Bu Rieny, apa yang sebaiknya saya lakukan? Diam terus dan ikut mengkhianati ibu, atau menegur ayah dengan risiko dimarahi?

Bila saya masih terus menunda untuk bicara dengan ibu, apakah ini namanya saya mengkhianati ibu saya? Padahal sesungguhnya saya sedang memikirkan dampaknya ke ibu. Bagaimana bila ibu lalu marah dan tak mau melanjutkan perkawinan? 

Kalau perempuan itu didamprat di kantor, kasihan juga, kan, bapak jadi malu.

Kalau saya menegur perempuan itu, lebih ngeri lagi saya membayangkannya. Ayah pasti berpihak pada pelakor itu.

Lalu kalau dia dipecat, bagaimana pula dia menafkahi anak-anaknya, kalau suaminya memang brengsek?

Saya sudah lelah, Bu,…

Saya sudah lelah, Bu, berusaha melupa-lupakan masalah ini hanya supaya bisa belajar dengan tenang. Saya ingin kuliah, mendapat S1 lalu mengejar S2, karena kakek sudah menyediakan dana pendidikan untuk saya. 

Ketika ibu kawin dengan ayah, sesungguhnya kakek dua kali kecewa.

Ibu memulai usaha saat masuk tahun kedua kuliahnya, dengan janji akan tetap kuliah. Usahanya maju. Lalu muncul ayah saya yang terus menerus mengajak menikah.

Kata kakek, pastinya karena sebagai perantauan ayah melihat ibu punya banyak hal untuk segera membuat hidup ayah makin mapan di kota kami ini. Akhirnya ibu putus kuliah dan menikah. 

Kakek sudah meninggal tahun lalu. Saya sekarang bersyukur, paling tidak di saat hidupnya, kakek melihat anak perempuan satu-satunya bahagia.

Katakanlah ayah bercerai dengan ibu, pastinya ayah harus pergi dari rumah kami, rumah yang kakek wariskan untuk ibu. 

Baca Juga: Perhatikan, Ini 9 Tanda Pasangan Selingkuh dari Pandangan Psikologi

Walaupun posisi ayah sebagai manajer, penghasilan ibu lebih besar. Belum lagi uang dari peninggalan kakek yang sebagian besar jatuh ke ibu. Ada toko material, beberapa kios di pasar, sawah, dan entah apa lagi.

Untungnya, ibu memang pekerja keras sehingga tak berbangga-bangga jadi anak orang kaya.

Mudah-mudahan Bu Rieny mau membantu dan memberi pencerahan untuk saya, walaupun saya cuma anak remaja. Terima kasih. 

Ninin - Jawa Timur

Bagaimana jawaban Bu Rieny?

JAWAB

Ananda Ninin sayang,

Sebagai anak tunggal, disayang kakek juga orang tua, menurut saya perkembangan pemikiran Ninin bagus, lho. Tidak tergesa-gesa membuat keputusan, tidak bereaksi spontan saat melihat ayah bersama perempuan lain, dan memikirkan pula apa dampak bila Ninin memberi tahu ibu.

Kesemua ini, Ninin sayang, adalah hasil dari kemampuan yang positif yang perlu dimiliki seseorang untuk meniti sukses dalam hidupnya kelak. Dalam bahasa populernya, social skills.

Ini meliputi beberapa rumpun kemapuan, di antaranya seperti berikut ini.

1. Delayed respons, yaitu kemampuan menunda respons.

2. Kemampuan mengantisipasi permasalahan.

3. Penalaran yang disertai jangkauan pemikiran ke depan atau analytical reasoning.

4. Tidak ego centris, mau memikirkan pengaruh tindakan kita terhadap orang lain.

Baca Juga: Heboh Kasus Selingkuh Mertua dengan Menantu, Berikut 9 Tanda Pasangan Main Hati Menurut Psikolog

Saya kira, ibu dan barangkali juga ayah, mencontohkan hal terakhir ini dengan baik pada Ninin. Jadinya, sebagai anak tunggal, Ninin mampu mengembangkan kebiasaan berperilaku tidak egois. 

Soal mampu menunda respons, beberapa orang bereaksi secara spontan…

Soal mampu menunda respons, beberapa orang bereaksi secara spontan saat melihat sebuah peristiwa terjadi. Karena spontan, tak cukup waktu untuk menelaah, menganalisa, dan membuahkan keputusan terbaik.

Ninin tidak mendatangi ayah dan mencak-mencak di depan selingkuhannya, bukan?

Banyak suami akhirnya jadi menceraikan istrinya karena terlanjur malu. Dia lupa bahwa ia sedang melakukan hal yang sangat memalukan—yaitu selingkuh—tapi, kok, bisa-bisanya menggunakan alasan dibikin malu di depan banyak orang karena dimaki-maki istri yang marah.

Penalaran, yaitu fungsi kognitif, ini juga penanda kecerdasan intelektual seseorang. Pastinya, Ninin anak pandai dan cerdas, jadi mampu berpikir dengan baik dan benar.

