Orang Tua Wajib Peka, Fenomena Anak Mengakhiri Hidup Meningkat, Cegah dengan Cara Ini

By Maulana Wildan Ibrahim, Kamis, 18 Januari 2024 | 17:05 WIB
Cara orang tua dan berbagai pihak mencegah fenomena anak mengkahiri hidup (iStockphoto/miya227)

NOVA.ID - Belakangan ini kita mendengar kabar anak yang menyakiti diri dan mengakhiri hidupnya.

Fenomena ini seolah tidak mengenal usia.

Tidak hanya anak-anak remaja yang duduk di bangku sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama, anak sekolah dasar (SD) pun ada yang bunuh diri.

Kasus anak SD mengakhiri hidup terjadi di beberapa daerah, seperti Pesanggrahan (Jakarta), Pekalongan (Jawa Tengah), dan Denpasar (Bali).

Melansir dari Kompas.id, data yang dihimpun Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berdasarkan hasil pengawasan KPAI menunjukkan, sepanjang 2023, setidaknya terdapat 46 kasus anak mengakhiri hidup di Indonesia.

"Angka ini tidak bisa diabaikan. Sungguh membutuhkan perhatian semua pihak, sejumlah anak mengambil langkah mengakhiri hidup di rumah sendiri."

"Beberapa kasus yang kami temui, seperti di Pekalongan, Buton, Kendari, dan sejumlah tempat, anak diingatkan orangtua karena main telepon pintar, (tiba-tiba) masuk ke kamar, lalu mengakhiri hidup,” kata komisioner KPAI, Diyah Puspitarini, yang juga Ketua Subkomisi Advokasi KPAI, dikutip NOVA dari Kompas.id Kamis (18/1).

Seperti kasus-kasus kekerasan lain pada anak, kasus anak menyakiti diri dan mengakhiri hidup merupakan fenomena gunung es.

Maraknya kasus bunuh diri dalam beberapa waktu terakhir menjadi sinyal peringatan untuk lingkungan sosial maupun keluarga

Orang tua sebagai sosok terdekat dengan si kecil harus turut andil dalam mencegah fenomena anak megakhiri hidup ini.

Sejumlah pertanyaan pun muncul, bagaimana mungkin anak-anak yang masih di usia yang sangat belia, belum mengerti arti kehidupan, bisa menempuh jalan mengakhiri hidup?

Baca Juga: 5 Pendampingan Orang Tua yang Bisa Dilakukan untuk Bantu Anak Lewati Masa Krisis Remaja