Konsultasi Psikologi: Aku Pusing Mengasuh Adik yang Ingin Jadi Bintang

By Rieny Hassan, Sabtu, 29 April 2023 | 11:35 WIB
Konsultasi Psikologi: Aku pusing mengasuh adik yang ingin jadi bintang (zoranm)

NOVA.id - Tulisan Konsultasi Psikologi ini merupakan surat kiriman pembaca NOVA yang dijawab oleh psikolog Rieny Hassan.

Cita-citanya menjadi bintang terkenal. Tapi seberapa banyak, sih, yang sukses? Sebagai kakak aku ingin menghapus cita-citanya itu. Bagaimana, ya, caranya?

TANYA

Salam sejahtera, Bu Rieny,

Saya ingin minta saran sehubungan dengan adik sepupu saya. Sebenarnya dia adalah anak dari sepupu ibu saya, tapi saya cukup dekat dengannya.

Anak ini, sebut saja namanya Riri, bercita-cita jadi bintang terkenal, Bu. Seperti para bintang yang memulai sukses di Indonesian Idol begitu. Soal bakat, wallahualam saja deh, ya. Bu.

Tapi Riri ini sejak SD juara menyanyi dan karaoke di kampung halaman kami.

Dia tidak ikutan tren TikTok karena tidak punya ponsel memadai dan keuangan keluarganya memang tidak terlalu leluasa untuk itu.

Sejak 2019 Riri tinggal di rumah sewa bersama saya di Jakarta. Saya dan tiga teman menyewa satu rumah untuk berhemat.

Dengan syarat dia membantu bebersih dan masak, kedua teman saya tidak keberatan dia tinggal di sini.

Sejujurnya, Bu, saya tidak terlalu tenang...

Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Alami Verbal Bullying, Anakku Dikatai Anak Simpanan karena Aku Menikah Dua Kali

Sejujurnya, Bu, saya tidak terlalu tenang dengan impiannya ini. Soalnya, berapa banyak, sih, yang bisa survive di dunia showbiz yang instan begitu, Bu?

Makanya saya menyarankan dia ambil D3, yang untungnya dia terima, karena anak ini memang sebenarnya tidak bodoh.

Untuk kuliah, karena waktu itu pandemi, dia meminjam komputer lama saya, yang juga sekarang dia jadikan sarana menonton pelajaran dansa dan menyanyi.

Dia belum menyerah, Bu. Dan sebagai anak remaja yang dulu berangkat ke Jakarta mengejar mimpi tanpa didukung oleh keluarga selain nenek, saya tidak tega menyuruhnya menyerah dengan gamblang.

Bude saya, ibunya Riri, setengah menyerah menyuruh anaknya pulang. Tampaknya beliau lebih tenang Riri tinggal sama saya, ketimbang kecantel entah siapa, amit-amit, ketipu lelaki tidak benar.

Apakah ibu punya saran atau masukan, apa yang bisa dan harus saya lakukan pada Riri? Terima kasih.   

Naura – Jakarta  Timur

JAWAB

Nanda Naura yang baik, 

Baik budi benar Anda ini, mau mengambil tanggung jawab pengasuhan anak remaja penuh cita-cita seperti Riri.

Paling tidak,...

Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Adik yang Aku Rawat Meninggal, Ibu Menghilang

Paling tidak, ia sudah di Jakarta sekarang ini dan mau pula diminta melanjutkan kuliahnya.

Membuka cakrawala pemikiran adalah sebuah investasi berharga bagi Riri dan pendidikan formal merupakan cara yang efektif untuk itu.

Banyaknya hal yang ia pelajari, juga hasil bergaul dengan teman-teman serumah, pasti akan membuat ia mampu meninggalkan pemikiran-pemikiran sempit bahwa “kalau kita punya cita-cita, pasti akan tercapai”.

Tak ada yang bisa meramalkan berapa lama jarak yang terentang antara munculnya keinginan dengan terwujudnya keinginan itu jadi kenyataan.

Tujuan yang akan dicapai pun, selalu bisa berubah seiring dengan perkembangan fungsi intelektual, kedewasaan, dan makin beragamnya pengalaman hidup akibat tinggal di ibu kota.

Bukan lagi seperti saat ia tinggal di kampung halamannya, di mana juara lomba nyanyi dalam rangka perayaan 17 Agustus, sudah langsung membuatnya kondang sedesa.

Cita-Cita Remaja Masa Kini

Cobalah kita perhatikan, di antara sekian banyak cita-cita anak-anak maupun remaja masa kini, hampir seluruhnya terkait dengan kemasyhuran, ketenaran, serta uang.