Asah terus kemampuan yang ini, ya, Ninin, agar bisa mendukungmu belajar sampai selesai S2 sesuai keinginan almarhum kakek.

Setelah tahu tentang empat aspek penting pendukung social skill ini, kembangkan terus, ya, Ninin. Sebagai hasilnya, orang lain akan mudah merasa nyaman berinteraksi denganmu.

Ninin juga relatif akan lebih mudah berinteraksi maupun menyesuaikan diri dengan orang-orang maupun lingkungan yang beragam. Dan banyak lagi hal positif lainnya.

Baca Juga: Ramai Kasus Psikolog Abal-Abal yang Libatkan Selebgram, Begini Cara untuk Pilih Psikolog Terpercaya

Usahakan Mendapat Foto

Kembali ke masalah yang Ninin tanyakan, upayakan dengan segala daya untuk memiliki foto saat ayah masuk ke apartemen itu berdua. Ninin bisa minta bantuan orang yang Ninin percaya.

Lalu tunjukkan foto itu kepada ayah. Bukti foto akan menyulitkan ayah untuk berkelit.

Bila dua minggu setelah membaca jawaban ini belum berhasil,…

Bila dua minggu setelah membaca jawaban ini belum berhasil, apa boleh buat, mulailah beritahu ke ibu.

Bila reaksi pertamanya adalah tidak percaya, coba Ninin ingat-ingat, adakah waktu yang kurang lebih sama, semacam “jadwal pertemuan”?

Karena keduanya bekerja, dari pengalaman menangani kasus seperti ini, waktu salat Jumat saat orang keluar kantor pukul 11 sampai setengah dua siang, sering digunakan oleh penyelingkuh untuk pergi bersama. Ninin bisa mendapatkan bukti lebih banyak bila mengetahu “jadwal” mereka.

Kalau makin parah, makin berani juga “ngibulnya”. Beralasan ada penugasan luar kota, misalnya. Ini sudah makin parah. Usahakan jangan sampai ke taraf ini.

Jangan Masukkan Opini

Bagaimana membuat agar opini Ninin tidak masuk ke dalam cerita yang disampaikan ke ibu?

Cerita tentang faktanya saja. Ninin melihat ayah bersama perempuan masuk ke aparteman. Tidak tahu siapa itu, juga tak tahu kapan mereka keluar dari sana.

Ninin melihat lagi, bersama perempuan itu juga. Jadi yang terlihat oleh Ninin sudah sekian kali (sebutkan berapa kalinya).

Tak gampang, Nin. Tapi yang cuma sebegini ini, sudah pasti membuat luka hati yang luar biasa. Bisakah Nini kemudian tak bicara apa pun lagi?

Kalau ibu bertanya pada Ninin, “Harus apa ya, Nin?” Katakan saja agar ibu tidak tergesa-gesa marah atau yang paling tidak boleh adalah mengatakan “apa kurangnya saya sebagai istri”.

Selingkuh adalah tentang kegagalan…

Baca Juga: 10 Penyebab Perceraian Paling Umum, Bukan Hanya Perselingkuhan

Selingkuh adalah tentang kegagalan seseorang memenuhi komitmen terhadap perkawinannya. Tak lebih tak kurang.

Maka, ketika ia menuding pasangannya sebagai sumber masalah, Ninin perlu sekali mengetahui bahwa ini adalah upaya untuk mengalihkan tanggung jawab.

Sudah deh, cukup ini yang Ninin tahu. Ini saja sudah “berat” untuk gadis seusiamu.

Dampingi Ibu

Sumbangan Ninin dalam masalah ini cukup dampingi ibu, jangan salah-salahkan beliau, tetapi juga tetap dorong agar ibu tetap mau melihat bahwa ayah sedang butuh dibantu.

Dibantu untuk apa? Untuk ingat, untuk eling, bahwa tempat dia sesungguhnya adalah di sisi istri dan anaknya. Ayah tidak punya tanggung jawab terhadap perempuan itu.

Makin bijaksana ibu untuk tidak melibat-libatkan perempuan itu, makin mudah bagi ayah untuk berpikir jernih. Perempuan itu tentunya tidak akan melepaskan ayah begitu saja.

Nah, kalau ternyata ibu sukar membangun strategi menghadapi ini, ajak ibu menulisi saya, ya. Supaya kita bisa membahasnya bersama.

Ninin kembali fokus pada studimu, ya. Jangan benci ayah, agar ayah tetap mau berhubungan dengan Ninin, walau yang melihat dia selingkuh adalah anaknya.

Mudah-mudahan Ninin paham, ya, apa yang saya sampaikan. Kirim email lagi kalau ada pertanyaan, ya, Ninin sayang.(*)

(Bila Anda ingin berkonsultasi dengan psikolog Rieny Hassan, silakan kirimkan kisah Anda ke email nova@gridnetwork.id dan tuliskan “Konsultasi Psikologi” pada subjek email. Tuliskan juga nama–boleh nama samaran–dan kota domisili Anda.)