Pengaturan Makan Saat Puasa untuk Diabetesi

By nova.id, Jumat, 25 Juli 2014 | 10:43 WIB
Pengaturan Makan Saat Puasa untuk Diabetesi (nova.id)

TabloidNova.com- Santapan yang serbamanis saat puasa maupun Lebaran nanti tentunya harus diwaspadai oleh para pengidap diabetes. Puasa akan membuat penyakit mereka makin tak terkendali jika tidak mengatur pola makan dan pengobatannya dengan teratur (baca: Puasa Bisa Bikin Diabetes Makin Tak Terkendali).

Oleh karena itu, Dr. Benny Kurniawan, Marketing Manager PT Roche Indonesia, menyosialisasikan pola makan "4 Sehat 5 Teratur" selama bulan puasa maupun saat merayakan Lebaran bagi diabetesi. Dalam pengaturan 4 Sehat 5 Teratur ini ada lima hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Edukasi Diabetes: Pada tahap ini harus ada pengendalian gula darah selama berpuasa dengan mengikuti saran serta tetap berkonsultasi dengan tim diabetes seperti dokter, ahli gizi, perawat, dan edukator diabetes. Pada tahap ini dianjurkan pula untuk menjaga berat badan sebesar 5-7 persen, dengan cara rajin bergerak.

2. Aktivitas fisik: Diabetesi dianjurkan untuk tidak melakukan olah raga 1 atau 2 jam sebelum berbuka puasa (sekitar pukul 16.00-17.00). Lakukan aerobik atau jalan kaki, misalnya 150 menit/minggu, dibagi dalam 4-5 hari.

3. Pengaturan makan dengan pola 3J: jenis, jumlah, dan jadwal. Pada bulan puasa, diabetesi dapat mengatur pola makan ke dalam 2 kali makan ringan (saat buka puasa dan tarawih), dan 2 kali makan utama (saat berbuka puasa dan saat sahur). Berdasar jenisnya: 10 persen (saat berbuka puasa), 40 persen (setelah shalat maghrib), 10 persen (sesudah shalat tarawih), dan 40 persen (saat sahur, utamakan mengonsumsi karbohidrat, dan hindari makanan manis. Karena, makanan manis akan menyebabkan cepat kenyang dan cepat lapar).

4. Terapi obat: pada saat berpuasa, obat-obatan yang biasanya diminum pada pagi hari harus diminum saat berbuka puasa. Sedangkan obat yang diminum pada sore hari, diminum saat sahur. Untuk menghindari terjadinya hipoglemik pada sore hari, dosis obat hipoglemik oral (OHO) sewaktu sahur dikurangi menjadi separuhnya saja. Dr. Benny menjelaskan, pada tahap ini konsumsi obat cukup dimodifikasi saja.

5. Swa-Monitoring Gula Darah (SMGD) yang terstruktur: para diabetesi harus mengukur kadar gula darahnya sebelum puasa, dan selama menjalani puasa. Kadar gula darah puasa adalah < 100mg/dL (dewasa muda) atau < 125 mg/dL (lansia/ yang beresiko hipoglikemia). Kadar gula darah 2 jam setelah makan adalah < 140 mg/dL (dewasa muda) atau < 180mg/dL ( lansia/ yang beresiko hipoglikemia).

Selama berpuasa, kegiatan monitoring sangatlah penting. Pemeriksaan gula darah secara mandiri merupakan suatu usaha dalam mengendalikan diabetes bagi diabetesi. Karena dengan mengontrol secara teratur, diabetesi dapat menjalankan ibadah puasa dengan lancar.

Menjelang Lebaran, para diabetesi yang akan melakukan mudik pun dihimbau untuk terus mengontrol gula darahnya. Jika timbul gejala seperti keringat berlebihan, sebaiknya untuk menepi dahulu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Wikkyanto