NOVA.ID - Mahasiswa UI Altafasalya Ardnika Basya (23) nekat menghabisi juniornya Muhammad Naufal Zidan (19) gara-gara terlilit pinjol.
Pemuda yang akrab disapa Altaf itu diketahui kerap bermain Crypto untuk mencari tambahan uang.
Namun bukannya untung, Altaf justru harus menanggung utang sebesar Rp80 juta gara-gara Crypto.
Rekan kos Altaf, Akbar mengaku sempat dicurhati soal utang yang menjerat pelaku.
Apalagi, saat dia juga terpaksa menunggak bayar kosan yang ditempati bersama dua rekannya itu.
Melansir Tribun Jakarta, "Sempat ngeluh soal kebingungan dan kepusingan dia cara mencari uang ya," kata Akbar di tempat kosannya di kawasan Kukusan, Beji, Depok, Jawa Barat, Minggu (06/08).
Namun, Akbar menuturkan rekannya itu biasanya hanya sebatas mengeluh saja tanpa meminta masukan untuk membantunya keluar dari masalah yang dihadapi.
Kepada Akbar, Altaf juga pernah bercerita bahwa dia malu jika terus-terusan minta kepada orang tuanya, termasuk untuk membayar utang pinjol yang berasal dari crypto.
"Dia pernah minta ke orang tua tapi dia lama kelamaan kayak gak enak minta sama ortunya terus. Jadi dia mikir untuk menyelesaikan masalahnya sendiri tapi caranya gak pernah dijelaskan ke kita," ujar Akbar.
Kabar Altaf terlilit pinjol pun dibenarkan Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan, mengatakan bahwa hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengakui motif ia nekat menghabisi nyawa korban adalah karena terlilit uang pembayaran kamar kos.
"Pelaku iri dengan kesuksesan korban dan terlilit bayar kosan, serta (utang) pinjol," kata Nirwan.
Baca Juga: Pilu! Karyawati Retail Bunuh Diri Diduga Terjerat Penipuan Pinjol
Berkaca dari peristiwa tersebut, permasalahan keuangan tak jarang membuat seseorang berbuat nekat.
Tak hanya menimbulkan perasaan was-was, utang juga dapat memengaruhi emosi dan kondisi kesehatan mental yang kurang baik.
Lantas, bagaimana utang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan?
Pengaruh Utang Terhadap Kondisi Mental
Permasalahan utang dapat memengaruhi kondisi kesehatan yang kurang baik, hal tersebut ditegaskan oleh Ami Morin, psikoterapis Amerika Serikat sekaligus penulis 'Teh 13 Things Mentally Strong People Don't Do.'
Ia menyebutkan, permasalahan keuangan seringkali menyebabkan kondisi kesehatan mental terganggu.
Amy mengatakan para peneliti menyimpulkan orang yang mempunyai utang berisiko mendapat gangguan mental tiga kali lebih besar dibanding orang yang tidak punya utang.
Depresi stres emosi marah
Memiliki utang secara signifikan meningkatkan kemungkinan gejala depresi.
Dengan kata lain, semakin besar beban utang, semakin besar tekanan psikologisnya.
Utang dan Depresi
Baca Juga: Berkaca dari Korban Penipuan Pinjol yang Bunuh Diri, Kenali Tanda Pinjaman Online Ilegal
Dosen Fakultas Ilmu Sosial University of Nottingham, John Gathergood mengatakan utang sangat terkait dengan depresi dan kecemasan.
Dalam studinya ia menemukan, mereka yang berjuang untuk melunasi utang bisa megalami masalah kesehatan mental, depresi, dan kecemasan yang parah.
Lebih jauh dari itu, stres karena utang tidak hanya berhenti pada si peminjam melainkan juga kepada orang-orang terdekatnya.
Si pelaku peminjaman bisa menjadi sakit hati kepada orang-orang terdekat, karena dianggap tidak bisa membantunya.
Utang bisa membuat seseorang saling menyalahkan satu sama lain, bahkan bisa sampai merusak kepercayaan dan kualitas hidup seseorang.
Utang Mengubah Perilaku Harian Setiap Orang
Banyak orang melaporkan bahwa mereka telah melewatkan perawatan medis, pembayaran perumahan, dan mengubah perilaku pembelian karena tanggung jawab akan utang.
Ada bukti bahwa ketika beban utang berkurang, gejala depresi juga berkurang.
Utang dan Bunuh Diri
Hasil yang paling ditakuti dari depresi adalah bunuh diri.
Dalam sebuah penelitian, utang memainkan peran utama dalam 11 persen pria yang menunjukkan beberapa bentuk perilaku bunuh diri.
Baca Juga: Bikin Resah, Begini Cara Mengatasi KTP yang Disalahgunakan untuk Pinjol
Perasaan putus asa yang luar biasa, yang bagi beberapa debitur bisa sangat menonjol dan luar biasa, tampaknya menjadi penghubung utang dan risiko bunuh diri.
Kebangkrutan dalam dua tahun terakhir sangat diprediksi upaya bunuh diri.
Kontak Bantuan
Keinginan untuk bunuh diri bisa muncul karena depresi dan merasa tak ada orang yang membantu.
Jangan menyerah, kamu tak sendiri.
Jika memiliki permasalahan, terus berjuang dan jangan memutuskan mengakhiri hidup.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan untuk kita bisa bercerita dan meringankan keresahan.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa dan berbagai alternatif layanan konseling, kita bisa mengakses informasi pada website Into the Light Indonesia.
(*)