Niatnya Makan Sedikit Biar Kurus, Kok Malah Makin Gemuk, Ini Kata Ahli

By Rahma, Selasa, 15 Agustus 2023 | 12:02 WIB
Ilustrasi - 5 jenis makanan yang menyebabkan gagal diet (istock)

NOVA.ID - Menurunkan berat badan adalah impian banyak perempuan.

Tak hanya soal estetika, yang terpenting justru demi alasan kesehatan.

Pasalnya obesitas sendiri dianggap sebagai penyakit dan kerap jadi pintu masuk berbagai penyakit serius lainnya.

Namun terkadang orang kerap kali salah saat ingin menurunkan berat badan.

Misalnya seseorang lebih memilih mengurangi porsi makan dalam jumlah ekstrem.

Yang awalnya makan banyak, kini menjadi makan sedikit sekali.

Terkait hal ini Personal Trainer Nick Mitchell, pendiri Ultimate Performance memberi penjelasan.

Nick memperingatkan bahwa melewatkan makan, atau makan dalam porsi kecil, tidak akan membantu tujuan penurunan berat badan.

Saat kelaparan, sering kali orang akan memakan makanan yang cepat saji meski pada dasarnya tidak sehat.

“Begitu banyak dari kita membuat pilihan makanan yang buruk ketika kita membiarkan diri kita kelaparan. Dan pilihan makanan yang buruk menyebabkan penambahan berat badan," katanya kepada Mirror.

"Aturan saya untuk menurunkan berat badan adalah jangan membahayakan diri sendiri dan pastikan Anda makan sesuatu yang bergizi setiap tiga sampai empat jam."

Baca Juga: Tak Cukup Cuma Pakai Skincare, Simak di Sini Tips Diet untuk Menghilangkan Jerawat

Bukan mengurangi lemak

Selain itu, orang kerap kali melakukan diet rendah lemak untuk menurunkan berat badan.

Ketika ingin menjadi kurus, dengan segera mereka mengurangi makan lemak atau bahkan tidak mengonsumsi lemak sama sekali.

Namun pakar diet Dr. Michael Mosley, justru menjelaskan sebaliknya.

Dia menyarankan agar menjauhi diet rendah lemak karena kurang efektif.

Dr Mosley mengungkapkan bahwa sebenarnya hanya ada "sedikit bukti" yang menunjukkan bahwa mengikuti "diet rendah lemak" dapat membantu seseorang menurunkan berat badan.

"Jadi apa yang harus Anda makan? Pilih diet Mediterania, kaya buah dan sayuran, tetapi juga minyak zaitun, kacang-kacangan...," kata Dr. Mosley.

"Ini adalah cara yang jauh lebih baik untuk menurunkan berat badan dan mengurangi risiko penyakit jantung daripada diet rendah lemak."

Meningkatkan asupan protein

Selama sesi tanya jawab baru-baru ini dengan pengguna Mumsnet, Dr. Mosley juga mengungkapkan keyakinan bahwa orang membutuhkan lebih banyak protein dalam makanan mereka daripada yang disarankan oleh pedoman saat ini.

"Ada cukup banyak bukti sekarang bahwa pedoman protein saat ini ditetapkan terlalu rendah, terutama untuk orang-orang seiring bertambahnya usia."

Baca Juga: Hipnoterapi hingga Jadwal Makan, Ini 4 Metode Diet Artis Paling Sukses, Ada yang Turun 80 Kg!

"Seperti yang saya yakin Anda sadar bahwa Anda membutuhkan protein untuk membangun otot, tetapi juga penting untuk kesehatan tulang."

"Saya pria berusia 66 tahun, cukup aktif, dan berat saya 80kg. Saya perlu makan sekitar 100g protein sehari, dibagi rata di antara waktu makan," Dr. Mosley mencontohkan kebutuhan protein.

"Saya penggemar berat lentil, yang murah, penuh serat dan protein, dan ada banyak resep lezat di luar sana. Full-fat Greek yugurt juga merupakan sarapan yang enak, atau makanan penutup (dengan kacang dan buah beri), dan karena disaring mengandung jauh lebih banyak protein daripada yoghurt biasa." (*)