Sejarah dan 9 Isian Lontong Cap Gomeh Beserta Maknanya, Dipercaya Bawa Keberuntungan!

By Maulana Wildan Ibrahim, Senin, 19 Februari 2024 | 17:05 WIB
Sejarah dan isian lontong cap gomeh (Dok. Instagram/ezcookingbaking)

 

NOVA.ID - Merayakan Cap Go Meh kurang lengkap tanpa lontong cap go meh. 

Cap Go Meh sendiri merupakan perayaan usai Imlek yang diperingati pada hari ke-15 setelah Tahun Baru China.

Salah satu makanan khas Cap Go Meh peranakan Tionghoa di Jawa adalah lontong cap go meh.

Makanan satu ini memiliki isian yang sangat banyak dan lengkap, bahkan di tiap isian lontong cap gomeh, terkandung makna tersendiri.

Sejarah dan Makna Lontong Cap Gomeh

Ada beberapa versi tentang sejarah hidangan gurih ini.

Melansir dari Indonesia Travel, salah satu sejarah lontong cap gomeh adalah karena para imigran Tionghoa pada abad ke-14 tidak diperbolehkan membawa perempuan.

Maka mereka menikahi perempuan Jawa setempat, sehingga menciptakan budaya Peranakan Tionghoa-Jawa.

Ketika mereka menetap di Jawa, mereka pun menjadi terbiasa dengan masakan tradisional istri mereka.

Sejak saat itu, setiap Tahun Baru Imlek, Yuanxiao (bola nasi) tradisional diganti dengan lontong, kue beras lokal yang kemudian disajikan dengan berbagai masakan Jawa.

Oleh karena itu, Lontong Cap Go Meh dipercaya melambangkan perpaduan dua kebudayaan, yaitu suasana kemeriahan tahun baru dan lambang keberuntungan.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Makanan Imlek 2024, Filosofi, dan Resepnya, Ada Bandeng hingga Lapis Legit!

Di mana bentuk kue beras lontong yang memanjang dikatakan sebagai lambang umur panjang.

Telur yang dimasak sebagai pindang melambangkan keberuntungan dan kuah santan kunyit melambangkan Emas yang melambangkan kekayaan.

Nama Lontong Cap Go Meh sendiri mempunyai sejarah yang melegenda sejak tahun Sam Po Kong atau yang lebih dikenal dengan Laksamana Zheng He pertama kali menginjakkan kaki di Semarang Jawa Tengah.

Di sini ia mengumumkan bahwa ia akan mengadakan kompetisi perayaan Cap Go Meh, siapa yang bisa membuat sup terbaik untuk hari baik itu.

Ketika berita ini tersebar, seorang kepala desa setempat atau Datuk mendengar tentang tantangan ini satu hari sebelumnya, namun dia tetap memutuskan untuk bergabung meskipun waktunya mendesak.

Dia memasak semua yang tersedia di dekatnya dan membuat sup versinya sendiri.

Sam Po Kong mencicipi setiap sop yang diciptakan oleh setiap peserta yang datang dari berbagai daerah, masing-masing dibuat dengan resep khasnya masing-masing.

Saat pemenang hendak ditentukan, Datuk bertanya bagaimana dengan soto yang dibuatnya.

Sam Po Kong kemudian meminta salah satu pasukannya untuk mendaftarkan prestasi Datuk sebagai “Luang Tang Shiwu Ming ”, yang berarti sop dengan berbagai macam bahan ini berada di peringkat ke-15.

Dalam dialek Hokkien, pasukan tersebut mengucapkannya sedikit berbeda menjadi: “Luan Dang Cap Go Mia” yang dia umumkan dengan lantang.

Datuk dan peserta lainnya kemudian berasumsi bahwa Sam Po Kong menamai sup tersebut “Lontong Cap Go Meh” karena hidangan tersebut memang mengandung lontong sebagai salah satu hidangan utamanya.

Baca Juga: Rekomendasi Drama China untuk Ditonton Bareng Sekeluarga, Tak Kalah dari Drakor loh!

Sejak saat itu, soto asli kreasi Datuk ini menjadi terkenal dengan nama tersebut hingga saat ini.

9 Isian Lontong Cap Gomeh

Setidaknya ada 9 komponen dalam satu sajian lontong cap gomeh, seperti dikutip dari laman Indonesia Travel.

  1. Lontong, kue beras memanjang yang dimasak dengan bungkus daun pisang
  2. Opor Ayam atau ayam yang direbus dengan santan
  3. Sayur Lodeh, sup sayur dengan kuah santan
  4. Sambal Goreng Ati, ati goreng yang ditumis dengan cabai
  5. Telur Pindang, telur rebus rasa manis
  6. Koya, bubuk yang terbuat dari udang kering dan kedelai
  7. Sambal Terasi, sambal pedas yang diberi terasi
  8. Acar berbahan dasar cabai rawit mentimun, wortel, dan bawang merah
  9. Kerupuk Udang yang renyah.

Mulanya hidangan mewah ini merupakan hidangan khas yang disajikan dalam tradisi Tahun Baru Imlek, yang masih dilakukan di sebagian besar kota di Jawa Tengah dan Timur, termasuk Semarang.

Namun saat ini, di seluruh Indonesia, Lontong Cap Go Meh disajikan di menu sehari-hari restoran yang menyajikan masakan peranakan dan Indonesia. (*)