Dan, dunia entertainment punya daya tarik luar biasa. Lihat Lesti Kejora yang memulai ikut lomba di usia 14 tahunan. Ia masih kecil, lugu, dan bukan berasal dari keluarga berada. 

Setelah memenangi lomba, secepat itu jadi tenar, banyak uang, tetapi juga banyak masalah.

Berkat sosmed, dengan cepat...

Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Aku Kesal Keluarga Besar Terus Mengatai Anakku

Berkat sosmed, dengan cepat Lesti menjadi “profil model sukses”, bukan? Diawali bisa menyanyi, lalu ikut lomba pencarian bakat, dan sukses.

Di samping penyanyi atau artis, yang kini juga membuat saya geleng-geleng kepala adalah keinginan anak-anak dan remaja untuk berhenti sekolah dan menekuni apa yang ia yakini sebagai bakatnya, menjadi kreator konten, Youtuber, dan sejenisnya.

Usia terendah yang ibunya datang ke saya adalah kelas 5 SD. Ada yang memaksa untuk dapat hak-nya atas warisan orang tua, karena ingin segera punya studio serta peralatan untuk bikin konten TikTok.

Rajin Membagikan Cerita Pengalaman Orang Lain

Bagaimana kalau Anda rajin-rajin membagi kisah-kisah serupa dengan apa yang saya tuliskan ini?

Agar makin lama persepsinya makin terkoreksi. Bahwa untuk meraih keberhasilan di jalur ini, butuh bakat besar, keunggulan yang unik, yang berbeda dengan kebanyakan penyanyi lainnya.

Selain itu, butuh ketangguhan untuk mengatasi sekian banyak cobaan dan yang tak kalah penting, ada faktor luck. Keberuntungan selalu ada di kisah-kisah sukses para pesohor itu.

Tentunya, sebagai  saudara yang dituakan, Riri seyogianya bisa belajar banyak dari cara Anda menjalani kehidupan ini.

Ajak Kenali Sisi Positif Diri 

Bantu dia untuk mengenali sisi positif dalam dirinya dan beri motivasi untuk terus mengelola apa saja yang harus Riri perbaiki dari dalam dirinya.

Jadi, sejalan dengan makin banyaknya...

Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Anakku Malu dengan Ayahnya yang Tidak Keren

Jadi, sejalan dengan makin banyaknya pengalaman keberhasilan dalam hidup, Riri akan pula memiliki makin banyak cita-cita dan harapan untuk masa depannya.

Tak usah Anda minta ia untuk menghapus cita-citanya untuk jadi penyanyi.

Tetapi, ketika Anda menambahkan banyak peluang yang bisa ia raih, Anda bimbing untuk menapaki hidup yang kompleks ini, mimpinya tak lagi didominasi oleh hanya satu ukuran sukses.

Bisa menyanyi dengan baik tak harus diikuti oleh sebuah harga mati harus jadi penyanyi.

Selama Anda tak terasa sedang memadamkan cita-citanya ini, saya yakin Riri akan masih nyaman berada dekat-dekat dengan Anda.  

Dorong Pertemanan Positif

Selain itu, dorong juga Riri untuk memiliki lingkar pertemanan yang positif, sehingga kemampuan sosialisasinya juga makin membaik.

Ketika ia makin banyak melihat, mendengar, dan bergaul, makin bagus perkembangan kepribadiannya.

Artinya, akan tumbuh rasa bahwa dirinya berharga, bahwa bekerja akan membuatnya makin leluasa mewujudkan mimpi untuk belajar menyanyi, mencari peluang untuk tampil menyalurkan kesenangannya ini.

Membantu Orang Berarti Belajar Memahami

Bekerja samalah dengannya,...

Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Kupikir Sibuk, Ternyata Pacarku Menikahi Perempuan yang Dihamilinya

Bekerja samalah dengannya, karena dengan melakukan ini semua sebenarnya Anda sendiri pun mengasah keterampilan Anda.

Keterampilan untuk lebih mampu memahami orang, memengaruhi orang, juga mengasah sisi-sisi positif diri Anda.

Inilah keuntungan bila kita mau membantu orang lain. Diri kita pun akan makin berkembang secara positif.

Tak lain karena ketika meyakinkan orang, kita sendiri juga sedang meyakinkan diri sendiri.

Bayangkan betapa besar dampak positifnya bila kita membantu Riri agar cinta pada pelajaran di sekolahnya. Agar ia pelan-pelan makin yakin bahwa untuk sukses, jadi penyanyi bukanlah satu-satunya cara.

Mudah-mudahan jawaban saya ini membantu Anda, ya. Salam sehat.(*)